"Kau tidur di kasur, biar aku dilantai saja," ucap Lisa sembari mengambil bantal yang pernah ibunya pakai beserta selimut.
"Kau saja yang di atas kasur, biar aku-"
"Tidak. Kau pasti tidak terbiasa. Sudah tidak apa-apa. Jangan canggung seperti itu."
Jinny mengangguk pasrah. Ia membaringkan tubuhnya begitu juga dengan Lisa.
Akhirnya pun, mereka berdua masuk kedalam mimpi. Walaupun Jinny, awalnya kesusahan tidur, akhirnya ia terlelap.
😼😼😼
"Ini pakai seragam ku dulu." Lisa mengulurkan sebuah seragam pada Jinny.
Jinny merimanya.
"Maaf merepotkan mu. Tapi, apa boleh aku tinggal bersama mu untuk beberapa hari?"Perkataan Jinny sukses menghentikan Lisa dari kegiatan menyusun bukunya.
"Tidak masalah. Tapi, rumah ku tidak besar, pasti kau kesulitan nanti," ucap Lisa.
"Lebih baik aku disini, daripada kembali ke rumah itu."
"Baiklah tidak masalah."
Jinny tersenyum senang.
Hari ini dirinya memakai barang-barang Lisa. Yang dulunya ia mewah, sekarang jadi sederhana. Tapi itu tidak masalah untuknya.
Mulai dari seragam, sepatu dan tas, Lisa memberikan nya pada Jinny. Walaupun tidak baru, semua itu masih layak pakai.
Sepatu dan tas yang saat ini dipakai Jinny, hanya beberapa kali ia pakai, karena itu pemberian ibunya, jadi terlalu sayang untuk ia pakai. Tapi sekarang, teman nya sedang membutuhkan, jadi Lisa berikan saja.
Lisa dan Jinny turun dari bus yang mereka naiki. Mereka berjalan bersama, membuat semua murid heboh. Mereka tidak percaya dengan pemandangan ini. Jinny yang dulunya sangat membenci Lisa, sekarang berjalan bersisian dengan nya.
"Aku pergi luan ya. Sampai nanti," ucap Lisa melambaikan tangan pada Jinny. Jinny membalasnya dengan senyuman tipis.
Lisa berlari kecil ke kelas nya. Ternyata berita ia berangkat bersama Jinny, sudah sampai ke teman sekelas nya.
"Lisa, bagaimana bisa kau dekat dengan Jinny?"
"Hm, bukankah dia membencimu? Bagaimana bisa?"
"Ceritakan pada kami."
Lisa gelagapan saat teman kelas nya, menyerbu dirinya dengan berbagai pertanyaan.
"Cerita nya sangat panjang. Dua puluh empat jam tidak akan cukup." Lisa langsung berlari dan duduk di bangkunya. Seperti biasa, Anne sudah duduk di sana. Dengan sebuah komik dan earphone.
"Ternyata dia masih marah." pikir Lisa.
"Wah, Lisa. Kau sudah dapat teman baru ternyata. Pasti kau akan melupakan ku dan Anne," ucap Risya dengan lelehan kecil.
Lisa menjawab nya dengan senyum terpaksa. Lisa melirik Anne yang ekspresi nya tampak kesal.
"Anne, kita harus mencari teman baru. Sepertinya Lisa akan meninggalkan kita. Yaaa, teman memang seperti itu, saat mendapatkan teman yang baru, maka yang lama akan ditinggal," ucap Risya dengan nada sinis. Ia berusaha memanas-manasi Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Away [END] ✅
Novela Juvenil"Terkadang aku bertanya pada diriku, kenapa kau bisa menyukaiku." -This story is mine. Dont plagiarisme.-