8. Anak Muda Itu ...

13 4 0
                                    

“La la la, aku sayang sekali, doraeeemonn,” senandung Lana dengan wajah ceria.

Suara Lana terdengar nyaring memenuhi ruang keluarga. Tangannya tergerak mengambil salah satu buku di atas rak. Sementara di sofa dekat rak buku, ada Alan yang tengah memainkan ponselnya.

Lana duduk di sofa sebelah Alan seraya membaca komik bergambarnya. Buku dengan ponsel. Pemandangan yang sangat berbanding terbalik.

Tiba-tiba Syarif datang memasuki ruangan. Tatapan pria itu tertuju pada dua anaknya yang tengah duduk di sofa.
Syarif berdehem. “Tumben gak kompak,” celetuknya seraya duduk di sofa lainnya.

Alan dan Lana sontak menoleh pada sang Papa. “Gak kompak gimana Pa?” tanya keduanya bersamaan.

“Ya, gak kompak gitu. Adiknya baca buku, eh, Kakaknya main HP,” jawab Syarif dengan sedikit sindiran di akhir kalimat.

Alan langsung menunjukkan cengirannya. “He-he, maaf Pa. Kuotanya masih banyak, masa aktifnya tinggal besok. Ya udah, Alan habisin, ketimbang mubazir.”

Syarif menggeleng-gelengkan kepalanya. “Alasanmu itu loh!” Dan Alan kembali menunjukkan cengirannya.

“Emangnya main HP tuh gak boleh Pa?” tanya Lana penasaran.

Syarif tersenyum, putrinya memang selalu ingin tahu banyak hal. “Bukannya gak boleh. Cuma harus dibatasi. Jangan pagi siang sore malam HP terus, sampai gak punya waktu buat ngobrol bareng keluarga, belajar, dan lain-lain. Kakakmu itu, dari pagi sampai mau dzuhur, main HP mulu!”

Alan meringis. “Maaf Pa,” gumamnya.

Syarif menggeleng-gelengkan kepalanya lagi. “Main apa kamu sampai lupa waktu?”

“Nonton kajian Pa, sama motivasi di youtube sama instagram. Ngegame juga sih, hehe. Tapi serius, gak aneh-aneh kok,” jawab Alan.

Syarif mengangguk paham. “Bagus, kalau itu yang kamu tonton, Papa gak masalah. Memang harusnya anak muda kayak kamu banyak menyerap hal yang positif, biar gak salah jalan.”

Kemudian Alan menyahuti ucapan Papanya dengan anggukan. Syarif menatap Lana kemudian, “Kamu juga Lana, seusia kamu itu harus banyak membaca, biar kalau sudah besar kamu bisa tahu banyak hal.”

Lana mengangguk. Tapi kemudian ia melayangkan pertanyaan. “Tapi besok kalau Lana dah besar boleh main HP kan?”

Syarif terkekeh pelan. “Iya boleh. Tapi harus digunain buat hal yang positif, oke?” Kemudian Lana mengangguk dengan semangat. “Yeey makasih Papa.”

Syarif kembali bicara, “Anak muda itu harusnya bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Masih muda, badan masih kuat, otak masih encer. Makanya harus bisa mengasah bakat dari sekarang. Kalian juga, mumpung masih remaja, masih anak-anak, harus bisa melakukan semua hal dengan positif.”

Alan dan Lana mengangguk bersamaan. Kemudian keduanya mengangkat tangan membentuk sikap hormat. “Siap Bos!” kata keduanya secara bersamaan.

Detik itu juga, ruang keluarga dipenuhi oleh suara gelak tawa. []

—🍭—✨—🍭—✨—🍭

Publish : Magelang, 15 Januari 2021

ALLANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang