2 hari berturut-turut Mas Azmi selalu pulang telat. Aku tidak kejadian ini terulang lagi untuk ketiga kalinya. Tanpa sepengetahuan Mas Azmi aku bergerak menuju kantor Mas Azmi. Bersama supir agar aku tidak sendirian.
Gedung tinggi menanti kedatanganku. Aku menatapnya. Bismillah.. semoga semua baik-baik saja. Pintu otomatis terbuka. Dan yang pertama aku lihat adalah dia. Si pegawai baru. Dia menunduk ketika melihatku. "Assalamualaikum, bu,"
"Waalaikumsalam. Kenapa masih disini?"
Dia membalas dengan senyuman. "Lembur, bu. Ibu sendiri?" aku menghela napas. "Tanpa saya jawab pun kamu pasti tahu, kan?" dia mengangguk. "Permisi," aku mengangguk dan mempersilakannya pergi.
🍉🍉🍉
Maryam melangkahkan kaki menuju lift. Memencet tombol. Menunggu sebentar dan akhirnya masuk kedalam lift. Dan lift tiba-tiba berhenti. Lampu pun mati. Maryam langsung terduduk dengan mata terbelalak. Astagfirullah.. kenapa ini? (M)
Dengan tangan bergetar Maryam mengaduk-aduk isi tas. Mencari hapenya. Setelah ketemu, jari-jarinya menekan sebuah nomor. "Halo. Assalamualaikum," suaranya bergetar menahan tangis. Akibat lift yang berhenti tiba-tiba.
JDUG!
"Astaghfirullah!"
"..."
"Mass.. ini liftnya berhenti tiba-tiba. Terus kayak ada suara jatuh dari atas lift. Tolong, mas.."
"..."
"Belum. Tapi adek minta tolong ya, mas,"
"..."
"Ya, makasih, mas. Assalamualaikum,"
"..."5 menit setelah telpon dimatikan lift akhirnya bergerak kembali. Maryam mengucap syukur dalam hati. Lift pun akhirnya sampai di lantai yang ia tuju. Maryam keluar dari lift. Dengan cepat Maryam menemukan ruangan suaminya.
Maryam berdiri di depan ruangan suaminya itu. Aneh. Kalau memang suaminya masih di dalam, kenapa lampu dimatikan? Ruangan itu benar-benar gelap. Seperti tidak ada orang. Apakah dia harus menelpon untuk memastikan bahwa ada orang di dalamnya?
Maryam menggeleng pelan. Tangannya mendorong pintu. Sakelar ia pencet. Ruangan itu terang. Mata Maryam terbelalak. Tasnya jatuh. Tangannya menutup mulutnya. Ya Allah.. apa ini? (M)
Azmi yang menyadari bahwa istrinya melihat itu semua buru-buru berdiri dan menggandeng tangan istrinya. Mengajaknya untuk keluar. Maryam masih sadar. Buru-buru ia melepas tangan Azmi dari tangannya.
Tapi Azmi masih berusaha. Tangannya mengusap lembut pipi istrinya. Maryam melepas tangan itu dari pipinya. "Jangan pegang aku, mas! Apa mas tak tahu malu?!?! Sudah berzina di depan istrinya dan masih ingin memiliki istrinya?" Maryam berusaha membendung air matanya. "Maryam, ini tak seperti apa yang kau pikirkan!"
Maryam diam. Air matanya akhirnya turun. Dia mulai terisak. Azmi menghela napas. "Apakah aku harus menjelaskannya disini?" Maryam menggeleng. "Di dalam saja. Biar dia juga menjelaskan,"
Jam menunjukkan 10 malam. Dan di ruangan Azmi, tiga orang sedang duduk.Dengan ekspresi tegang. "Siapa yang mau menjelaskan terlebih dahulu?"
"Biar aku,"
Maryam mengangguk. "Pegawai baru itu yang menggodaku. Bukan aku, sayang. Percayalah," mata Maryam menatap pegawai baru tersebut. Dia menghela napas. "Mi-mi-minum dulu, bu," pegawai tersebut menyodorkan sebuah cangkir.
Maryam mengambilnya dan menatapnya sebentar. Mulutnya menyeruputnya sedikit. "Aku ingin mendengarnya darimu," pegawai itu mengangguk dengan sedikit keringat di dahinya. "Nama saya Putri Adzkiyya Khaira. Saya.."
Ya Allah perutku...! (M)
Maryam tiba-tiba meremas perutnya. Dia langsung bersandar di dinding. Azmi yang melihatnya langsung terlihat panik. Ia menatap Maryam dan Adzkiyya. "Apa yang telah kamu lakukan?" dia tersenyum sinis. "Istrimu hamil, pak. Mungkin dia terkena efek teh hijau yang aku beri. Terimakasih atas malamnya. Assalamualaikum,"
![](https://img.wattpad.com/cover/210948319-288-k509745.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Mencari Nya (REVISI)
Spiritual"Wasiatku untuk terakhir kali adalah pergi ke Pesantren tempatku dulu. Menikahlah dengan saudaraku, Azmi Askandar" Azmi Iskandar- "Aku seperti melihat engkau yang bangkit kembali," Maryam Hanifah Abidah- "Aku sama sekali tak tahu, Maryam. Ia datang...