Terdengar suara benda pecah dan suara yang menyebut 'astaghfirullah' secara pelan.
"Maryam? Kamu gak papa?"
"Gak papa,"
"Maryam...maaf,"Maryam menghela napas. "Gak papa, Fatimahh.. ini semua kan udah takdir. Kalau kamu mencintai Mas Azmi, terimalah lamarannya. Aku gak papa kok,"
Bohong, Maryam! (M)
"Mar, maafin aku yah. Aku mencintai Mas Azmi,"
"Gak papa, Fatim. Terimalah. Aku tunggu undangannya, yah?"
"Maryamm.. jangan berpura-pura,"
"Gak, Fatim..."
"Baiklah, Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam,"Telpon ditutup. Maryam terduduk. Menaruh hape disampingnya. "Astagfirullah," dia mengusap mukanya. Harus kuat! (M)
Setetes air mata turun. Buru-buru Maryam menghapusnya. Aku gak boleh nangis (M)
Maryam bangkit untuk mengambil wudhu dan sholat. Dia menengadahkan tangannya lalu berdoa, "Ya Allah, kalau memang ini takdirku, saya sebagai hamba hanya bisa menerima dan iklas. Ya Allah, bagaimana dengan anakku? Apakah ia besar tanpa sosok ayah? Kuatkan hambamu yang lemah ini, Ya Allah. Berikanlah keiklasan di hati hamba untuk menerima semuanya, aaamiin,"
🍉🍉🍉
Arfa berulang kali melihat jam di tangannya. Mana Maryam? (Ar)
Dia mengernyitkan dahi. Ahh sudahlah, tunggu saja. Lagipula aku tidak ada acara yang menunggu lagi (Ar)
Arfa melihat ke arah pintu cafe. Akhirnya datanglah seorang wanita bermata biru. Dia melihat sekeliling, lalu Arfa melambaikan tangannya. Dengan segera wanita itu menghampiri Arfa. Dia menarik kursi lalu duduk.
"Maaf ya dok. Saya ganggu, ya?"
"Nggak, nggak. Saya lagi gak ada acara kok. Kosong,"Arfa tersenyum manis. "Dok, saya pengen cerita. Boleh kan? Saya gak punya orang buat dengerin cerita saya," Arfa mengangguk. "Ceritain aja, Maryam. Kamu terlalu banyak menderita,"
"Soal Kak Maya,"
✉️✉️✉️
Assalamualaikum,
Selamat ya Maryam. Udah hamil lagi, ya? Cepet banget sih istriku hamil lagi... subur, ya. Aamiin. Sayang, kamu gak rindu aku lagi kan? Gimana kabar Azmi? Aku kangen kalian. Insya Allah aku disini baik-baik aja kok.
Kamu udah dengar cerita Dokter Arfa, kan? Maaf, Maryam. Aku sudah menyelidiki duluan soal Maya. Dan akhirnya aku menemukannya. Sedikit sih, tapi gak apa-apa kan?
Dek, aku lupa bilang. Soal warisan aku juga sudah persiapkan. Perusahaan boleh atas nama kamu. Ada juga sebidang tanah di blitar. Itupun aku sudah atas namakan kamu, dek.
Soal Maya. Aku telah menemukan lokasi tempat tinggal. Di Probolinggo. Aku tidak bisa memberi tahu terlalu detail.
Suatu saat kamu akan bertemu dengan Maya, dek.
Sabar ya. Dan maafkan aku tidak bisa memberi tahu lebih lanjut. Aku sudah janji, dek. Dan maafkan aku juga telah membohongi kamu soal Maya. Maaf.
Azmi Iskandar-
✉️✉️✉️
Sudah bulat tekadku. Aku akan ke Blitar, untuk memastikan tanah tersebut. Dan Probolinggo tepatnya.
"Maaf, ya, sayang. Bunda gak bisa pulang dulu. Kerjaan bunda banyak. Besok pagi bunda baru bisa pulang,"
"Gak papa, bun. Aku cuman mau minta izin. Insya Allah besok subuh aku naik kereta,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Mencari Nya (REVISI)
Espiritual"Wasiatku untuk terakhir kali adalah pergi ke Pesantren tempatku dulu. Menikahlah dengan saudaraku, Azmi Askandar" Azmi Iskandar- "Aku seperti melihat engkau yang bangkit kembali," Maryam Hanifah Abidah- "Aku sama sekali tak tahu, Maryam. Ia datang...