5. Lingkaran Setan

13 4 0
                                    

“Aduuh Ma! Ma! Pelan-pelan!”

Salma menggeleng-gelengkan kepalanya. Putra sulungnya ini kalau sedang sakit memang seperti anak kecil.

“Sabar. Cuma sakit dikit kok. Salah kamu juga, gak bisa jaga kesehatan,” ujar Salma dengan nada sindiran.

Tak sampai satu menit berlalu, jeritan Alan kembali terdengar. “Aduh Mama! Sakit! Pelan-pelan mijatnya!” Dan Salma hanya membalasnya dengan sebuah kekehan.

“Sukurin! Salah siapa begadang mulu!” cibir Lana yang tengah duduk di sebelah Salma.

“Begadangnya Kakak kan ada manfaatnya,” elak Alan. Dirinya tak mau diam saja ketika diberi cibiran oleh sang Adik.

“Manfaat apa? Bikin lingkaran hitam di mata kayak Panda?” Salma kembali mengomel, sementara Alan hanya mampu menghela napas. Mau mengelak juga tak bisa, nyatanya di matanya kini memang terdapat lingkaran hitam karena sering begadang beberapa minggu terakhir.

“Maaf Ma.” Hanya itu yang mampu Alan katakan.

Salma menghela napas. “Oke, Mama maafin. Tapi, hari ini kamu harus tidur sebelum jam sepuluh, awas kalau lebih, masuk angin lagi Mama gak mau mijetin,” tutur Salma dengan ancaman di akhir kalimatnya.

“Tapi Ma, Alan mau belajar. Sama hafalan dan murojaah juga, masih banyak yang belum Alan tahu, Alan masih mau tahu banyak hal, waktu Alan akan terbuang kalau Alan tidur,” bantah Alan dengan sedikit rengekan ala anak kecil.

Salma menggeleng tegas. “Membiarkan kamu begadang demi belajar, kalau Mama biarkan kamu seperti itu terus, sama aja Mama masukin kamu dalam lingkaran setan!”

Alan membantah lagi, “Tapi Ma. Belajar itu hal yang wajib.”

Salma kembali menggeleng. “Alan, kamu kenapa sih? Dua minggu terakhir kok jadi fanatik sama kegiatan belajar? Sampai lupa sama kesehatan kamu. Kamu tahu? Ada orang yang hilang akal gara-gara kebanyakan belajar. Kamu mau jadi kayak gitu? Ingat, niat baik kalau dilakukan berlebihan, bakal jadi tidak baik Nak.

“Ibu lihat kamu selalu tidur jam satu malam, lalu bangun jam dua untuk tahajud terus langsung lanjut qiyaumul lail. Dan enggak tidur lagi sepanjang hari. Kamu cuma tidur satu jam Ya Allah. Kamu niat belajar atau masuk ke lingkaran setan dengan begadang sih?”

Alan terdiam. Jika dipikir-pikir, perkataan Salma ada benarnya. Selama ini Alan bukan belajar, tapi menyiksa diri.
Alan menundukkan kepalanya. “Maaf Ma. Alan janji, In Syaa Allah enggak akan begadang lagi.”

Salma mengangguk. “Mama pegang janji kamu.”

“MAKANYA, KAYAK LANA DONG JAM TIDURNYA,” sambar Lana yang sedari tadi diam menyimak. Lana menatap Kakaknya dengan tatapan mengejek. “Tidur tuh sebelum jam sepuluh, nanti bangunnya jam tiga, terus tahajud, siangnya tidur siang. Biar matanya enggak kayak Kak Alan.”

Alan mendengus. “Kakak gak bisa tidur siang lah. Siang Kakak di Sekolah. Baru pulang habis Ashar, pamali jam segitu tidur. Kakak kan bukan kamu yang hobi tidur,” sergahnya tak terima dengan ejekan Lana.

Lana menunjukkan bibir manyunnya. “Iih Lana kan masih kecil!”

Sementara kedua anaknya saling mengejek, Salma malah terkekeh geli. Dan melihat Lana yang terus mengejeknya, membuat Alan hanya mampu mendengus kesal.

Perempuan memang selalu menang dalam perdebatan. []

—🍭—✨—🍭—✨—🍭

Publish : Magelang, 15 Januari 2021

ALLANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang