17• Yang Dekat di Hati

14 2 0
                                    

Angin sepoi-sepoi menggugurkan daun-daun di pepohonan. Beberapa jatuh di rerumputan, yang lainnya terbang—mungkin akan sampai ke rumah tetangga seberang.

"Kak Alaaan! Awas!" Gadis kecil itu menjerit. Membuat seorang pemuda yang duduk di atas semacam pipa bekas itu tersentak. Sebuah bola sepak melambung ke arahnya dengan laju cepat.

"Aw!" Alan mengusap kepalanya seraya meringis. Naas sekali, ia tak mampu mengelak ketika bola itu melaju.

Sang adik berlari mendekati kakaknya dengan rasa bersalah. "Maaf Kak. Lana nggak sengaja," gumamnya sembari menunduk.

Alan mengusap kepalanya yang masih terasa sakit sambil mengangguk pelan. "Nggak usah minta maaf, Lana kan nggak sengaja."

Lana mengangguk dengan bibir mengerucut. "Susah banget main bola tuh. Lana udah coba padahal, salah terus. Bukannya masuk ke gawang, eh malah kena kepala Kak Alan. Padahal kan, Lana juga pengen pinter main bola."

Alan tersenyum. Tangannya terangkat, mengacak kepala adiknya yang terbungkus kerudung. "Sebelum Lana tendang bola, Lana mikir kalau bolanya bisa masuk gawang atau nggak?"

Dengan polos, Lana menggeleng. Membuat Alan tersenyum tipis. "Lana tahu nggak? Kaitannya Allah sama hati kita?"

"Tahu. Kata Papa, Allah itu dekat sama hati kita. Iya kan?"

Alan menimpali, "Iya. Saking dekatnya, sampai apa yang Allah lakukan itu sesuai sama prasangka kita. Kalau kita berpikir kita bisa, Allah juga bakal bikin kita jadi bisa. Kalau kita mikir nggak bisa ya, nggak bisa."

Lana tak menjawab. Gadis kecil itu hanya mengembuskan napas sembari tersenyum. Kemudian berlari kecil guna  memungut bola yang tadi menimpa kepala Alan.

"Lana mau apa?" Alan tampak kebingungan.

"Mau dekat sama Allah." Lana tersenyum kemudian mengayunkan kaki kanannya, dan menendang bola dengan kencang.

"GOL!" pekik gadis itu tatkala bola yang tadi ia tendang memasuki gawang. "Iih Kak Alan bener!"

Alan terkekeh pelan. Ditatapnya sang adik yang tampak girang. Benar ya, anak kecil terkadang memang lebih pintar dalam memaknai hidup ketimbang manusia dewasa. []

—🍭—✨—🍭—✨—🍭

Xixi. Tiba-tiba aku kangen sama kakak beradik ini😂

Rencananya mau kubikin novel. Tapi belum jadi karena stok ide yang belum matang. So, mari kita lanjutkan cerita ini. Akan update tiap hari selasa.

In Syaa Allah.

Magelang, 16 Maret 2021

ALLANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang