"Kau sudah kelihatan cantik, Lisa. Berapa kali lagi kau akan becermin?" Ucap Jinny yang merasa jengah melihat Lisa tidak berhenti becermin.
Lisa memegang dada nya. "Aku merasa gugup. Jantung ku rasanya ingin keluar," ucap Lisa.
Jinny memutar bola matanya malas. "Saat kau memberi bekal pada Vee dulu, kau tidak merasa gugup. Kenapa sekarang kau merasa gugup?"
"Ayolah, kalian hanya bertemu saja, bukan melakukan hal lain," ucap Jinny.
"Hal lain? Apa maksudmu?" Tanya Elang menubruk pembicaraan Lisa dan Jinny.
"Urusan wanita."
"Urusan wanita," ujar Elang meniru Jinny. Jinny berdecak kesal.
Lisa tertawa pelan. "Sudah, jangan bertengkar lagi. Aku sudah terlambat, aku pergi dulu, bye," ucap Lisa.
"Hm, hati-hati dijalan." Pesan Jinny. Lisa mengangguk dan melangkah pergi.
"Dia mau pergi kemana?" Tanya Elang.
"Bukan urusan mu," ucap Jinny ketus dan meninggalkan Elang.
"Bukan urusanmu. Dia gadis yang menyebalkan," ucap Elang.
😼😼😼
Lisa melihat sekitar taman yang kosong, tidak ada satupun di sana. Ia pikir akan ramai, ternyata tidak. Bahkan taman itu tampak seperti kuburan yang sepi. Lisa merogoh saku rok nya mencari ponsel nya, ia mengerut saat tidak menemukan ponsel nya.
Lisa menepuk jidatnya. "Astaga, aku lupa," ucap nya.
"Kau lupa apa?" Lisa terlonjak kaget dan menoleh kebelakang. Ia mendesah pelan saat menemukan Vee berada dibelakang nya.
"Vee, kamu membuatku kaget saja," ucap Lisa. Vee terkekeh pelan dan mengusap kepala Lisa lembut.
"Selamat, kau semakin dekat dengan kematian mu," ucap Vee memberi sebatang coklat pada Lisa.
Lisa menganga tak percaya. Bisa-bida Vee berkata seperti itu. Walaupun begitu, ia tetap menerima coklat itu.
"Kamu mendoakan aku cepat mati ya?!"
Vee menggeleng. "Tidak."
"Terus, kenapa berkata seperti itu?"
"Aku hanya ingin," ucap Vee mengedikkan bahu nya.
Lisa berdecak kesal. "Kamu tidak pernah berubah, selalu saja mengejekku," ucap Lisa mempoutkan bibirnya.
Vee menyentil bibir Lisa pelan. "Tidak usah seperti itu. Kau terlihat jelek," ucap Vee.
"Kan, kamu mengejekku lagi."
"Tidak, tidak. Kau cantik."
"Sungguh?"
"Uhm,"
"Aku cantik?"
"Iya, Lisa."
"Sangat cantik?"
Vee menghela. "Kau tidak secantik itu."
Lisa memutar bola matanya kesal. "Mana hadiahku?" Tanya Lisa menadahkan tangan nya pada Vee.
"Tidak disini," ucap Vee sambil merogoh sagunya dan mengambil sebuah kain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Away [END] ✅
Fiksi Remaja"Terkadang aku bertanya pada diriku, kenapa kau bisa menyukaiku." -This story is mine. Dont plagiarisme.-