Jeyka mengejar langkah Vee yang beberapa langkah di depan nya.
"Kau tidak lihat, Lisa sedang dihukum."
"Terus?"
Jeyka membelak tidak percaya dengan balasan Vee. "Kau tidak peduli padanya?" Tanya Jeyka.
"Dia dihukum karena membuat kesalahan," ucap Vee dingin.
"Setidaknya tunjukan rasa peduli mu padanya. Kasihan Lisa," ujar Jeyka.
Vee menggeleng pelan dan berjalan cepat meninggalkan Jeyka. Lagipula ia tidak salah. Lisa dihukum karena dia berbuat kesalahan, dan Lisa harus mempertanggung jawabkan kesalahan nya.
🐯🐯🐯
Lisa mengelap peluh di keningnya. Sudah 20 menit ia berdiri di bawah terik matahari, dan sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi. Lagi-lagi Lisa melewatkan pelajaran matematika. Kalau begini terus, Lisa tidak akan mengerti apa-apa nantinya.
Guru yang menghukum Lisa berjalan menghampirinya, dengan sebuah rol kayu ditangan nya.
"Ulurkan telapak tangan mu," ucap Guru itu. Lisa mengulurkan telapak tangan kanan nya.
Lisa meringis pelan saat rol kayu itu mendarat sempurna di telapak tangan nya. Telapak tangan nya memerah saat itu juga.
"Lisa, ini sudah mau ujian semester, dan kau belum membeli buku matematika, bahasa, dan pengetahuan. Kau berniat sekolah apa tidak! Beasiswa sudah meringankan mu, lalu masalahnya apa lagi?!" Lisa hanya diam menunduk, tidak berani menatap Guru itu.
Guru itu menghela nafas nya.
"Ini terakhir kalinya saya mendapat laporan seperti ini lagi. Kau bisa kembali ke kelas." Lisa mengangguk dan melangkah pergi.Lisa menatap telapak tangan nya yang memerah, ia meringis saat merasa nyeri. Sudah berulang kali ia mendapatkan pukulan itu.
Lisa berhenti saat Jinny menghadang nya. Gadis itu memasang senyum mengejek kearahnya.
Jinny berjalan mengitari Lisa dan tertawa.
"Orang miskin sepertimu tidak seharusnya bersekolah disini. Lihat, kau bahkan tidak bisa membeli buku," ucap Jinny. Teman-teman Jinny— Runa dan Kayla tertawa.Lisa hanya diam saja. Dia cukup sadar diri.
"Jinny, biarkan dia pergi. Kita harus menemui kepala sekolah," ucap Yeri— salah satu teman Jinny. Diantara mereka berempat, Yeri lah yang tidak pernah membully Lisa. Bahkan dia selalu tersenyum kepada Lisa.
Jinny mengangguk dan melangkah pergi. Saat berpapasan, Jinny dengan sengaja menabrak bahu Lisa.
Lisa mengusap dadanya, dan kembali berjalan. Ia sedikit berlari saat bel istirahat berbunyi.
Lisa masuk kedalam kelas dan duduk di bangkunya. Lisa menelungkup kan kepala nya di lipatan tangan.
"Lisa, kau baik-baik saja?" Tanya Anne.
Lisa menoleh dan mengangguk.
"Aku baik."Anne meletakan sebuah minuman dan snack diatas meja. "Kau tidak mau?" Tawa Anne pada Lisa.
"Hanya orang bodoh yang tidak mau makanan gratis," ujar Lisa lalu tertawa pelan.
Anne sahabat yang sangat baik. Selama ini, Anne lah yang benar-benar selalu ada untuknya. Lisa bukanlah anak orang kaya, ibunya hanyalah seorang pelayan di sebuah restoran. Terkadang, ibunya juga bekerja sebagai tukang cuci dan setrika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Away [END] ✅
Novela Juvenil"Terkadang aku bertanya pada diriku, kenapa kau bisa menyukaiku." -This story is mine. Dont plagiarisme.-