Chapter 12

1 0 0
                                    

Seperti biasa Jihan bakalan parkir Vespa kesayangannya di tempat biasa.

Dia menunggu Risa yang sedang menyebrang. Gadis itu turun dari mobil yang Jihan tidak pernah liat. Mungkin ganti mobil baru.

"Pagi Jihan," Sapa Risa semangat.

Jihan tertular semangat. Dia menggandeng Risa, "Pagi juga. Semangat banget kamu."

"Iya dong. Harus semangat, eh lo udah denger Raja sakit?"

Jihan menaikkan alisnya bingung. Raja sakit? Padahal semalam mereka masih chattan dan juga sempat vc.

Duh, Jihan jadi malu ingat semalem.

"Gue liat di grub fanbase-nya Raja," Jihan ber-wow ria, saking terkenalnya Raja sampai ada grub fansnya.

"Enggak tau juga. Dia gak bilang apa-apa," Risa terkejut tapi kemudian berdehem menggoda, "Emangnya dia harus bilang sama lo? Hubungan lo sama dia apa sih?"

Bukannya menjawab, Jihan malah langsung masuk ke kelas. Dia melewati Tito yang menatapnya sinis.

"Heh Tito, mau gue colok mata jelek lo?!" Tantang Risa.

Tito mendengus, "Hello? Siapa lo?" Risa makin jengkel dengan sikap buruk Tito.

Risa menendang kaki Tito hingga lelaki itu menjerit kesakitan. Risa bergumam 'Banci'.

Jihan menepuk pundak Risa, "Gak usah diladenin. Biarin aja."

Cewek berambut panjang itu menarik-hembuskan napasnya. Betul, orang suka marah lobang pantatnya lebar.

"Lo masih facial treatment 'kan? Gue ada nih dokter yang bagus. Kali aja lo cocok,"

Jihan mengeluarkan bukunya dan kotak berisi peralatan tulis.

"Aku lagi di tempatnya dokter Nirmala. Maminya Raja,"

Risa yang baru mencatat soal mengehentikkan kegiatannya. Sebenarnya sejauh mana hubungan keduanya.

"Atas usulan siapa?" Matanya memicing.

Jihan mendorong wajah Risa. Malu diliat seperti penjahat.

"Temen Mama anaknya wajahnya kayak aku juga terus dia treatment disitu dan berhasil. Wajahnya udah bagus sekarang,"

Risa mengangguk, "Oh. Kirain."

Percakapan keduanya tidak berlanjut lagi karena aktifitas belajar-mengajar sudah berlangsung.

"...Page 17 kalian artikan lalu kerja questionsnya."

Jihan membaca cerita yang begitu panjang, sebenarnya dia tidak terlalu cakap di Bahas Inggris. Dia bisanya Bahasa Belanda dan Korea sedikit.

"Risa, bawa kamus gak?" Tanyanya.

Risa menggeleng, "Translate di gugel aja. Otak lo lagi mampet ya?"

Jihan menepuk keningnya. Eh, tapi 'kan dilarang menggunakan ponsel saat pembelajaran.

"Tapi..."

"Pake aja, gak bakal ketahuan. Lagian 'kan demi pembelajaran. Lo harusnya belajar Bahasa Inggris kalau mau kuliah di luar."

Bahu Jihan melemas, "Iya. Nanti."

Dia membuka ponselnya sembunyi-sembunyi. Matanya langsung disuguhkan dengan notifikasi chat dari Raja.

Raja:

|Lo gak mau jenguk gue?
|Maksudnya pulang sekolah lo jenguk gue?

Splendor KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang