Kami memasuki kamar. Kamarku--ralat-- bukan sekarang menjadi kamar kami berdua. Telah di dekor menjadi serba merah. Di dinding terdapat foto pernikahan kami yang baru saja dicetak oleh bunda. "Mas, adek mandi dulu, ya,"
Mas Azmi hanya mengangguk. Aku memasuki toilet. Tanganku yang pendek berusaha mencapai ristleting gaun. Aduhh... masa aku udah tambah gendut sihh? Dengan ritsleting setengah terbuka aku keluar toilet. Mas Azmi yang tengah main hape melihatku.
"Kenapa, dek?"
"Huhu... tolong bukain ristletingnya, mas," pintaku.Mas Azmi tertawa. Ia bangkit menujuku. "Adek tambah gendut aja," aku mengerucutkan bibirku. "Bercandaaaa,"
Mas Azmi selesai membuka restletingku. "Ehhh," aku memegangi gaun agar tidak terjatuh. Mas Azmi kembali tertawa. Aku hanya berjalan kikuk ke toilet.
🍉🍉🍉
"Mimpi apa aku," ucapku sambil masih mengingat kejadian tadi. Aku berfoto ria di kamar baru. Besok subuh kami akan balik ke rumah. Biarlah Maryam disini dulu.
Aduhh gerah. Gak bisa nahan. Aku mandi diluar deh. Akhirnya aku mandi di kamar mandi kolam renang. Sampai kamar, Maryam sudah tidur. Mungkin dia kelelahan. Aku memakluminya.
Kerudungnya aku lepaskan perlahan. Terlihatlah rambut panjangnya. Aku tersenyum. Begitu cantiknya istriku ini. Aku mulai tidur di sampingnya. Melihatnya tertidur lelap membuatku tersenyum.
Pelan-pelan aku membelai rambutnya. Tanganku membelai pipinya. Lama-lama aku memeluknya. "Terimakasih.. untuk semuanya," bisikku lembut di telinganya.
🍉🍉🍉
"Dekk.."
Mataku mengerjap. Mas Azmi tersenyum. Ia mengulurkan tangannya. "Ayo, sholat subuh dulu. Abis itu siap-siap ya kita mau balik ke Blitar," aku menerima uluran tangannya. Ketika aku berdiri Mas Azmi mencium kepalaku. "Wudhu dulu,"
Selesai wudhu dan sholat subuh aku melihat koperku. Lalu membukanya. "Hmm? Mas udah beresin baju adek?" Mas Azmi mengangguk. "Tadi pas tahajjud. Takutnya nanti kamu capek,"
"Makasih,"
Aku memeluknya. Mas Azmi mengusap rambutku. "Dek.. mandi gih. Mas udah mandi dari tahajjud. Mas mau ke bawah dulu, ya. Nanti jangan lupa sarapan,"
Aku hanya mengangguk. Rasanya beruntung mempunyai suami yang perhatian. Aku mencium punggung tangannya sebelum ia pergi. Lalu mengambil handuk dan mandi.
🍉🍉🍉
Bunda sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Maryam. Tadi Azmi sudah sarapan sendiri. Sekarang menantunya itu sedang di teras. Tinggal menunggu Maryam turun. Ohh... ya Fatimah. Udah bangun belum, ya? (B).
Bunda meninggalkan sepiring nasi goreng dengan susu putih itu. Menuju kamar Fatimah. Maryam turun. Dia melihat meja makan yang terdapat sepiring nasi goreng dan susu putih. Bunda mana? (M).
Maryam menarik kursi. Ia duduk dan mulai makan. Nasi goreng dan susu putih pun habis. Maryam hendak keluar. "Mbak!!" Maryam menengok. Fatimah yang baru tidur memeluk Maryam.
"Bakal kangen.. dech.."
Maryam tersenyum. "Maryam juga bakal kangen Fatim," Fatimah tersenyum. "Jangan lupain Fatim. Fatim bakal temenin bunda, kok. Nanti main ke sini loh," Maryam mengangguk. Tak terasa air mata turun dari mata Maryam.
Pelukan mereka makin erat. Bunda yang melihatnya tersenyum. "Jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Fatim satu-satunya sahabat Maryam..." Fatimah mengangguk. Ia ikut menangis. Akhirnya mereka selesai berpelukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/210948319-288-k509745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Mencari Nya (REVISI)
Spiritual"Wasiatku untuk terakhir kali adalah pergi ke Pesantren tempatku dulu. Menikahlah dengan saudaraku, Azmi Askandar" Azmi Iskandar- "Aku seperti melihat engkau yang bangkit kembali," Maryam Hanifah Abidah- "Aku sama sekali tak tahu, Maryam. Ia datang...