Chapter 29

783 67 16
                                    

I love you, Ahjussi!

•••

"Chanyeol Ahjussi."

"Hm?"

"Love you."

Biasanya, dia akan menolak, tertawa renyah ataupun mengabaikan kata-kata cinta yang gadis itu utarakan. Tapi, sekarang semuanya sudah berbeda. Chanyeol tak lagi menggenggam ego yang selama ini menjadi dinding tebal yang mengurung hatinya. Dia sudah sampai pada batasnya untuk menahan perasaannya yang kian menggebu-gebu.

Sekarang dia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak tersenyum mendengar ucapan Wendy yang begitu manja dan juga tulus. Chanyeol mengusap pipi berisi Wendy yang begitu menggemaskan, membisikkan kata-kata manis padanya, "Love you too, babygirl."

Wendy terkikik geli. Semakin menempel pada raga kekar sang paman. Menghirup dalam aroma jantan yang begitu mendominasi. Apalagi sekarang dia sedang berada di ranjang sang paman. Wendy yang meminta agar malam ini dia bisa tidur bersama sang paman. Di malam pertama mereka resmi menjadi pasangan kekasih, menghabiskan detik demi detik hanya berdua. Ah, rasa-rasanya Wendy tidak akan pernah bosan menghabiskan waktunya berbaring di kamar sang kekasih.

Chanyeol kembali memanggil namanya, kali ini dengan tambahan kata baru, "Wendy sayang."

"Iya, Ahjussi sayang?"

Tawa lepas sontak keluar dari bibir Chanyeol, "Gombalnya makin lancar ya?" ujar sang pria dengan nada bergurau sembari mencubit gemas pipi berisi Wendy.

"Ehehehe! Iya, dong! Wendy mau gombal-gombalin Ahjussi! Biar Ahjussi makin klepek-klepek sama Wendy!" Wendy tertawa dengan kedua mata menyempit bak bulan sabit. Wendy itu termasuk jenis perempuan yang sangat simpel dan mudah dipahami. Tak perlu menggunakan cara-cara aneh atau menguras dompet untuk membuatnya bahagia. Digoda sedikit dan dibelikan makanan saja. Gadis itu sudah senang bukan main.

Chanyeol mengikis jarak di antara mereka. Menatap kedua mata Wendy yang kini terbuka lebar. Begitu cerah dan juga indah. Membuat pria dewasa itu semakin jatuh ke dalam pesonanya. Chanyeol memajukan wajahnya. Pertama dia mengecup dahi, ujung hidung lalu sudut bibir Wendy yang berwarna pink alami. Ciuman yang semulanya lembut berubah menjadi sebuah lumatan, melumat bibir sang gadis dengan penuh kelembutan. Wendy menutup matanya, tangan mungilnya meremas baju kaos sang paman diiringi oleh suara jantungnya yang berdebar kencang.

"Mnhh ... Mnnh?"

Kadar intensitas semakin terasa. Wendy bingung mau berbuat apa. Hawa panas yang aneh mulai menerpa. Ini bukanlah kecupan kecil yang biasanya berlangsung hanya sesaat. Apalagi saat pria itu melumat bibirnya begitu dalam lalu menyusupkan lidahnya ke dalam rongga mulut. Sontak membuat Wendy terkejut. Lidah sang paman menyisir isi mulutnya dan mengajak lidah Wendy yang begitu kaku dan minim pengalaman untuk ikut bermain bersamanya.

"Mnnh ..." Pada akhirnya dia memilih untuk menerima semuanya dengan tangan terbuka. Mengikuti alur permainan yang Chanyeol buat dan membiarkan pria itu melakukan apa yang ingin dia lakukan. Tarikan lembut di pinggangnya yang ramping membuat tubuh mungil Wendy semakin melekat dengan raga kekar sang paman. Wendy merasa ada reaksi aneh dari tubuhnya. Terutama perut bawahnya yang terasa geli, geli-geli aneh.

Merasa mendapatkan lampu hijau dari sang gadis. Chanyeol sedikit mendorong tubuh mungil Wendy agar tidur terlentang sementara dia beranjak bangkit dan mengurung tubuh mungil itu tepat di bawah tubuhnya.

Chanyeol memutuskan kontak bibir mereka saat ia menyadari gadis itu terengah-engah karena kehabisan nafas. Wendy perlahan membuka kelopak matanya, dengan deru nafasnya yang teramat kacau dan pipinya yang merah merona, memberanikan diri menatap langsung iris gelap sang pujaan yang sudah membolak-balikkan hatinya, "Nghh ... Ahjussi, kenapa perut Wendy terasa aneh?"

Lolita ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang