Nungguin yahh? °•°
Akhir-akhir ini Ryujin merasa suaminya berubah, tidak seperti dulu.
Laki-laki itu benar-benar sangat sibuk dan itu memang sudah biasa, tapi kali ini berbeda. Hyunsuk selalu ditemani oleh sekretaris barunya itu dan hal tersebut memberikan Ryujin tak tenang. Takut Hyunsuk tergoda dan meminta izin kepadanya untuk melakukan poligami, Ryujin tidak mau.
Seperti sekarang, Ryujin tengah mencegah untuk suaminya tidak pergi ke kantor. Apapun caranya akan Ryujin lakukan, sekalipun harus dengan bercinta sepanjang hari, Ryujin rela.
"Hyunsuk," panggilnya dengan lembut. Melihat Hyunsuk yang tengah bersiap ke kantor.
"Hm," balasnya dengan deheman.
Ryujin mendekat, memeluk suaminya dari belakang. "Di rumah aja yah, jangan ke kantor."
"Gak bisa, sayang. Aku harus ke kantor."
"Aku gak mau sendiri."
"Kan udah biasa kamu ditinggal sendiri."
Ryujin berdecak dan melepaskan pelukannya. "Ya udah kalo gitu aku cari suami baru aja yang bisa nemenin aku setiap saat dan enggak mentingiin pekerjaan terus mumpung ada banyak pegawai laki-laki di kedai yang masih single aku bakal minta mereka buat nikahin aku," cecarnya tanpa titik dan koma. Dadanya naik turun, berasa ia baru saja selesai merapp.
Hyunsuk berbalik, menatap istrinya dengan senyuman jahil. "Kamu mau cari suami baru? Kalo gitu aku juga bisa istri baru."
"Ya udah sana nikahin sekretaris baru kamu itu! Aku juga gak peduli! Kalo udah bosen bilang, aku bakalan minta ce--"
"Sttt'." Hari telunjuk Hyunsuk memberhentikan ucapan Ryujin. Sungguh, Hyunsuk tidak mau mendengar satu kata itu keluar dari bibir istrinya. Karena sampai kapanpun ia tidak akan pernah menceraikan istrinya, Choi Ryujin. "Aku gak suka yahh kamu ngomong kayak gitu, Jinhye itu cuma sekretaris aku. Aku sama dia cuma ada hubungan pekerjaan aja, gak lebih."
Ryujin bersidekap, memalingkan wajahnya ke arah lain dengan wajah ditekuk. "Tapi kamu tuh kayak lupa aku kalo ada dia, aku gak suka kamu sama dia Hyunsuk~"
Hyunsuk menghela napasnya pendek, lalu memeluk tubuh mungil istrinya dari belakang. "Sayang, aku tau kamu cemburu. Tapi, aku 'kan harus kerja, nanti siapa yang bakal bayar biaya sekolah Hyunjin? Kita nanti makan sama apa? Kamu mau tinggal di rumah kecil?"
Ryujin berbalik, menatap suaminya intens. "Aku gak peduli mau kayak ataupun miskin, mau kamu gelandangan atau siluman, selagi kamu adalah Choi Hyunsuk jika ada pertanyaan aku harus memilih antara Lee Minho atau kamu, aku bakal milih kamu tanpa berpikir dua kali."
Hyunsuk tak bisa menahan untuk tidak menarik bibirnya, perkataan berani dari sang istri membuat tersentuh. Ia tak percaya bahwa istrinya sudah mencintainya sebesar ini, padahal dulu Ryujin sangatlah tak suka dengan sikap arogan yang selalu ia tunjukkan. Jadi, siapakah yang sudah tunduk sekarang?
Laki-laki Choi itu menarik tubuhnya istrinya kedalam pelukannya, membawa kepada kenyamanan serta kehangatan yang selalu ia berikan kepada sang istri. "Oke, aku gak bakal ke kantor sekarang. Tapi, aku harus telfon Jinhye dulu."
Wanita itu mengangguk. "Tapi, telfonnya disini, didepan aku. Trus volumenya di naikin."
Huh, kenapa sekarang jadi Ryujin yang posesif. Sepertinya jiwa mereka berdua tertukar tadi malam saat bercinta.
Hyunsuk menuruti perintah Ryujin dan, yah, Ryujin pun percaya karena ia mendengar dengan telinganya sendiri bahwa Hyunsuk yang menelfon untuk berpesan agar mengurusi perusahaan dengan baik, serta undur meeting nanti siang menjadi besok pagi.
"Udah, jadi kamu jangan cemberut lagi."
Ryujin berdecak, namun detik berikutnya ia memeluk Hyunsuk. Sangat erat, tidak mau suaminya jauh barang se-senti pun.
"Sayang, lepas dulu dong. Aku mau ganti baju dulu," pinta Hyunsuk. Tapi tak didengarkan oleh istrinya, Ryujin masih saja asik membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami.
Hyunsuk menghela napas pasrah, berjalan ke arah ranjang serta membaringkan tubuhnya beserta sang istri di sana. Menepuk-nepuk pelan punggung Ryujin yang tubuh wanita itu berada di atas tubuhnya.
"Sekarang kamu tidur aja."
Ryujin menggeleng. "Gak mau, nanti kamu pergi."
"Aku gak bakal kemana-mana kok."
"Engga!"
"Kamu kenapa, sih? Kok jadi manja kayak gini."
"Kenapa emang? Gak boleh!"
"Boleh dong, akunya juga jadi seneng. Ya, cuma aneh aja."
"Bukan aku yang aneh, tapi kamu."
Hyunsuk mengernyit bingung. "Aku? Kenapa sama aku? Biasa aja tuh."
Pelan Ryujin memukul lengan suaminya. "Kamu seakan punya dunia lain sama sekretaris kamu itu."
Hyunsuk terkekeh. "Sayang, mana mungkin aku deketin dia 'kan udah ada kamu sama Hyunjin. Dianya juga ud--"
"Stop! Jangan bahas dia lagi, bisa-bisa aku samperin dia dan jambak rambutnya sampe botak."
Hyunsuk mengunci mulutnya, kembang mengusap pelan punggung istrinya. Hingga dengkuran halus terdengar.
"Katanya gak mau tidur, ck ck."
~ To Be Continue ~
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] [S1&2] MY POSSESSIVE HUSBAND [TERBIT]
Roman d'amourMereka memang menikah hasil perjodohan tapi tidak seperti cerita lain yang setelah menikah harus pisah ranjang, membuat perjanjian di atas kertas dan tidak boleh mencintai satu sama lain. Berbeda dengan Arsenio dan Chilea, mereka berusaha untuk mene...