Bag. 18 : "Penantian Sebuah Keluarga"

112 41 9
                                    

Kamis, 20 Juli 2023.

Hari yang ditunggu - tunggu telah tiba. Salah satu keajaiban yang diberikan Tuhan telah terjadi hari ini. Kim Doyoung, pasien rumah sakit JM MEDICAL KOREA yang tiba - tiba terbangun dari tidurnya setelah 2,5 tahun.

Kim Jungwoo yang menginap dirumah sakit, dibuat bahagia, takut, dan panik karena akhirnya sang Kakak yang selama ini ia tunggu sudah bangun. Ia bahkan sampai menelfon Ibu, Ayah, Minho, dan teman - teman Kakaknya untuk cepat datang.

Jungwoo bilang, saat ia selesai ibadah pagi hari, ia ingin mengajak bicara Kakaknya. Itu sudah seperti rutinitasnya selama 2,5 tahun ini, dan saat itu juga jari sang Kakak bergerak, dan matanya mengeluarkan air mata. Maka itulah Jungwoo panik dan segera memencet tombol pemanggilan dokter yang berada di sebelah tempat tidur sang Kakak.

"Doyoung, bisa lihat ini angka berapa?" Tanya dokter Byun, selaku dokter yang bertanggung jawab atas Kim Doyoung dan Choi Jinwoo selama ini.

Doyoung mengangguk, "Bi-bisa.... It-itu ang-angka du-dua..." ucap Doyoung terbata - bata karena ia baru mulai mereset kembali otaknya yang sudah lama tidak bekerja.

Dokter Byun tersenyum, lalu ia menunjuk Ibu Doyoung, "Bagus... Lalu, kau tahu ini siapa?" 

"Ti-tidak.... Ak-aku tidak bisa mengingat siapa pun... Sakit...." ringis Doyoung sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Baiklah, tidak apa - apa... Jangan kau paksakan yaa... Kau baru saja terbangun, dan semua itu butuh proses... Jadi sebaiknya kau perbanyak istirahat dan sesekali hiruplah udara segar" pesan dokter Byun pada Doyoung. Dokter Byun sedikit melihat Ibu, Ayah, Jungwoo, Minho dan yang lainnya. Ia memberikan kode agar jangan terlalu memforsir daya ingat Doyoung untuk saat ini.

"Terimakasih dokter Byun... Kau telah merawat Doyoung selama ini... Terimakasih" 

"Tidak Bu, ini semua berkat Ibu, Ayah, Jungwoo, Minho, dan yang lainnya.... Yang selalu berdoa kepada Tuhan agar Doyoung dapat siuman. Saya permisi dulu ya, Bu... Biarkan Doyoung beradaptasi dengan lingkungannya. Saya hanya takut jika ia mengingat bahwa ia sudah melewati berbagai hal hingga ia tertidur selama dua setengah tahun. Jadi, Saya harap Ibu dan yang lainnya paham akan kondisi Doyoung saat ini"

"Tentu dokter Byun.... Saya yang akan memastikan jika kami tidak terlalu memforsir Doyoung, dan kami akan selalu mengawasinya"

"Baiklah Minho, Saya titip padamu yaa.... Saya pamit dulu, permisi"

Dokter Byun keluar dari ruangan dengan perasaan setengah lega. Ia lega karena Doyoung sudah siuman, namun tersisalah Jinwoo yang masih tertidur dengan tenang dan belum menunjukkan tanda - tanda untuk bangun dari tidurnya.

"Nak, kamu mau makan apa?" tanya Ibu perlahan agar Doyoung tidak terkejut.

"A-aku ingin makan na-nasi"

"Baiklah, akan Ibu suapi ya" kata Ibu pelan sambil mengambil makanan Doyoung yang berada di nakas. Ibu lalu mulai menyuapi anak sulungnya dengan perasaan senang dan sedih. Senang karena anak sulungnya sudah siuman, sedih karena sang anak belum bisa mengingatnya.

"Ayo buka mulutnya lagi, Doyie"

Saat mendengar nama 'Doyie', kepala Doyoung mulai sakit. Ia memegangi kepalanya seakan - akan ada sesuatu yang memasuki otaknya.

"Doyie! Nak! Kim Doyung! Jangan nakal nanti di sekolah ya!"

"Baiklah Bu, aku tidak akan nakal. Aku berangkat ya, Bu"

"Doyie.... Tolong periksa adikmu, nak... Apakah ia sudah bangun atau belum"

"Iya Bu, aku akan mengecek Jungwoo dahulu"

Destiny [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang