(أربعة)

2.3K 62 1
                                    

(Fatimah Picture on the top)

🍉🍉🍉

13.00
Fatimah sedang memakai lipstik di bibirnya. Maryam yang sedang bermain hape melihat Fatimah. "Tim gak usah norak. Nanti kita ternyata di ajak Mas Ahkam ke pasar. Emang kowe ora malu?"

"Biarin. Biar serasa artis loh mbak,"

Maryam hanya tertawa kecil "Yo wis. Terserah kowe!!" Fatimah hanya tersenyum. "Mbak aku wis rampung. Yuk jalan," Maryam mengangguk. Ia menaruh hapenya di tas pinknya. 

Mereka berjalan keluar. Di gerbang sudah ada Jhe, Ahkam, Azmi, dan Aban. Mereka tertawa geli ketika melihat Fatimah. "Tim, Tim. Make up mu ketebelan. Sini aku tak rapihin," Jhe mengambil tisu. Lalu mengelapnya ke muka Fatimah. "Nah.. udah kamu cantik Fatim,"

"Hah? Beneran aku wis cantik?" Fatimah melihat mukanya di cermin. "Loh, ini kan muka aku biasa aja," 

"Iya. Muka kowe tanpa make up pun udah apik, Tim,"
"Ohhh. Yo wis lah ayo kita berangkat!" Fatimah mengepalkan tangannya ke atas.

"Kita tunggu dua tamu istimewa kita,"

Setelah Ahkam berkata seperti itu dari kejauhan terlihatlah mobil mengarah ke sini. Dan mobil itu akhirnya masuk ke pesantren. Dia.. eh bukan deng.. mereka turun. Ternyata itu adalah Syakir dengan Wirda.

"Assalamualaikum jomblo sejamanku!!" teriak Syakir girang.

Ahkam dan Azmi segera berlari lalu memeluk Syakir. "Bang, nanti ada yang keluar loh dari negeri tomat,"

"Wihh siapa tuh?"

Ahkam menunjuk Azmi. "Calonnya wis teko," Syakir menatap Wirda. "Kui?" Ahkam mengangguk. Azmi langsung mendorong kepala Ahkam. "Hehe. Ndelok pipine. Abang," Ahkam tertawa.

Azmi menutupi pipinya. Syakir dalam hati  bertanya. Abang? Ohhh merah... (S)

"Kaya tomat," Aban ikut-ikutan.

Wirda hanya tersenyum kecil. Ia menatap Maryam. "Sopo?" Maryam tersenyum. "Maryam," Wirda ikut tersenyum. "Wirda,"

"Mbak, aku ora disenyumin. Biar mbak kenal kulo!"

Wirda terkekeh. "Oke. Nih kulo senyum," Fatimah ikut tersenyum. "Fatimah. Panjangnya Fatimaaaaahhh,"

Mereka semua tertawa akan guyonan Fatimah. "Yo wis. Ayo berangkat. Kita bagi 2 ya. Azmi karo kulo. Sama Maryam sama Fatim. Jhe, Wirda karo Aban dan Syakir, yo!" mereka semua mengangguk mendengar instruksi Ahkam.

Ahkam sudah menyewa mobil. Jadi mereka tak merepotkan pesantren karena meminjam mobil terus. "Mas. Mas nyewa mobil?" Ahkam hanya diam. "Mas, jawab. Diam berarti iyo, ya, mas,"

Tiba-tiba Maryam mengeluarkan sejumlah uang. Ya, kira-kira 600 ribu. "Ini, mas. Dari kita bertiga," 

"Ehh? bertiga?" Fatimah dan Azmi kompak bertanya.

"Udah. Biar kulo bayarin. Gak usah bayar lagi,"

"Maryam, beneran?" Fatimah.
"Ehh??" Azmi.

"Beneran! Wis diem aja,"

Akhirnya mereka berdua diam. Uang diterima Ahkam. Maryam memang berhati baik.

🍉🍉🍉

"Tim.. Fatimah!!'

Mata Fatimah mengerjap. Dia duduk. "Wis sampe?" Maryam mengangguk. "Ngendhi?" Maryam mengeluarkan hape. "Surabaya. Tugu pahlawan," Fatimah langsung duduk. "Waahhh.  Aku turun duluan, ya," Maryam mengangguk.

Perjalanan Mencari Nya (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang