10. Menyentuhnya

833 112 0
                                    

 

"Eomma, bukankah sudah waktunya kita kembali? Aku sudah cukup bersenang-senang di sini. Kuliahku juga sudah selesai." katanya dihadapan sang ibu.

Sambil meletakkan cangkir berisi latte dengan anggun, wanita itu menaikkan alis. "Itu tidak akan cukup, sayang. Kau harus mengambil gelar master juga. Jangan lengah sedikitpun. Selagi bisa, kau harus gunakan waktu ini untuk mempersenjatai dirimu." tuturnya.

Tentu ia tahu itu. Tapi ia sudah tidak sabar untuk melihat kondisi di sana. "Aku akan mengambil S2 di sana, jadi ayo kita pulang."

Wanita cantik itu hanya bisa mendesah pasrah. Ia tahu sifat anaknya ini sama persis seperti ayahnya. Tegas pada keputusannya.
 

♥♥♥


Johnny mengulurkan tangan kanannya ke depan. Percikan air hangat yang mengucur dari atas menyambut kulitnya, sebelum akhirnya ia bisa menyentuh kulit putih itu, yang bahkan memberikan sensasi yang lebih panas ke seluruh tubuhnya.

Kakinya melangkah, membawa tubuhnya mendekat pada sosok yang  tengah memunggungi dirinya. "Jaehyun," bisiknya di telinga si muda yang seluruh kulitnya telah basah terjamah oleh air. Tangan Johnny mendekap tubuh ramping Jaehyun, merasakan keinginan yang tidak terbendung dalam dirinya. "Aku menginginkan-mu."

Bibir lembut Johnny mengecupi leher putih Jaehyun dengan rakus. Sesekali ia menjilat, bahkan menggigit untuk menandai anak itu. Desahan lirih anak itu membuat Johnny semakin mendambakannya.

"Nghh, Johnny," Jaehyun mencoba menghentikan tangan Johnny yang mulai memainkan putingnya. "Aahhh," desahnya lebih keras saat tangan yang lain menjamah kelaminnya. Johnny semakin mabuk, ingin membuat pemuda itu merasakan apa yang ia saat ini rasakan.

"Johnny,"

"Johnny!"

Tubuhnya tersentak, kembali ke alam sadar. Matanya mengerjap terbuka, dan mendapati wajah Taeil berjarak beberapa inchi di atasnya. Johnny membelalak dan membawa tangannya mencengkram leher pemuda pendek itu.

"Le- lepas. Uhuk, uhuk." Nafas Taeil tercekat, tangannya tidak cukup kuat untuk melepas cengkeraman Johnny.

Johnny baru melepaskan saat ia sudah yakin kalau semua itu hanya mimpi. Ia pikir saat tidur tadi ia salah mengira Taeil adalah Jaehyun, dan melakukan hal yang tidak-tidak di bawah kesadarannya.

Fiuhh. Johnny mendengus dan mengusap wajahnya dengan kasar. "Mian," ucapnya pada Taeil yang masih memegangi lehernya dengan trauma. Ia meminta Johnny untuk turun menyusul yang lain, karena sarapan sudah siap dan orang tuanya sudah menunggu.

Menjelang siang, mereka pergi ke sirkuit untuk adu balap.

Wuushh!

Ferrari putih Yuta yang pertama melewati garis finish. Disusul tiga orang lagi, baru milik Johnny. Ia sedang tidak fokus hari ini. Gambaran dari mimpinya semalam terasa sangat nyata. Ia bahkan harus berada di kamar mandi lebih lama untuk menuntaskan masalah di bawah sana.

Sejak pagi ia tidak bisa mengenyahkan pikirannya dari hal itu. Meskipun sebagian dirinya masih menyangkal keinginan itu, tapi tubuhnya seolah berusaha memberontak dan ingin berlari menuju bocah manis itu. Johnny memukul stir dengan kasar, sebelum akhirnya keluar dari mobil sport hitamnya, bergabung dengan teman-temannya.

Hari berlalu dengan cepat karena mereka bersenang-senang. Tujuan akhir mereka, seperti biasa, adalah clubbing saat malam menjelang. Kecuali Mark, yang harus diantar pulang oleh Yuta. Ia belum bisa masuk club.

JohnJae - SERAPHYMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang