Setelah hampir seminggu, akhirnya Johnny merasa bebas dan lega sekarang. Ia berdiri di antara pepohonan, membentangkan sayapnya di hutan, menghirup udara segar dan menikmati kesunyian sore itu. Ia juga sudah beberapa kali berlatih terbang.
Di musim dingin, pantai di bawah hutan itu sangat sepi. Ia dengan leluasa menghempaskan dirinya dari ujung tebing, hingga sayapnya terbuka dan membawanya terbang rendah di atas danau raksasa itu.
Well, itu memang bukan laut, tapi bagian tepinya berpasir seperti pantai. Orang-orang di sana juga sering menyebutnya pantai. Tempat itu dikelilingi oleh tebing dan hutan, membuat Johnny merasa lebih aman saat berlatih.
Krakk!
Suara ranting-ranting patah mengusik telinganya. Aneh, biasanya tempat itu selalu sepi, apalagi saat musim dingin begini. Hewan-hewan jarang keluar dari sarangnya. Johnny kembali memasang telinganya pada mode siaga.
Hening.
Johnny berpikir sejenak. Suara tadi tidak terdengar seperti ranting atau kayu yang jatuh. Jadi entah ada orang lain di dekatnya, atau tadi itu hanya hewan yang melintas. Mengambil langkah aman, Johnny segera menutup kembali sayapnya, dan pergi setelah menyambar baju yang ia tanggalkan.
Tak seorang pun ia temui saat berjalan keluar dari hutan menuju ke mansionnya. Johnny merasa lega, meskipun di sudut pikirannya masih ada rasa janggal yang mengusik.
"Hyung, wasseo? Kau tidak kedinginan?" Jaehyun menyambutnya di gerbang, memandang heran dirinya yang berpakaian tipis.
Johnny menyadari kalau sedikit-sedikit Jaehyun mulai menurunkan tembok yang menjadi sekat di antara mereka. Kini ia terlihat lebih rileks saat berada di sekitarnya. Dulu bahkan bocah itu tidak berani memandangnya, apalagi tersenyum dan bicara padanya.
"Masuklah, di sini dingin." Johnny menunggu bocah itu berjalan lebih dulu. Bahkan setelah dibalut mantel, beanie, dan boots anak itu masih menggigil. Untuk apa kau menungguku di luar? batin Johnny, bibirnya berkerut menahan senyum yang memaksa keluar.
"Omooo, apa kalian habis jalan-jalan berdua?" Taeyeon membawa nampan berisi dua gelas coklat panas, serta semangkuk marshmellow.
Johnny memutar bola matanya malas. Kemarin ibunya itu memarahinya habis-habisan karena tidak pulang. Taeyeon hampir mengerahkan seluruh pengawal dan petugas keamanan keluarga Seo untuk menyeret Johnny pulang.
Tapi begitu Johnny menyebut nama Jaehyun, menjelaskan kalau ia menginap di rumah keluarga Jung, ibunya langsung diam, tersenyum. Ia bahkan merengek agar Johnny gantian membawa Jaehyun menginap di mansion mereka.
Lihatlah, ia bersikap manis sekali kalau berkaitan dengan bocah itu. Cih.
Johnny naik ke kamarnya untuk membersihkan diri, sementara Jaehyun disibukkan oleh Taeyeon, membantunya merajut sambil menonton TV. Meskipun yang bocah berdimple manis itu lakukan hanya sebatas menggulung benang yang kadang berlari dari tangan Taeyeon. Mereka berkumpul lagi saat makan malam, termasuk Siwon yang baru saja pulang.
"Cah, ayo kita nonton bersama, ada drama baru, sepertinya bagus." Taeyeon menggaet lengan Jaehyun setelah makan dan menyeretnya ke ruang keluarga. Siwon juga tidak punya pekerjaan yang mendesak, mengekor di belakang. Johnny mau tak mau mengikuti, tidak ingin merasa dikucilkan di rumah sendiri.
"Yak, tutup mulutmu, nanti rumahku banjir oleh liurmu!" Johnny menyikut lengan Jaehyun di sampingnya, entah merasa kesal atau iri. Bocah itu sejak tadi melongo melihat aktor di depannya. Matanya juga tidak berkedip sama sekali.
"Wah, dia tampan sekali, pasti banyak gadis yang mau jadi pacarnya." Taeyeon juga memuji, membuat Johnny tambah menekuk muka. Apalagi saat melihat Jaehyun mengangguk antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
JohnJae - SERAPHYM
FanfictionOriginal story idea is NOT mine. Credits to the rightful owner(s). Hal aneh terjadi pada Seo Johnny. Tanpa ia ketahui, Johnny mewarisi kondisi tertentu dari leluhurnya. 'Sesuatu' ini bisa memberinya kekuatan sekaligus masalah. Ia harus belajar men...