"Mwoyaaa?! Kenapa kau membiarkannya, Jung Jaehyun? Memangnya kalian pacaran?" Doyoung lagi-lagi mengomelinya. Jaehyun mau tak mau menceritakan tentang ciuman yang ia dapat dari Johnny. Ia tidak sanggup menanggung perasaannya yang campur aduk. Bingung, senang, takut, dan gugup.
"Sudah jelas-jelas berandal itu mempermainkanmu!" sambung si kelinci. "Pokoknya jangan dekat-dekat lagi dengannya." putusnya sepihak.
Jaehyun hanya bisa menggembungkan pipinya kesal. Johnny menciumnya, bukan hanya sekali, tapi dua kali. Taeil bahkan mengatakan kalau Johnny suka dan mau berkencan dengannya. Doyoung mendengar hal itu sendiri. Johnny juga melarangnya dekat-dekat dengan orang lain. Bukankah itu artinya Johnny memang suka padanya? Tapi sahabatnya ini, malah mengatakan kalau ia terlalu berharap dan naif.
"Taeyong-"
"Jangan coba-coba mencari pembelaan dari anak itu. Sudah pasti dia hanya akan menentang apa yang kukatakan." Doyoung membentak Jaehyun. Ia hanya tidak ingin bocah itu disakiti lagi.
Jaehyun pundung. Tanpa mengucapkan selamat malam, ia tidur memunggungi Doyoung yang malam ini menginap di rumahnya. Tapi beberapa menit kemudian, saat ia sudah terlelap, secara tak sadar tubuh Jaehyun mencapai tubuh ramping si kelinci dan memeluknya.
"Dasar bayi," gumam Doyoung yang belum tidur.
Jaehyun kembali mengingat omelan Doyoung malam itu. Ia juga berusaha menyadarkan dirinya agar tidak terpengaruh lagi oleh sikap Johnny. Ia tidak mau masuk jebakan anak nakal itu.
"Aku sudah selesai, kau bisa masuk." Johnny keluar dari kamar mandi hanya mengenakan sweatpants, rambut basahnya meneteskan titik-titik air ke dadanya yang terekspos.
"Eo," mata Jaehyun mengerjap-ngerjap, mulutnya setengah terbuka, lalu mengangguk mengiyakan.
"Suka apa yang kau lihat?" Johnny setengah menyeringai. Tangannya terangkat, mengeringkan rambutnya dengan handuk. Otot di tubuhnya berkontraksi, tampak lebih menggiurkan. Membuat Jaehyun seketika menggeleng, menyadarkan dirinya.
Benda yang menggantung di leher Johnny menarik perhatiannya. "H- hyung, bukankah itu kalungku?" Jaehyun menunjuk ke dada berotot di depannya, sebuah cincin berbentuk naga yang melingkar menjadi liontin bagi kalungnya.
"Benda ini ada di kamarku, jadi ini milikku." balasnya sambil beranjak dari pintu kamar mandi.
Jaehyun cemberut kesal. Terakhir kali ia menginap di mansion Seo, saat Johnny tidak ada, sepertinya ia meninggalkan kalung itu. "Hyung, kembalikan."
"Sireo!"
"Hyung~" Jaehyun menatapnya dengan mata memohon, seperti anak anjing yang lucu. Johnny tetap mengacuhkan, dan malah berbaring di kasur sambil memainkan ponselnya.
Huftt. Desah Jaehyun di kamar mandi. Johnny selalu menyebalkan seperti biasa.
Dan lagi, bagaimana aku bisa menghindarinya kalau dia terus berada di sekitarku?! Gerutunya dalam hati, sambil meludahkan busa pasta gigi dari mulutnya."Appa, besok tolong antar Jaehyun ke sekolah ya, jebal~"
Jaehyun berusaha mengalihkan topik pembicaraan di meja makan malam itu. Dua orang yang paling tidak ia inginkan kini duduk di hadapannya. Dan Jessica, sang eomma, malah mulai bercerita tentang masa kecil Jaehyun. Kalau tidak dihentikan, bisa-bisa semua aibnya akan dibongkar.
"Wae? Sekolahmu kan tidak terlalu jauh. Biasanya juga kau naik bus, manja sekali." Sang eomma mendecih, lalu berkomentar pedas.
"Aku bisa mengantarmu," usul Jongin, mengundang semua kepala menoleh padanya. "Kebetulan aku harus ke SNU besok, jadi kita satu arah."
KAMU SEDANG MEMBACA
JohnJae - SERAPHYM
FanfictionOriginal story idea is NOT mine. Credits to the rightful owner(s). Hal aneh terjadi pada Seo Johnny. Tanpa ia ketahui, Johnny mewarisi kondisi tertentu dari leluhurnya. 'Sesuatu' ini bisa memberinya kekuatan sekaligus masalah. Ia harus belajar men...