Vee menghela nafas merasa muak pada pria yang berada disebelah Lisa. Ia bangkit dari duduk nya dan tiba-tiba saja menarik Lisa, dan membawa nya pergi dari sana.
"Hey, kau mau membawa Lisa kemana?! Woi!!" Teriak Elang.
Jinny kembali menginjak kaki Elang, kini dua kali lipat lebih kuat. "Kau diam saja," ucap Jinny penuh penekanan.
Lisa hanya pasrah saat Vee menariknya pergi entah kemana. Lisa yakin kalau pria itu sedang marah, dan jika Lisa mengatakan sesuatu, ia akan dimarahi nanti.
"Vee, kaki ku sakit." Keluh Lisa saat kakinya sudah merasa pegal. Padahal ia baru saja berjalan sebentar. Percayalah, Lisa sedang berbohong sekarang.
Vee langsung menghentikan langkah dan berbalik menghadap Lisa. Ia berjongkok dihadapan Lisa, dan menyingkap sedikit rok gadis itu.
"Bagian mana nya sakit?" Tanya Vee.
"Pergelangan kakiku," ucapnya.
Vee memutar tubuh nya dengan posisi masih jongkok. "Naik."
Lisa mengerut bingung. "Kemana?"
"Ke pesawat." Lisa menyengir. Ia langsung memeluk Vee dari belakang, dan setelah gadis itu berada dipunggung nya, Vee berdiri.
Lisa memeluk Vee erat. Sangat jarang kekasihnya ini menggendong nya seperti ini. Lisa meletakkan dagunya di bahu Vee dan mengamati pria itu dari samping.
Banyak perawat dan perempuan lain yang menatap iri Lisa. Bahkan beberapa dari mereka berbisik tentang keromantisan mereka berdua.
"Rasanya menyenangkan menjadi pusat perhatian seperti ini," ucap Lisa.
Vee melirik kearah Lisa. "Biasa saja."
"Tentu saja bagimu biasa, tapi tidak untukku."
"Vee."
"Ehm?"
"Kita mau pergi kemana?" Tanya Lisa saat mereka keluar dari area rumah sakit. Ia pikir mereka berdua akan pergi naik mobil. Tidak masalah sih, ia lebih suka digendong seperti ini.
"Kemana saja."
"Aku sedang serius, Vee."
"Aku juga serius padamu."
Lisa berdecak kesal. "Kamu nggak asik," ucap Lisa cemberut.
Vee tertawa pelan. "Ini hukuman ku."
"Hukuman? Hukuman apa?" Tanya Lisa bingung.
Vee tersenyum tipis. "Kemarin dan hari ini aku sudah membentak mu. Dan ini adalah hukuman ku. Aku akan membawa mu jalan-jalan dengan seperti ini," ucap Vee.
"Kamu sangat manis," ucap Lisa semakin mengeratkan pelukan nya dan dia tersenyum dengan lebarnya.
"Kalau aku manis, pasti aku sudah dikerumuni semut."
"Kalau gitu, kamu sangat tampan."
"Itu baru benar."
Lisa tertawa mendengar itu. Mereka yang belum mengenal Vee dengan baik, pasti mereka mengatakan Vee dingin dan tidak berperasaan.
Lisa akui, Vee sedikit tidak berperasaan dan sangat menyeramkan saat marah. Tapi disisi lain, Vee sangat manis. Walaupun pria itu tidak banyak berbicara, namun ia bisa membuat jantung Lisa berdetak tidak karuan. Lisa sangat bersyukur karena mengenal Vee, dan menjadi bagian dari hidup pria itu.
Vee adalah sesuatu yang sangat Lisa syukuri, dan lelaki itu adalah jawaban dari doa-doa nya selama ini.
"Vee, kenapa Tuhan menciptakan Hawa sebagai pasangan Adam?" Tanya Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Away [END] ✅
Ficção Adolescente"Terkadang aku bertanya pada diriku, kenapa kau bisa menyukaiku." -This story is mine. Dont plagiarisme.-