13. Jatuh Cinta

673 111 1
                                    

Yuta dan Mark berjalan beriringan sambil mengobrol. Si rambut singa itu terus menggoda yang lebih muda, membuatnya tertawa terbahak-bahak. "Ah, markeu-ya, kenapa kau kentut di tempat umum, orang-orang bisa pingsan."

Lagi-lagi Mark tertawa, tapi tidak lupa merengek. "Ah hyung, jebal~ Geumanhae." Ia lalu bersedekap dan merengut, menghentikan langkahnya di belakang Yuta.

"Arasseo, arasseo. Mian," bujuk Yuta. Reaksi anak itu terlalu lucu, Yuta tidak bisa berhenti menggodanya. Ia merangkul pundaknya, lalu berjalan kembali.

"Eoh, bukankah itu Jaehyun hyung?" cetus Mark. Ia menyipitkan matanya melihat ke depan, cukup jauh, sosok dua orang yang tengah berbicara.

Yuta melihatnya dengan jelas. Bukan hanya Jaehyun, tapi juga orang ia temui tempo hari. Mereka berjalan mendekat menghampiri dua orang itu.

"Kim Jongin." sebut Yuta dingin. Keduanya menoleh ke arahnya.

"Jaehyunie hyung," Mark juga memanggil, yang ditanggapi lambaian antusias dari si rambut coklat.

"Oh, jadi itu namamu. Jaehyunie? Jaehyun? Cocok sekali denganmu." Jongin tidak menanggapi Yuta, tetap memberikan perhatiannya pada si bocah manis.

Ya, Yuta juga mengenal orang ini. Keluarganya punya sejarah yang tidak mengenakkan dengan ayahnya. "Apa yang kau lakukan di sini? Menjenguk ayahmu?" Nada mengejek tidak ketinggalan dari perkataan Yuta. Membuat yang ditanya menatapnya tajam.

Bahkan Mark bisa merasakan aura yang tak nyaman dari tatapan itu. Ia menoleh ke Yuta, tapi pemuda itu juga terlihat garang menatap balik orang yang bersama Jaehyun. Ia tidak berani menyela.

"Aku akan mentransfernya nanti malam. Kalau ayahku pulang." Jaehyun memecah tensi mencekat barusan. Tanpa beban ia melenggang pergi, setelah memungut anak anjing tadi dan mengucapkan perpisahan pada ketiganya.

Jongin kini beralih mengamati pemuda di samping Yuta. Bibirnya menyeringai licik, memuat Mark takut-takut bergeser mendekat ke sisi Yuta. "Jaga baik-baik orang-orangmu, Tuan Nakamoto."

Yuta mendesis tak suka mendengar ancaman itu. Rasanya ia ingin mencongkel mata nyalang itu dan menjahit mulutnya. Tapi ia tahu untuk tidak bertindak gegabah. Ia hanya berdiri mengamati kepergian orang itu.

"Hyung, siapa dia?" Mark menggamit lengannya. Ia memandang Yuta dengan tatapan ingin tahu. Tapi Yuta hanya diam, mengamati pupil itu membesar, bulu mata lentiknya sesekali bergerak. Ancaman tadi, apa bocah ini yang dimaksud? Atau keluarganya sendiri? Tiba-tiba ia merasa gusar.
 
 

♥♥♥
 


 
"Moon Taeil!!" murka Johnny. Bukan hanya ia bertindak bodoh, temannya ini juga melewati batas dengan mencampuri urusan pribadinya.

Taeil enggan kalah dari tatapan tajam Johnny. "Kenapa? Bukankah benar yang ku katakan, kau menyukai bocah itu! Jadi lakukan apapun padanya, buat dia menjauh dari Sicheng!" Pemuda pendek itu berteriak sepenuh hati. Johnny berharap tak ada seorangpun di parkiran selain mereka.

"Siapa lagi? Siapa lagi yang tahu selain Jaehyun?" suara Johnny lebih tenang.

"Doyoung," balas Taeil singkat sambil membuang muka.

"Taeyong juga?" selidiknya, tapi ditanggapi gelengan oleh teman di depannya. Ia tahu Taeil tidak pernah bermaksud buruk padanya. Tapi masalah ini-

"Sial." geram Johnny saat teringat hal buruk di masa lalu.

"Heol, kau menciumnya." sepupu Johnny yang empat tahun lebih tua, melongok ke dalam tenda. Ia memegang sebuah ponsel di tangannya.

Johnny terkejut, tapi tidak merasa ada yang aneh dengan hal itu. Itu hanya sebuah kecupan singkat. Ayah dan ibunya juga sering melakukan.

JohnJae - SERAPHYMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang