Happy Reading!🤍
——————————
Ricis menangis, sebenarnya bukan dia tak kuat tapi menahan emosinya yang tak terkendali. Ricis tak tau apa yang dilakukan verrel kini ke salsa mau bongkar rahasianya pun tak apa, ia sudah muak dengan semua ini. Ricis sekarang ada dalam pelukan derry dia sedang memakai jaket yang diberikan derry kepadanya.
"panas gak?" tanya derry dengan nada khawatirnya.
Saat ini memang derry sangat khawatir karena tubuh ricis diguyur kuah bakso panas, terlihat dari muka ricis yang memerah karena panas kuah bakso tadi. Derry juga marah ia akan melaporkan perbuatan ini ke kepala sekolah yang juga ayah salsa. Derry menambah erat memeluk ricis bukan bermaksud modus hanya saja melihat kondisi ricis sekarang.
"e-enggak" ujar Ricis berbohong, derry tau sekarang ricis berbohong terlihat dari matanya. Derry mengeluarkan tatapan dinginnya membuat ricis ketakutan.
Tubuh ricis bergetar. "s-sedikit" ujarnya pelan, derry hanya menganggukkan kepalanya dan menuntun ricis berjalan ke arah UKS. bersama sahabat ricis dibelakang.
Ricis tadi sudah dibelikan baju dan kerudung baru oleh tika dan ella. Karena keadaan baju ricis sekarang basah kuyup.
Ricis menyuruh para sahabat sahabatnya dan derry untuk menunggu di kursi yang disediakan di UKS sementara dia berganti baju di toilet yang ada di dalam UKS, karena memang UKS nya dilengkapi fasilitas toilet."Astaghfirullah, ricis gak boleh dendam gak boleh marah marah. Ingat dendam sama marah jadinya dosa. Pokoknya perbuatan salsa hari ini udah ricis maafin" nasehatnya dalam hati, yang kini dia sedang berada dalam toilet.
Ricis memang sempat kesal sedikit tapi dia mencoba untuk ikhlas menghadapi cobaan yang diberikan Allah kepadanya saat ini. Ia berusaha baik baik saja walau hatinya tidak tenang. Perbuatan salsa ini bisa saja dilaporkan ke polisi karena tindak bullying tapi dia juga ingat kakak kelasnya itu masih sekolah dan sebentar lagi akan lulus, juga bagaimana reaksi orang tua salsa kalau salsa seperti ini? pasti akan sangat kecewa dan malu. Ricis masih punya hati bagaimanpun juga.
Ricis membasuh mukanya dengan air yang dingin supaya tidak terlalu panas, memang ia berbohong kepada derry ia tak mau membuat sahabatnya dan derry khawatir.
Ricis sekarang sudah mengenakan seragam sekolah yang baru. Ia membuka pintu toilet UKS dan berjalan menuju ke arah sahabatnya dan Derry dengan membawa baju kotornya yang sudah ia masukkan ke kantong plastik untuk ia cuci dirumah nantinya, sayang kalau dibuang masih bagus banget katanya. Para sahabatnya pun hanya mengiyakan saja.
"Assalamualaikum!" seseorang membuka pintu UKS dengan tergesa gesa. tatapan Ricis pun beralih ke arah pintu,juga sahabatnya dan derry. Netranya menangkap seoarang pria yang dengan wajah khawatirnya dan ada sedikit emosi didalamnya. yakni Verrel. abangnya yang sedang dilanda kekhawatiran.
Verrel berjalan mendekati ricis, ia membolak balikan badan ricis sedikit kasar membuat ricis meringis kesakitan karena tubuhnya saat ini sedang perih karena kuah panas tadi. Tiba tiba tangan verrel dihempaskan begitu saja, verrel menatap derry dengan tajam. Ricis berjalan mundur ke arah sahabatnya ia takut verrel yang seperti itu, ia seperti iblis yang sedang kesetanan menurutnya.
iblis ya iblis setan ya setan aya aya wae atuh ini penulisnya! batin setan kesal.
"apasih Lo!" verrel menatap tajam derry yang menghempaskan tangannya.
"lo yang apa!"
Verrel tak tau apa yang dimaksud derry sekarang. "Apasih! gue mau ngomong sama adik gue gak boleh?!"
"Adik lu sakit lu gituin, stupid!" geram derry.
"gue apain sih!"
"sadar gak si lu kak?! lu tadi nyengkeram bahu ricis terlalu kasar liat! Ricis jadi takut sama lu sekarang!" jelas chacha.
Verrel menatap Ricis dan benar ricis sekarang sedang ketakutan, dia menyesal karena meluapkan emosinya ke Ricis. Dia merutuki kebodohannya, ia merasa bahwa dia belum bisa jadi abang yang baik buat Ricis, ia tidak bisa menjaga ricis dengan baik.
Verrel mencoba mendekati ricis, ia menatap sendu ke arah Ricis tak ada lagi emosi. "Maafin abangnya ya? maafin abang belum bisa jagain kamu" Verrel mengucapkannya dengan sangat lembut membuat ricis meneteskan air matanya lagi. Ricis langsung berhambur kepelukan Verrel dan mendekapnya erat. "Janji ya? jangan emosi lagi aku gak suka liat abang gitu hiks hiks" ujar Ricis mendongak ke atas menatap abangnya dan menelusupkan kembali kepalanya ke dada abangnya sambil terisak. Baju verrel kini basah dan banyak ingus ricis tapi Verrel tidak memperdulikan itu sekarang ini Ricis lebih penting.
"Janji!" ucap verrel dengan menepuk kepala ricis pelan dan diiringi senyuman tulus. Verrel mengecup kepala ricis dengan kasih sayang sebagai seorang kakak ke adiknya.
"Udah jangan nangis lagi ya? kita obatin dulu muka kamu, merah merah gitu" ujar Verrel menenangkan ricis. Ricis melepas pelukannya dan membersihkan air matanya, ia menatap ke derry ternyata dia masih disitu? ia pikir Derry sudah pergi.
hancur sudah harga dirinya sekarang.
"A-ayo bang" ucap Ricis sedikit gugup kala ia dipandang Derry.
Selesai mengobati wajah Ricis sahabat ricis kembali ke kelas masing masing. Kini tinggal Ricis, Derry dan Verrel. "Bang lu kok bisa disini sih?! bukannya lu ikut ke bandung?" tanya ricis ia penasaran mengapa Verrel tiba tiba ada disini.
Verrel tersenyum. "Firasat gue tadi gak enak , jadi gue langsung balik ke Jakarta" Ricis hanya mengangguk saja. Ricis teringat tadi saat dia ke UKS verrel masih di kantin bersama kakak kelasnya tadi. "Kak lu tadi ngapain kak salsa?!"
Verrel malas untuk membahas itu lagi ia diam tak menanggapi pertanyaan Ricis. Ricis dibuat kesal dengan kelakuan abangnya, ia pun menatap verrel tajam
tapi verrel langsung memalingkan wajahnya. "Bang ih! lu ngapain kak salsa tadiii!""Cuma tampar doang" jawab Verrel dengan nada malas dan juga tidak menatap wajah Ricis, sedangkan Derry hanya menonton saja.
“Cuma tampar lu bilang?! kecewa gue bang!”
——————————
Hai hai ketemu lagi sama aku:)
Gimana gimana part kali ini?Wah kalain hebat udah 850 vote, terimakasih semuanya 🥰
Seneng bangett di part sebelumnya comentnya bagus bagus aku sukaa, nambah semangat aku nulisnya, coment juga ya part kali inii^
Vote, vote, vote! nih aku kasih tutor buat vote : pencet tombol bintangnya aja
Gampang kan? kuy vote nambah pahala loh^^Sampai jumpa di chap berikutnya, pay pay🧚🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARIKSA
Teen Fiction[Sebelum baca sebaiknya follow dulu atuh gaise biar lebih nyaman ehe,Up? kalo ada ide doang] ....... Tiba tiba Ricis tertabrak seseorang yang mungkin kakak kelasnya? tapi kalo dilihat lihat bajunya anak OSIS. "Aduh woi! Kaki gue sakit." Rintih Ricis...