Hari sudah gelap. Lisa dan Jinny baru sampai di apartemen beberapa menit lalu. Lisa melangkah keluar dari kamar mandi dengan sebuah handuk kecil untuk mengeringkan rambut nya.
"Lisa, tadi ada telfon dari Vee," ucap Jinny menyerahkan ponsel Lisa.
Lisa mengambil ponselnya, dan mengecek panggilan masuk.
"Kau menjawabnya?" Jinny mengangguk.
"Apa yang kau katakan?" Tanya Lisa menatap Jinny.
Jinny mengetuk dagu nya sedang berpikir.
"Aku bilang kau sedang mandi. Dia bisa menghubungi mu tahun depan," ucap Jinny.Lisa berdecak dan menjitak kepala Jinny.
"Kau tau kan–""Aku tidak tau, dan tidak mau." Jinny langsung saja meninggalkan Lisa yang masih kesal padanya.
Kemudian, Lisa menekan tombol hijau untuk menghubungi Vee. Tidak berapa lama, panggilan terhubung.
"Lisa? Apa kabar? Aku merindukan mu."
Lisa mengernyit heran saat suara yang menyapa nya dari balik sana, bukan lah suara Vee. Melainkan suara seorang gadis, dan suara itu mirip sekali dengan—
"Risya?"
"Hihihi... Kau mengingatku ternyata. Sudah lama tidak bertemu denganmu. Kau tidak merindukanku?"
Lisa menggeram kesal.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa ponsel Vee ada padamu?"Disana, Risya terkekeh pelan.
"Menurutmu? Coba kau pikirkan? Aaa... Vee, kau sudah selesai mandinya? Baiklah, aku menunggu. Lisa, aku tutup dulu ya.. bye,"Panggilan pun berakhir. Lisa menjatuhkan ponselnya ke lantai. Tanpa ia sadar, air matanya jatuh begitu saja, hatinya sakit. Walaupun ia tidak berkata apapun, tapi pertanyaan di kepala nya.
Apa yang Risya lakukan disana? Dan, Vee baru selesai mandi? Apa yang mereka lakukan? Berarti Risya sedang bersama Vee.
"Lisa kenapa kau tidak—" ucapan Jinny terhenti saat Lisa berdiam dengan tatapan kosong. Jinny juga terheran saat gadis itu menangis dalam diam.
"Lisa?" Jinny mengguncang tubuh Lisa pelan.
Lisa tersadar dari lamunan nya. Ia mengusap air matanya, dan tersenyum paksa pada Jinny.
"Ada apa? Kenapa kau menangis?" Tanya Jinny.
Lisa menggeleng pelan. "Aku tidak apa. Vee hanya tidak menjawab panggilan ku, makanya aku menangis," ucap Lisa mengambil ponselnya.
"Ck. Lupakan saja pria seperti itu. Mungkin saja, saat ini dia sedang sibuk dengan wanita lain. Kau tau, hubungan jarak jauh itu tidak ada yang sehat. Maksudku, pasti salah satunya pasti selingkuh. Apalagi dia seorang pria," ucap Jinny merangkul Lisa.
"Sudah lupakan saja. Lebih baik kita cari makan saja. Aku lapar," ucap Jinny.
😼😼😼
Sudah tiga bulan berlalu. Semenjak hari itu, Lisa tidak lagi menghubungi Vee. Ia mengganti nomor dan email nya. Bukan tanpa alasan, tetapi ia hanya ingin mengobati luka nya, dan berusaha mengerti. Ia berusaha untuk tidak salah paham, dan itu membutuhkan waktu.
Lisa menatap kamera nya yang baru saja menangkap gambar Jinny. Walaupun pikiran nya sedang kacau, ia tetap profesional dalam pekerjaan. Lisa tidak pernah mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Away [END] ✅
Roman pour Adolescents"Terkadang aku bertanya pada diriku, kenapa kau bisa menyukaiku." -This story is mine. Dont plagiarisme.-