♪ Happy Reading ♪
.
.Padahal baru tadi pagi mereka melepas rindu dengan saling menyentuh satu sama lain, tapi kini apa yang Chilea dapat? Sebuah pedang menusuk tepat di ulu hatinya, sangat sakit.
Niat untuk menemui sang suami sembari memberikan bekal makan siang yang Chilea buat khusus.
Archelia pikir ia akan disambut dengan wajah terkejut suaminya, sebab ia tidak bilang akan pergi ke kantornya atau mungkin dengan senyuman lalu kecupan singkat tapi manis.
Ternyata benar dengan kalimat yang mengatakan 'ekspetasi tak seindah realita.'
Dengan tangan yang menggenggam erat kresek, ia menatap dengan tangisan bisu di pintu. Menatap dengan kecewa kepada dua insan yang tengah berpelukan.
Arsenio tak menyadari bahwa sang istri melihatnya berpelukan dengan perempuan lain.
Wanita itu tertawa kecil, mengusap air matanya kasar. Seharusnya ia sadar sejak awal dan seharusnya benteng penghalang itu harus tetap kokoh bukannya malah ia hancurkan.
"Padahal baru tadi pagi dia berjanji untuk hanya percaya kepadanya tapi sekarang, dia sendiri yang mematahkan kepercayaan ku," gumamnya.
"Bullshit!"
Chilea melesat dari sana, tidak ingin mengganggu pasangan yang tengah saling melepas rindu. Chilea tahu siapa perempuan itu, bahkan Chilea tak percaya bahwa perempuan itu akan datang di saat seperti ini.
Kenapa hidupnya seperti berada di cerita novel? Di mana sang mantan kekasih datang kembali di saat sang pemeran wanita dan pria tengah berada di fase paling nyaman-nyamannya. Lalu, merencanakan hal licik agar rumah tangga mereka hancur.
Langkah wanita itu terhenti, mengangkat kresek yang isinya bekal untuk Arsenio buatannya. Menatap dengan nanar, lalu membuangnya ke tong sampah, sia-sia saja.
"Dasar bedebah! Brengsek kau Arsenio, mati saja kau sana!"
Segala umpatan itu ia lontarkan untuk suaminya, ia tak bisa membayangkan hal apa yang selanjutnya akan terjadi.
Chilea tahu, Arsenio pasti masih mencintai mantannya itu mengingat Arsenio membencinya karena kekasihnya memilih pergi. Ia yakin akan hal itu.
Haruskah Chilea berhenti sampai sini? Mundur lalu mempersilahkan mantan kekasih suaminya untuk maju.
"Aku membencimu Arsenio!"
Sementara itu, Arsenio celingukan ke sana dan kemari. Ia tadi tidak salah lihat bahkan sekretarisnya pun mengatakan bahwa istrinya datang.
Chilea pasti melihat semuanya.
"Ayolah Lea, kamu di mana?"
Matanya memicing seperti mengenali sosok yang tak jauh darinya berpijak.
"Ryujin!"
Dengan cepat laki-laki itu menancapkan gas menuju halte bus, di mana ada istrinya yang tengah duduk sembari mengelus perutnya.
"Sayang!" panggilnya seraya keluar dari mobil namun Chilea malah berlari menjauh darinya.
"Lea, jangan lari!"
Hap!
"Lepas, Arsen!"
"Sayang, dengerin aku dulu," pintanya.
Wanita itu berontak, sungguh ia kesal. Rasanya sangat tidak mood dan muak melihat wajah suaminya.
"Lepasin aku, Arsen!"
"DIAM, LEA!"
Wanita itu mematung mendengar suaminya yang membentaknya, kenapa malah Arsenio yang marah? Seharusnya ia yang marah sekarang.
Chilea berbalik, menghempaskan tangan suaminya kasar. Menatap tajam dengan linangan air mata.
Laki-laki itu sadar dan dengan cepat ia meminta maaf. "Sayang, aku minta maaf. Aku gak bermaksud ngebentak kamu, aku tadi kelepasan."
Baru juga merentangkan tangan, Chilea sudah menepisnya lebih dulu dan sedikit menjaga jarak.
"Kamu benar-benar nggak bisa dipercaya, Arsenio. Kenapa kamu tidak mengatakan dari awal kalo kamu masih berhubungan sama perempuan tadi? Kalau aku tahu, aku tidak akan berharap lebih sama kamu," katanya.
Laki-laki itu menggeleng, ini adalah salah paham. "Lia, kamu salah paham. A--"
"Cukup! Biarkan aku pergi."
Wanita itu berbalik, mengabaikan teriakan suaminya yang memanggil namanya, namun sayang saat dilangkah ke lima perutnya tiba-tiba terasa sangat sakit. Ada apa ini? Tidak mungkin ia melahirkan.
"A-aw, ahk.."
Dan sialnya, nama yang pertama kali ia panggil adalah, "Ar-arsenio."
Lapak hujat tersedia disini ->
~ To Be Continue ~
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] [S1&2] MY POSSESSIVE HUSBAND [TERBIT]
RomanceMereka memang menikah hasil perjodohan tapi tidak seperti cerita lain yang setelah menikah harus pisah ranjang, membuat perjanjian di atas kertas dan tidak boleh mencintai satu sama lain. Berbeda dengan Arsenio dan Chilea, mereka berusaha untuk mene...