"kau sudah bertemu, Lisa?"
"Sudah."
"Lalu kenapa kau menelfon ku? Sejak tadi kau hanya diam saja. Apa mau mu sebenarnya" Tanya Jeyka sedikit kesal. Sejak tadi Vee tidak menelfonnya, pria itu hanya diam saja.
Jeyka semakin kesal lagi, karena tugas skripsinya belum selesai. Padahal Vee sudah selesai, dan ia, masih terjebak di tempat menyebalkan ini.
"Apa 'dia' baik-baik saja?" Tanya Vee.
"Hm. Risya merawatnya dengan baik. Kapan kau akan mempertemukan nya?"
"Aku tidak tau pasti. 'dia' harus sembuh terlebih dahulu," ucap Vee menghela nafas pelan.
"Kau benar. Apa ada lagi yang ingin kau katakan? Karena aku sedang si–"
Vee langsung mematikan panggilan nya sebelum Jeyka menyelesaikan kalimat nya. Tidak ada yang ia ingin tanyakan, jadi ia mematikan panggilan itu saja. Sedangkan disana, Jeyka berdecak kesal, bahkan ia sampai melempar ponsel nya.
Vee membuka laptop nya saat beberapa pesan email masuk. Tidak sia-sia selama ini ia belajar, buktinya, cabang perusahaan ayah nya yang berada di Amerika berkembang pesat. Sekarang perusahaan itu sudah menjadi milik Vee. Tanpa bantuan ayahnya, ia mengelola perusahaan dengan baik.
Vee juga pemilik salah satu rumah sakit disana. Ia memang lebih sering bekerja di kantor daripada di rumah sakit. Jeyka pernah mengatakan "Vee tidak ada gunanya belajar kedokteran. Karena pada dasarnya, dia akan bekerja di perusahaan ayah nya."
😼😼😼
"Jin ganti gaya mu. Gaya itu sudah biasa," ucap Lisa.
"Namaku, Jinny."
"Terserah. Ganti gaya, wait, Elang, bergabung dengan Jinny," ucap Lisa menatap Elang.
"Aku?" Elang menunjuk dirinya sendiri. Lisa membalasnya dengan anggukan. Dengan senang hati Elang bergabung dengan Jinny. Pemuda itu berdiri disamping Jinny dan merangkul nya.
"Kau–"
Crek.
"Selesai. Aku akan mencetak nya untuk kalian," ucap Lisa terkekeh pelan, dan berlalu pergi.
"Lisa!!"
Lisa tertawa saat ia mendengar teriakan kesal Jinny. Ia kembali melihat foto mereka dikamera nya. Benar-benar serasi. Sepulang bekerja, ia akan pergi untuk mencetak foto itu, dan memberikan nya pada Elang dan Jinny.
"Kenapa kau kesal. Itu hanya foto," ucap Elang santai.
"Hanya foto kepala mu. Bagaimana kalau itu tersebar? Reputasi ku akan hancur nanti," ucap Jinny menghentakkan kakinya kesal.
Elang terkekeh pelan. "Aku ini tampan. Reputasi mu tidak akan hancur. Tenang saja," ucap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Away [END] ✅
Novela Juvenil"Terkadang aku bertanya pada diriku, kenapa kau bisa menyukaiku." -This story is mine. Dont plagiarisme.-