Pangeran membuka kamar Raja dengan kasar. Kak--babunya itu seperti menanggung utang milyaran rupiah.
Capek Pangeran liat tingkah Raja, kalau gak liat takutnya dia nabrak sesuatu. Kan pusing.
"Lo habis ngutang sama siapa sih?!" Pangeran menendang botol parfum yang berceceran di lantai. Raja manusia paling absurd yang pernah Pangeran temui. Jika orang bakal menghambur barang-barang atau makanan, Raja beda sendiri. Cowok itu menghambur botol-botol parfumnya.
Jika ditanya kenapa dia menghambur botol parfum dia jawab biar keliatan estetik. Gila 'kan?
"Lo nendangnya jangan kenceng! Kalo sampe pecah gue ambil semua koleksi prangko kuno punya lo!" Lagi ada masalah saja sempat-sempatnya mikir cuan.
Pangeran bertolak pinggang melihat kacaunya wajah Raja. Eits, wajah kacau Raja tentu beda dengan wajah kacau orang biasa. Meski kacau wajahnya tetap glowing dan cerah. Shining, shimering, splendid poko'e.
"Weh, gue kasih tau Mami lo beli wine. Mampus lo gue aduin." Pangeran sempat melihat ujung botol anggur kesukaan Raja.
Pangeran berjinjit demi menghindari botol-botol kaca parfum koleksi Raja.
"Anjing!" Raja mengejar Pangeran. Kalau Maminya tau bisa perang rumahnya. Kalau diluar Maminya tidak tau ya asal jangan di bawah ke rumah aja. Tapi, ceritanya Raja 'kan lagi kacau. Biar kayak di tv-tv kacaunya badass banget.
"Mami... Masa Raja--
"Apa sih lo?! Dasar kang cepu!" Pangeran menjulurkan lidahnya begitu masuk di dalam lift. Raja terpaksa berlari menuruni tangga menuju lantai--tunggu, Maminya lagi dimana ya?
Bodo amat. Pertama-tama dia harus mengecek di lantai dua dimana kamar kedua orang tuanya. Begitu sampai di lantai dua tidak ada siapa pun dia akhirnya turun ke lantai satu dengan secepat kilat.
"Krist, Mami gue dimana?"
Krist—pengikut setia Papinya menunjuk halaman belakang.
Raja berlari, resiko punya rumah gede ya gini. Bikin encok.
Dia bisa melihat dari balik sekat kaca Maminya dan Papinya lagi duduk di depan kolam renang. Tapi dia tidak melihat sosok Pangeran.
Dia membuka pintu penghubung. Saat berada di depan keduanya, dia mengatur napas.
"Hahh... Huuhh Pang-eran mana?" Tanyanya terengah-engah.
James menunjuk di belakang Raja. Pangeran berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya dalam saku.
"Kok gue duluan sampe?"
Pangeran melewati Raja cuek, "Ogah gue lari-larian. Bikin capek aja."
Raja mengelus dadanya. Berarti Pangeran belum memberitahu kedua orang kesayangannya.
Pangeran duduk di lounger-kursi pantai-sambil memainkan ponselnya. Dia bisa melihat Raja yang seperti mencuri perhatian Maminya.
"Mi, Raja masa---
"Mam, Raja pengen deh beli mobil baru." Potongnya cepat. Tatapan tajam mengarah pada Pangeran.
James menepuk lounger disampingnya agar Raja bisa duduk bersamanya. Dibukanya tabloid berisi mobil-mobil terbaru.
"Raja mau mobil yang gimana? Papi baru liat lamborghini udah launching produk terbarunya." James menunjuk mobil mewah berwarna hitam legam.
"Itu di garasi udah penuh lho, masa beli baru lagi. Pakai yang ada aja." Mala mendelik tidak suka pada anak dan suaminya. Enak saja beli mobil baru padahal mobil yang ada sudah banyak.
"Untuk koleksi. Mami aja beli tas dan perhiasan padahal udah punya banyak." Cibirnya.
Mala berdecak. Raja itu kalau dikasih tau ada saja jawaban yang bikin orang malas debat lagi.
"Mam, Raja punya sebotol--
"Apasih lo?! Gue lempar sendal nih!" Ancamnya.
Pangeran membuat wajah yang menurut Pangeran sangat mengejeknya. Sialan, punya saudara mulut bocor kayak Pangeran bikin Raja gondok.
"Gini deh, kita buat penawaran. Deal?"
Raja mengangkat alisnya satu, "Penawaran apa? Gue gak mau ya yang aneh-aneh."
James dan Mala yang tidak tau apa-apa saling pandang.
"Kalian mau bikin penawaran buat apa?" Tanya James serius.
"Gak papa kok Pih. Biasa urusan anak lelaki,"
"Beliin gue pulau pribadi. Gue mau yang mewah terus---
"Otak lo lagi menggantung di pohon?! Ngaco lo kalo ngomong!" Raja terkejut sampai berdiri. Dia menatap Pangeran dengan pandangan yang sulit diartikan.
James menyimpan tabletnya, kali ini dia mulai serius. "Pangeran kenapa minta Raja beliin pulau?"
"..."
James menatap Raja, meminta penjelasan. Biasanya kalau buat kesalahan keduanya saling menutupi dan buat perjanjian. Tapi, belum pernah ketahuan langsung olehnya. Krist yang biasa menyampaikan.
"Jujur aja sih," Ucap Mala santai.
"Jangan pulau, gue gak ada duit. Yang lain."
James melotot pada Raja, "Jujur sekarang dan besok sama aja. Papi juga bakalan tau cepat atau lambat,"
'Setidaknya gue bisa kabur kalau ketahuan besok,' Batin Raja.
Pangeran menimbang-nimbang perkataan Raja. Dia sedang tidak ingin apa pun lagi.
Ah, Pangeran ingat.
"Kasih Jihan ke gue."
Saat mau menyetujui Raja langsung terbeliak. Jihan? APA KATANYA?!
"Maju sini lo brengsek, gue bikin rempeyek ya badan lo!" James menarik baju Raja yang hampir menubruk Pangeran.
"Raja dan Pangeran duduk di bawah!" Titah James.
Atas titah James, Raja dan Pangeran duduk bersimpuh di lantai.
"Pengakuan dosa, SEKARANG!" Raja jadi ngeri dengar suara berat James.
"Pangeran gak buat apa-apa," Kepalanya menunduk.
Raja melirik tajam pada Pangeran.
"Ngapain kamu ngelirik Pangeran? Buat pengakuan kamu sekarang!" James berkacak pinggang.Mala tertawa di tempatnya. Dia bahkan sempat-sempatnya mengabadikan moment ini.
"Raja..."
James dan Pangeran menunggu yang akan dikatakan Raja.
"Aduhh, perut Raja sakit mau boker. Nanti aja ya pengakuan dosanya, Raja bener-bener pengen berak." Badan Raja menggeliat seperti belatung.
"Jangan nyari alasan kamu Braga, cepat buat pengakuan sekarang!"
Badan Raja menegang. Duh, kalau dia jujur bakalan dia apain ya. Apalagi mengingat Maminya yang sangat sensitif dengan alkohol.
"Raja--Janji dulu Mami jangan marah." Mala mengerutkan keningnya, "Kok Mami?"
"Janji aja dulu,"
"Oke..." Gak janji, lanjutnya dalam hati.
"Raja ada anggur di kamar--tapi belum sempet diminum kok. Suer," Raja menunjukkan dua jarinya. Tanda Peace.
Oh God, ekspresi Maminya seperti ingin membuangnya ke Pluto.
#prayforRaja
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Splendor King
Teen FictionCerita tentang Raja yang bertemu kemegahan. "Raja dan kemegahan tidak bisa dipisahkan itulah mengapa kamu tercipta untuk aku. Selamanya Raja akan selalu bersama Kemegahannya." -Braga Raja Mahardika. --- "Kemegahan akan selalu bersama Raja. Kalau...