Umi dan abi pun memeluk Azmi. Azmi tersenyum. Ia menatap Maryam yang menunduk.
Maryam adalah wanita suci. Seperti namanya, Maryam. Ia tidak pernah disentuh seorang lelaki. Lelaki yang ia kenal hanyalah pamannya dan ayahnya. Apakah Maryam yang di hadapanku ini seperti itu? (Az)
🍉🍉🍉
Para orang tua sedang membicarakan tentang pernikahan. Sementara Maryam sedang bermain dengan Ahmad di kolam renang belakang. Maryam hanya mencelup kaki sambil berfoto dengan Ahmad.
"Dek, mbak gak nyangka bakal secepat ini. Mas Azmi gimana, dek?"
Ahmad hanya menggumam tak jelas. Maryam tersenyum lalu mencubit pipi Ahmad. "Mas mu itu sifatnya kayak kakaknya gak dek? Tahu gak dek, Mas Azmi Askandar mirip wajahnya sama Mas Azmi Iskandar. Mungkin Allah mau kasih ganti,"
Ahmad tersenyum menatap Maryam. Maryam menatap gemas Ahmad. "Ihh, lucu banget sih kamu dek..." Ahmad tertawa.
Pintu terbuka. Ada Fatimah dengan Azmi dan juga pelayan yang membawakan beberapa minuman dengan makanan kecil. "Makasih, mbak," pelayan hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Maryamm. Kamu nyusul aku lagi... ihh kesel,"
Maryam terkekeh. "Jangan mengeluh. Mungkin kamu kurang istikharah nya, kali. Tunggu aja. Biar Allah yang atur," Fatimah mengangguk. Ia mengambil Ahmad dari Maryam. Azmi? Dia duduk di kursi selonjoran di belakang mereka.
"Tapi kamu nyangka gak?"
Maryam menatap langit. "Nyangka lah. Wong itu kan wasiat. Tapi gak tahu bakal secepet ini. Hmm, penasaran sikapnya sama kayak Mas Azmi gak ya,"
"Doa aja mbak. Biar gak KDRT,"
Azmi yang mendengar mendelik. Fatimah melihat kebelakang sambil terkikik geli. Tiba-tiba wajah Maryam sudah berada di pundak Fatimah. "Ihh, kenapa..?" terdengar isakan tangis Maryam. "Kangen.. jadi inget pas Mas Azmi ngelamar,"
"Hmm..."
Fatimah ikut mengingatnya. Ya itu mungkin perpaduan antara manis dan pahit. Setelah Maryam menerima lamaran Azmi Iskandar, bunda mendapat telpon bahwa Maya yang sedang hamil meninggal dibawa lari oleh seseorang setelah di aborsi.
"Kak Maya..."
Maryam mengeluarkan dompetnya. Terdapat foto Kak Maya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Mencari Nya (REVISI)
Espiritual"Wasiatku untuk terakhir kali adalah pergi ke Pesantren tempatku dulu. Menikahlah dengan saudaraku, Azmi Askandar" Azmi Iskandar- "Aku seperti melihat engkau yang bangkit kembali," Maryam Hanifah Abidah- "Aku sama sekali tak tahu, Maryam. Ia datang...