3. Kedai Burger✓

9.4K 663 42
                                    

Kalian bis pesan melalui Instagram penerbitzeenbook atau melalui nomor 0858-0015-6133 dan juga di Shopee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalian bis pesan melalui Instagram penerbitzeenbook atau melalui nomor 0858-0015-6133 dan juga di Shopee

Kalian bis pesan melalui Instagram penerbitzeenbook atau melalui nomor 0858-0015-6133 dan juga di Shopee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Happy Reading]

BRAK'

Laki-laki itu membanting ponselnya sendiri sampai kacanya retak menjadi serpihan kaca di lantai. Napasnya memburu dia benar-benar murka, melihat pemandangan tak mengenakkan dari seseorang.

Entahlah, Arsenio tidak tahu kenapa. Dia tidak suka dengan cara wanita itu tersenyum kepada orang lain, kepada dirinya saja tidak pernah. Cara wanita itu berbicara ramah serta senyuman yang tak pernah luntur, kepadanya tidak seperti itu.

Arsenio benci dengan semua yang ada pada Chilea membuat gadis itu disukai banyak orang terutama kaum Adam. Arsenio benci Chilea tapi lebih benci jika Chilea tersenyum ramah kepada orang lain.

Ini tidak adil.

"Argh, bisa gila kalo kayak gini!"

Laki-laki itu menyambar kunci mobilnya membelah jalanan dengan kecepatan tinggi, peduli setan dengan sahutan cekitan para mobil. Lampu merah pun ia lewati, bukankah aturan itu untuk dilanggar?

Di sini tujuannya sebuah kedai burger yang tak terlalu besar namun tak kecil juga, setiap harinya ramai pengunjung.

Dengan langkah angkuh ia masuk ke dalam mengabaikan beberapa para gadis yang berteriak histeris sebab ada dirinya di sana.

Chilea mengabaikan kedatangan suaminya karena wanita itu tengah melayani pelanggan, meskipun ia adalah bos-nya tapi bukan berarti ia hanya duduk santai mengawasi para karyawannya.

"Silahkan dinikmati," ujar Chilea ramah dengan senyuman khas ku yang tak pernah pudar saat mengatakan itu kepada pelanggan ah tidak kepada semua orang.

Perempuan itu berbalik untuk pura-pura tidak tahu ada suaminya yang berdiri tak jauh dirinya, menatapnya tajam seperti biasa. Karena Chilea tahu alasan laki-laki itu datang kemari.

Chilea tersentak ketika sebuah tangan kekar menyeret perempuan itu keluar dari kedai, untung saja nampan yang Chilea bawa tidak jatuh.

"Hyunsuk, lepas!" sentaknya.

Tentu Chilea berontak, Arsenio itu aneh. Datang kapan saja, di mana saja dan mengatakan hal-hal yang tidak ia mengerti. Seperti melarangmya inilah itulah, padahal menurut Chilea itu masih saja wajar toh Chilea tidak selingkuh dari suaminya.

"Pecat semua pegawai lelaki!"

Chilea menganga. Hei, dia sudah tidak waras!

"Kamu ini apa-apaan, sih! Kalo mereka semua dipecat siapa yang akan menjadi pegawainya dan juga mereka butuh uang untuk bertahan hidup. Aku tidak mungkin memecatnya tanpa alasan jadi, katakan alasannya kenapa?" tanya Chilea dengan nada tak sabaran.

Sungguh Chilea muak dengan perintah suaminya yang selalu merugikan Chilea, laki-laki itu pernah bilang tidak boleh mengurusi urusan pribadi. Tapi, sekarang apa? Arsenio malah mengurusi urusan pribadi Chilea, kedai itu milik Chilea.

"Aku tidak suka," jawabnya singkat sembari mengalihkan pandangannya dari sang istri.

Chilea mendengus. "Terserah, aku tidak peduli. Aku tidak akan memecat mereka, ini adalah kedaiku dan pekerjaanku. Jadi, terserah aku."

Baru saja berbalik, Arsenio kembali menarik tangan istrinya sampai kening Chilea terbentur dadanya yang yeah bidang.

Tidak itu saja, laki-laki itu juga menarik pinggang istrinya oh shit ini tempat umum.

"Aku ini suamimu, apa uang ku sebagai seorang CEO tidak cukup untuk mu hm?" tanya Arsenio dengan suara beratnya yang berhasil membuat darah Chilea berdesir. Napas perempuan itu tercekat saat suaminya ini mengecup lehernya, argh ini tidak boleh dibiarkan.

Chilea mendorong dada suaminya kuat tapi nihil, laki-laki itu tak bergeming sedikitpun. Chilea mendongak menatap mata suaminya yang entah sudah sejak kapan Arsenio menatap istrinya.

Tarik napas Chilea, argh kenapa jantung ini berdebar begini?

"Kamu pernah bilang untuk jangan urusi urusan pribadi masing-masing, tapi kenapa kamu malah mengurusi urusan pribadiku?" Chilea memberanikan diri untuk bertanya.

Terlihat laki-laki itu tertawa kecil. "Maksudku kamu tidak boleh mengurusi urusan pribadiku."

What? Hei, laki-laki ini benar-benar argh bodolah.

Meskipun Chilea kesal dan marah ia menatap suaminya seperti biasa, berusaha mengontrol dirinya. "Jadi, kamu boleh urusi urusan pribadiku?"

Dengan polos Arsenio mengangguk.

"Itu tidak adil Hyunsuk, kamu selalu merugikanku," protesnya

"Aku tidak peduli. Ayo ikut aku, aku menginginkanmu."

Ini sudah biasa terjadi, Arsenio selalu datang tiba-tiba dan mengatakan hal itu. Setelah satu bulan menikah dengan laki-laki itu hampir setiap hari ia meminta, Chilea berharap suaminya itu mendapatkan tugas bisnis di luar negeri atau di luar kota dan ia bisa bebas dari suaminya itu. Chilea sangat berharap, katakan saja jika ia ini istri durhaka yang menginginkan suaminya pergi.

Terserah, Chilea tidak peduli.







[To Be Continue]

[END] [S1&2] MY POSSESSIVE HUSBAND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang