Bag. 6 : "Jeon Wonwoo Atau Kim Doyoung?"

214 46 8
                                    

Pagi hari yang cerah, Jinwoo sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini ia akan berangkat dengan Minho karena Minho ada rapat di pagi hari, jadilah ia memutuskan untuk berangkat bersama Jinwoo.

Dirumah berlantai 2 ini, hanya ada Minho, Jinwoo serta bibi. Sementara orangtua Jinwoo, jarang berada dirumah karena pekerjaan bisnis mereka. Walaupun begitu, orangtua Jinwoo sangat menyayangi kedua anaknya. Baik Mama ataupun Papa, selalu memantau kegiatan anak mereka, tak terkecuali Minho yang sudah bekerja.

Jinwoo yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya berteriak pada sang kakak yang masih menyiapkan keperluannya akibat semalam ketiduran, "Kaaakkk ayoo berangkattt! Nanti aku kesiangann" 

"Iyaaa, ini kakak sudah selesai kok. Kamu tidak sabaran sekali yaa" jawab Minho dari arah ruang keluarga yang sudah rapi dengan setelan jasnya, "Ayo berangkat"

Saat Minho sedang menyalakan mesin mobil, Doyoung datang dengan mobilnya yang membuat Jinwoo terkejut. Karena seingatnya, ia tidak mempunyai janji dengan Doyoung untuk pergi ke sekolah bersama.

"Pagi bang Minho, pagi Jinwoo" Doyoung menyapa dengan ramah, "Abang ingin berangkat ke kantor?"

"Pagi juga Doy" balas Minho, "Iya, aku akan berangkat ke kantor karena ada rapat pagi sekalian mengantar Jinwoo ke sekolahnya. Ada apa kau kemari?"

"Ahh, aku ingin mengajak Jinwoo ke sekolah bersama. Apakah boleh?"

Minho yang bingung lantas menengok ke arah Jinwoo yang masih memegangi pintu pagar, "Jinwoo-yaa, apa kau lupa bahwa kau mempunyai janji dengan Doyoung?"

"Ak-aku? Aku tidak mem-"

"Hahaha, kau ini bicara apa Jinwoo-yaa? Kemarin aku bilang padamu bahwa hari ini kita akan berangkat bersama, kau ini sungguh pelupa ya" potong Doyoung, "Ayo, cepat naik. Nanti kita terlambat"

"Ta-tapi? Bagaimana dengan kakak?"

"Aku tidak apa apa, sudah kalian berangkat. Nanti terlambat, hati - hati yaa"

"Ba-baiklah, aku berangkat ya kak" Jinwoo menyalim tangan Minho dan masuk ke mobil Doyoung.

Di dalam mobil, Jinwoo yang takut akan sikap Doyoung kemarin pun memilih diam. Ia masih tidak menyangka bahwa sikap Doyoung berubah 180 derajat dari yang biasa. Doyoung yang tidak suka akan keheningan pun bersuara.

"Jinwoo-yaa" panggilnya halus, "Aku tahu kau tidak nyaman dengan sikapku kemarin. Aku minta maaf ya, maaf karena aku membentakmu untuk pertama kalinya dalam enam tahun ini, aku juga akan minta maaf pada Wonu akibat dari kuku jari ku yang belum aku gunting, lehernya jadi terluka"

"A-ah iya, tidak apa apa" senyumnya, "Tapi, kalau aku boleh bertanya, kenapa kau bersikap seperti itu pada Wonwoo, Doy? Apa kau ingin cerita padaku?" tanyanya hati hati.

"Hm tidak ada apa apa, aku hanya sedikit ada pikiran yang mengganggu" elaknya, "Jika aku sudah siap, aku akan cerita padamu. Aku mohon kau mengerti ya"

Maaf Jinwoo-yaa, aku tidak bisa cerita padamu masalah Wonwoo dan diriku, maaf.

Jinwoo mengangguk, "Sudah sampaikah? Ak-aku turun duluan, terimakasih atas tumpangannya"

"Sebentar, ayo kita pergi ke kelas bersama" Doyoung memegang tangan Jinwoo dan mereka berjalan bersama ke kelas.

☀☀☀

Di samping lapangan, Wonwoo yang melihat Doyoung yang baru saja datang dengan Jinwoo hanya tersenyum miris. Ia berpikir, sebesar apa pun rasa sukanya, sebesar apa pun usaha nya untuk tetap dekat dengan Jinwoo akan sia - sia.

Destiny [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang