11.

513 54 0
                                    

Haiiii semuaa~~
Maaf baru sempat update yaaa...

.

.

Happy reading!

"Psttt.. Kookie!!" panggil Xiao Zhan berbisik pada Jungkook yang sedang mengepel ruangan rapat.

"Hyung! Ada apa?" tanya Jungkook dengan suara yang tak kalah pelan.

Xiao Zhan melihat sekitar, merasa aman, ia menarik Jungkook untuk memasuki ruangan khusus untuk menyimpan peralatan bersih-bersih.

"Barusan aku berhasil memasang kamera CCTV di ruangan Yang Zi."

Mata Jungkook membola, dengan mulutnya yang membentuk kata 'WOW'. "Bagaimana bisa kau masuk kesana hyung?" tanyanya kemudian.

"Mendapat perintah." ucap Xiao Zhan bangga dengan mengedipkan satu matanya. Jungkook mengangguk-anggukkan kepala mendengarnya.

"Lal--" ucapan Jungkook terpotong dengan suara teriakan dari luar.

"JEON JUNGKOOK!!!"

"Ohh shitt!!!" Jungkook langsung terburu-buru keluar dari ruangan tersebut, tak lupa membawa ember dan gagang pel, menghampiri seorang bapak-bapak berperut buncit yang melotot ke arahnya.

"Darimana saja kau?!"

"A-anu itu pak, s-saya habis mengambil cairan pewangi lantai, yah cairan pewangi lantai, hehe" jawabnya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

Bapak tersebut hanya melotot terus memandanginya. "Cepat selesaikan! Rapat akan dimulai 10 menit lagi!" perintahnya, sambil melenggang pergi.

Jungkook langsung buru-buru menyelesaikan tugasnya. Jangan sampai ia dipecat sebelum misinya tercapai, apalagi dipecat hanya karna pel.

"Huhh!!" bibirnya tak berhenti berkomat kamit menyumpah serapahi semuanya, entah bapak itu, Xiao Zhan, bahkan kain pel yang tidak salah apa-apapun menjadi sasarannya.

Xiao Zhan yang melihat adegan itu pun tersenyum geli, sejujurnya ia merasa kasian dan sedikit bersalah juga pada dongsaengnya itu, tapi jika ia mendekati nya sekarang, sudah bisa dipastikan kelinci buntalnya itu pasti akan mengomel seharian tanpa henti. Jadi ia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya sendiri saja.

.

.

Suasana tegang menyelimuti markas utama Black Cobra. Terlihat Kai yang membawa senapannya, menembaki bawahannya yang menurutnya tidak bisa menjalankan tugas yang ia berikan, atau bahkan anggota yang tidak melakukan kesalahan pun akan terkena sasarannya jika mereka tidak beruntung.

"Siapa lagi yang ingin berakhir seperti mereka?" Tanya Kai dingin, dengan sorot tajam dan nyalang. Ia merasa emosi karena sejauh ini informasi yang ia dapatkan selalu mengatakan bahwa Kim Namjoon sungguh-sungguh tidak akan melibatkan Alpha. Awalnya ia mengira itu hanyalah akal-akalan dari Namjoon saja. Namun, setelah berkali-kali mendapat laporan yang sama, ia merasa disepelekan, dan melampiaskannya pada anak buahnya.

Tidak ada yang berani menjawab. Mereka pasrah, jika memang harus hari ini mereka mati, maka matilah saja. Begitulah pemikiran mereka.

'Brakk!!'

Kai membanting senapannya ke atas meja, kemudian pergi. Melihat itu, Bambam segera bergegas mengikuti kakak angkatnya tersebut.

"Hyung!!" Teriakan tersebut sukses membuat langkah Kai terhenti. Tanpa jawaban, hanya melihat melalui ujung matanya.

"Kumohon jangan gegabah hyung, kita masih belum mengetahui kepastiannya." jelas Bambam setelah menetralkan nafasnya yang terengah-engah. "Jika memang benar mereka tidak akan menugaskan Alpha untuk menghadapi kita, maka mari kita pancing mereka keluar saja hyung."

The Alpha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang