(Jhe picture on the top)
🍉🍉🍉
"Mbak. Ini kok mbak sama Azmi?" Ahkam dengan Azmi yang ber-gajebo langsung bangun mendengar ucapan Fatimah. Maryam melihatnya. "Hmm? Emang kenapa?" Maryam menyeruput es tehnya yang sudah datang.
"Belum halal loh mbak. Tempelan pipi lagi,"
"Ya itu mah biasa aja. Dari mana belum halal? Orang udah halal, kok,"Azmi yang sedari mendengarkan sambil meminum es tehnya hampir keluar dari mulutnya. Udah halal? Dari mana? (A)
"Mbak. Yang bener lohh,"
"Bener, Tim. Masa mbak bohong? Kita kan suami-istri,"Ahkam kaget. "Suami istri? Kan kalian belum nikah," Ahkam ikut berkomentar. "Ada apa sih ribut-ribut? Ide kulo gak lancar, nih," Wirda menutup laptopnya. Dengan sedotan ia mengaduk es tehnya. "Ini loh mbak. Masa kata Mbak Maryam, dia udah nikah sama Azmi. Ada fotonya lagi,"
Wirda melihat wallpaper layar utama Maryam. "Ini Azmi? Azmi Askandar?" Maryam menggeleng. "Almarhum suamiku, mbak. Azmi Iskandar," semuanya yang kening mengerut menjadi biasa saja.
"Kamu gak kasih tahu aku kalau ini suamimu,"
"Udah kukasih tahu, kok,"Akhirnya rawon setan pun datang. Mereka makan dengan khusyu' dan tenang.
🍉🍉🍉
Malam tiba. Mereka ber-8 sedang berada di jembatan Suramadu. Ahh, tumben jembatannya lagi sepi. Fatimah yang biasanya dengan Maryam kini tengah berselfie ria dengan yang lain. Dimana Maryam? Dia sedang menyendiri. Jauh sekali dengan kerumunan. Dia berpikir.. indah sekali melihat Kota Surabaya dengan suaminya. Sayang Azmi Iskandar telah diambil dulu oleh Allah karena penyakit lambungnya.
Ahh.. indah sekali.. (M)
"Indah, ya?" Maryam mengangguk. Seseorang itu merangkul Maryam dan menyenderkan kepala Maryam ke bahunya. "Aku harap aku mendapat kesempatan sekali lagi, ya?" Maryam kini tersadar. Siapa yang disebelahnya?
Dia melihatnya. Dion?!?! (M)
Dion tersenyum licik. Dia segera memegang tangan Maryam dengan erat. Dan yang kalian harus tahu... Dion tidak sendiri. Maryam meronta-ronta. Tapi sayang kini pegangan Dion lebih kuat dari sebelumnya.
Dion membawa Maryam ke dalam mobilnya. Kaca jendela yang pertamanya dibuka buru-buru ditutup oleh Dion.
"TOLONG!!!!" teriak Maryam sebelum kaca mobil benar-benar tertutup sempurna.
🍉🍉🍉
JDDAAGG!
Jantungku berdebar kencang. Dengan segera aku langsung terduduk sambil memegangi dadaku. Aban menghampiriku. "Mi, gak apa-apa?" aku menggeleng. Ikatan batin kembali. Ada apa sebenarnya dengan yang memiliki setengah batinku?Ahkam menghampiri Aban dan Azmi. "Kenapa?" Aban menjelaskan. Ahh, aku benar-benar gak bisa ngomong. Aku benar-benar capek tanpa sebab.
Fatimah tiba-tiba datang. "Mas.... itu.." Fatimah menunjuk-nunjuk sebuah tempat. Wirda, Jhe, dan Syakir juga ikut. "Coba tenang dulu. Kita gak bakal ngerti apa yang kowe omongin,"
"Mas, mbak. Tolong... Maryam.. hilang,"
🍉🍉🍉
Di mobil, Fatimah tak henti-hentinya menangis. "Udah Tim jangan nangis. Doain biar Maryam baik-baik aja," aku akhirnya menenangkan Fatimah. "Mas enak bilang kaya gitu. Maryam itu amanahnya Cinta, mas. Amanah bunda juga. Kalau dia gak ketemu aku harus bilang apa sama Cinta terlebih bunda,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Mencari Nya (REVISI)
Spiritual"Wasiatku untuk terakhir kali adalah pergi ke Pesantren tempatku dulu. Menikahlah dengan saudaraku, Azmi Askandar" Azmi Iskandar- "Aku seperti melihat engkau yang bangkit kembali," Maryam Hanifah Abidah- "Aku sama sekali tak tahu, Maryam. Ia datang...