"Mbak mau kemana?" tanya Fatimah ketika melihat Maryam rapih-rapih. "Mau ke apotik," Fatimah berguling di kasur. "Ngapain?"
"Ehh.. beli vitamin,"
Mata Fatimah melihat Maryam. Maryam menelan ludah. "Ohh. Dianterin sama siapa?" Maryam mengangkat bahu. "Dahh. Jaga diri. Assalamualaikum," Maryam menutup pintu.
"Waalaikumussalam,"
🍉🍉🍉
Ada ojek gak ya disekitar sini? (M)
Maryam melamun. Tanpa sadar ia berjalan mendekati seseorang dan menabraknya. "Aduhh.. maaf," Maryam mengusap kepalanya yang bertubruk dengan dagu orang itu. Orang itu melihat Maryam. "Mau kemana?"
"Ehh, Mas Ahkam. Ngapunten, tadi Maryam gak lihat ada Mas Ahkam di depan,"
Maryam menunduk. Ahkam hanya tersenyum kecil. "Kowe belum jawab pertanyaan kulo," Maryam melihat wajah Ahkam. "Pertanyaan opo, Mas?" Ahkam tertawa.
"Kuping kowe ngopo? Kulo tanya mau kemana?" Maryam tersenyum kikuk. "Hehe. Ngapunten mas... buru-buru soalnya. Kulo mau ke apotik,"
"Hmm? Siapa yang sakit?"
"Ora ada yang lara, mas. Cuman mau beli vitamin,"
"Ohh. Pergi sama sopo?"
"Sendiri. Ini mau cari ojek,"
"Biar kulo aja yang anter, ya?"Maryam kaget. "Ora opo-opo mas. Kulo repotin Mas Ahkam melulu.. Jadi gak enak.." Maryam menunduk. "Gak apa-apa. Kulo juga lagi kosong," Maryam menatap Ahkam. "Beneran, mas?" Ahkam mengangguk. "Ya... udah. Matur nuwun mas,"
Ahkam tersenyum. "Yoh. Sebentar, ya. Kulo ambil motor dulu," Maryam mengangguk. Ahkam pergi mengambil motor. Maryam menunggu di tempat sambil melihat-lihat.
Tak lama Ahkam datang sambil mengendarai motor. "Mas. Mas bisa gak kalau saya duduknya nyamping?" Ahkam mengangguk. Lalu Maryam naik. Mereka pun jalan.
🍉🍉🍉
"Mbak, test pack sama vitamin satu, ya," mbak apotik hanya tersenyum sambil mengangguk. Ia mengambilkan apa yang diminta Maryam. "Totalnya 50.000, ribu, ya, mbak," Maryam mengeluarkan uang pas. Lalu, mbak apotik menyerahkan apa yang diminta Maryam. "Terimakasih,"
Maryam berlalu. Ia mengambil test packnya dan memasukkan kedalam tas. Kini benar-benar ia masukkan dalam-dalam. Malu kalau ketahuan Mas Ahkam. Maryam mendorong pintu apotik. "Sudah belinya?" Maryam mengangguk. "Nih, vitaminnya," Maryam mengangkat plastik bening berisi vitamin.
"Ayo,"
Di jalan, Maryam mengetik pesan pada Dion. Ternyata semalaman Dion nge-spam Maryam. Maryam hanya memberi emotikon tangan maaf (🙇). Lalu tiba-tiba seseorang memberi pesan.
📱📱📱
?:
Mbak, mbak lagi di Pesantren Nurul Qodim, kan?Maryam:
Iya. Kenapa? Ini siapa??:
Ini Lili, mbak. Saya ketemu test pack mbak di jalan. Lalu saya kirim ke alamat pesantren. Mungkin sudah sampai.Maryam:
Heh? Iya? Makasih ya. Kok kamu tahu alamatku?Lili:
Aku tahu karena aku ngelacak hape mbak.Maryam:
Ohhh. Ya udah terimakasih ya. 🙇🙇🙇Lili:
Iya, mbak. Gak apa-apa. 😊😊😊📱📱📱
"Umm, mas,"
"Kenapa?"
"Mas suka rasa apa?"
"Suka semua rasa,"
"Owhh, oke,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Mencari Nya (REVISI)
Spiritual"Wasiatku untuk terakhir kali adalah pergi ke Pesantren tempatku dulu. Menikahlah dengan saudaraku, Azmi Askandar" Azmi Iskandar- "Aku seperti melihat engkau yang bangkit kembali," Maryam Hanifah Abidah- "Aku sama sekali tak tahu, Maryam. Ia datang...