"Ja, Raja!" Teriak Jihan. Dia mengejar Raja yang berjalan beberapa meter darinya.
"Ha?"
Jihan mengatur napasnya sebelum berbicara. Sepertinya setelah ini dia bakal mendaftarkan diri untuk lomba lari. Cukup kencang juga larinya.
"Itu, kemarin kamu ke kompleks rumah aku?" Tanyanya.
Raja mengerutkan keningnya, seingatnya kemarin dia berada di basecamp.
"Gak. Kenapa? Lo halu ngeliat gue?" Jihan merinding. Lalu siapa yang seminggu ini selalu melihatnya dari kejauhan?
"Kenapa? Ada yang ngikutin lo?" Tanyanya.
Jihan menggeleng cepat. Mungkin hanya orang iseng atau kebetulan punya teman di kompleks perumahannya.
"Aneh lo," Dia merangkul Jihan agar berjalan bersamanya.
"Jangan gini, orang-orang pada ngeliatin kita." Kalau bukan rasa keponya, Jihan juga malas menghampiri Raja secara langsung. Meski mereka berdua sekarang cukup dekat, Jihan masih menghindari Raja di tempat keramaian.
"Kenapa sih? Bukannya kita sering gini?" Raja berbisik ditelinga Jihan.
Jihan mendorong wajah Raja lalu kabur. Dia sadar diri, Raja hanya ingin berteman dengannya. Semakin dia dekat dengan Raja semakin besar rasa berharapnya. Dia tidak ingin itu terjadi.
Raja mengedikkan bahunya dan melanjutkan perjalanan menuju kelas. Beberapa murid cewek memberinya cemilan yang diterima dengan senang hati oleh Raja.
"Kak Raja," Raja bersandar di kusen pintu kelasnya. Menunggu cewek yang memanggilnya berbicara.
"Emm... Ituu, ak-aku suka sama Kak Raja!" Teriaknya. Raja terkejut dengan teriakan gadis itu. Dia bahkan sampai terhuyung.
"Ja-jadi, aku udah lama suka sama Ka Raja. Kakak mau gak jadi pa-pacar aku."
Entah ini pernyataan cinta yang keberapa, dia tidak sempat menghitungnya. Dia bahkan lupa sama orang-orang yang menyatakan cinta.
"Gimana ya, gue udah pacaran sama Andika dan Sapta. Gue takut mereka cemburu terus ngamuk ke elo," Tolaknya ngawur.
Gadis itu meremas ujung roknya, dia malu karena sempat berteriak tadi dan malu dengan penolakan Raja.
"Ka-kakak gak mau berpikir dulu? Aku bakal berikan Kakak waktu buat berpikir."
Cibiran dari sekitar tidak dia pedulikan."Nama lo siapa?"
"Lara Kak,"
"Gue gak butuh waktu. Gue hanya gak bisa nerima orang yang bahkan tidak memberikan kesan pada gue."
"Maksudnya?"
Raja menggaruk kepalanya, "Gue kalau suka orang pasti dari awal pertemuan. Lo ngerti 'kan? Udah mau bel lo masuk ke kelas sana." Raja meninggalkan gadis itu. Kemungkinan dia bakal menangis sih.
"Alasan nolak lo anti mainstream banget," Sejujurnya Andika kesal dengan Raja. Lelaki itu selalu membawanya dan Sapta jika menolak cewek.
"Mereka gak percaya gue ada pacar,"
Sapta merebut cemilan Raja.
"Bukannya lo emang gak ada pacar?"
"Ya bener juga. Tapi, bodo amat."
--
Jihan tampak mondar-mandir di depan tempat tidurnya. Ditangannya tergenggam ponsel.
"Ajak gak ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Splendor King
Novela JuvenilCerita tentang Raja yang bertemu kemegahan. "Raja dan kemegahan tidak bisa dipisahkan itulah mengapa kamu tercipta untuk aku. Selamanya Raja akan selalu bersama Kemegahannya." -Braga Raja Mahardika. --- "Kemegahan akan selalu bersama Raja. Kalau...