(واحد وعشرين)

475 29 3
                                    

Bunda berusaha tenang. "Are you have birth certificate?" bapak itu mengangguk. Menyuruh istrinya mengeluarkan sertifikat dari dalam tas. Bapak itu menyerahkan sertifikat itu kepada bunda.

Bunda melihat dengan saksama. Semuanya sama. Bunda menghela napas. "But Maryam not here. She is in out of the city,"

Pak Ameer dan Bu Shamsa juga menghela napas. "But can you told us how is Maryam can be with you?" bunda mengangguk.

***

Jakarta, 05.00
Maya mengetuk pintu kedua orangtuanya. Bunda (Dhia) terbangun. Segera berdiri dan membukakan pintu. "Kenapa, sayang?"Dhia tersenyum manis.

"Itu dari tadi ada suara bayi nangis, bun. Maya mau keluar tapi kan kunci pintu ada di bunda,"

Dhia mengangguk. "Ya, udah tunggu sebentar," Dhia kembali masuk. Memakai kerudung dan mengambil kunci. "Ayo," Dhia menggandeng tangan Maya dan mereka berdua pun menuruni tangga.

Ketika sudah diluar rumah, Maya menuntun Dhia menuju tempat suara tangisan itu berada. Tepat dibawah jendela kamar Maya. Ada sebuah kardus. Ketika dibuka oleh Dhia, terlihatlah bayi yang sedari tadi menangis. Dhia mengangkatnya. 

Bayi itu memiliki mata sebiru safir, kulitnya putih, bibirnya kecil dan merah. hidungnya mancung. Tapi tetap saja ketika Dhia mengangkatnya ia tetap menangis dengan keras. Tangan Dhia menyentuh dahi bayi tersebut. Dahinya panas.

"Maya, ayo masuk,"

Ketika sudah masuk rumah, Dhia berlari menuju kamar dan membangunkan suaminya. Suaminya terbangun dengan bingung. "Kenapa, dek?" matanya masih mengerjap, jadi belum terlalu melihat jelas. "Astaghfirullah! Bayi siapa itu, dek?!?" ucap suaminya terkaget-kaget ketika melihat bayi di gendongan Dhia.

"Ini.. entar aja ya jelasinnya. Ayo anterin aku ke rumah sakit. Badannya panas,"

Suaminya hanya mengangguk lalu langsung bergegas mengganti bajunya dan mengambil kunci mobil. "Ayo,"

"Maya gimana?" tanya Alif (suaminya) ketika sedang menuruni tangga. "Ikut aja. Kasihan ditinggal di rumah,"

"Aku ke garasi duluan ya. Kamu panggil Maya,"

Dhia hanya mengangguk. Alif menekan tombol lift. Lift bergerak menuju garasi. Ketika Alif keluar deretan mobil terlihat.

 Ketika Alif keluar deretan mobil terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alif mengeluarkan handphonenya. Membuka aplikasi garasinya dan mengetik kata 'FAMILY' lalu memencet enter. Dengan cepat deretan mobil mewah didepannya berganti dengan mobil-mobil yang biasa ia pakai ketika bersama keluarganya.

Alif memilih mobil fortuner. "Pa!!" Maya tiba-tiba memeluknya dari belakang. "Loh, kok kamu disini?" Maya nyengir. "Ikutt,"

"Iya. Ayo, masuk,"

Alif membukakan pintu mobil untuk Maya. "Pasang sabuk, sayang," ucap Alif mengingatkan sebelum mobil dinyalakan. "Ya, pa,"

Alif membuka kaca mobil. "Mas, Maya.., loh kok Maya disini?" 

Perjalanan Mencari Nya (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang