11. Kepergok✓

6.6K 496 36
                                    

♪ Happy Reading ♪
.
.
.



Tadinya memang Arsenio tidak berniat untuk pergi ke kantor, kata sekretarisnya ada rapat penting yang tidak bisa Arsenio tinggalkan.

"Lea, kamu ikut saja sama aku."

Saat ini Chilea tengah memakaikan dasi untuk suaminya dengan tangan Arsenio yang setia memeluk pinggang istrinya.

"Kenapa? Tidak mau, aku juga mau ke kedai sebentar," balas Chelia.

"Ikut atau kedaimu hangus?" ancam Arsenio.

Oh, oke. Arsenio yang menyebalkan ternyata masih ada, Chilea kira sifat menyebalkan tertinggal di Perancis.

Archelia hanya memakai kemeja berwarna ungu polos yang dilapisi dengan mantel hitam lalu rok pendek berwarna hitam.

Sesampainya di sana semua orang membungkuk seraya mengucapkan selamat datang. Chelia melirik sekilas ke arah Arsenio, laki-laki ity hanya terus berjalan tanpa membalas sapaan para karyawan.

Sedangkan Chilea berjalan di samping suaminya dengan tangan yang digenggam oleh Arsenio, tersenyum canggung kepada para karyawan.

Di sini Chilea bisa melihat aura ketegasan serta kepemimpinan yang dimilik suaminya sangat jauh berbeda dengan suaminya yang ada di rumah.

"Kamu tunggu di sini, jangan ke mana-mana. Cuma sebentar, kok."

Itu adalah kalimat terakhir yang Arsenio ucapkan, yang katanya sebenarnya itu adalah bullshit. Nyatanya Chilea sudah berdiam diri di ruangan Arsenio selama dua jam, bahkan perempuan itu sudah menghabiskan dua cangkir cokelat hangat.

Sampai akhirnya Chilea tertidur di sofa dengan posisi duduk. Tak selang beberapa menit, ia merasakan sesuatu yang menyentuh lehernya. Refleks Chilea mendorong dada orang itu.

"Arsenio? Aku kira siapa," ujarnya.

Sialan, laki-laki itu membuat Chilea terkejut. Chilea pikir itu adalah orang kantor yang berbuat mesum kepadanya.

"Emang kamu berharapnya siapa, hm?" tanya laki-laki itu dengan suara deep-nya.

Dan dengan percaya diri Chilea menjawab. "Ya kamulah, masa laki-laki lain."

Arsenio tersenyum jahil lalu mencolek dagu istrinya. Ish, apa yang laki-laki itu lakukan?

"Kita lanjutkan kegiatan kita yang tertunda tadi," katanya lalu memposisikan tubuh istrinya duduk dipangkuannya.

"Di sini?" tanya Chilea

Laki-laki itu mengangguk.

Perlu Chilea ingatkan, Arsenio tidak akan kenal waktu dan tempat jika itu sudah menyangkut keinginan biologisnya. Ini kantor, ya ampun Arsenio. Apa tidak akan ada yang memergoki?

"Bagaimana ji--"

"Tidak akan, semuanya aman. Kenapa sangat takut sekali? Ini kantor ku, perusahaan ku. Jadi, terserah aku mau melakukan apapun," katanya dengan bangga sembari menyela ucapan Chilea.

Iya, iya, tuan Arsenio Levi Oswald yang terhormat.

Laki-laki itu mulai dengan menyatukan bibir keduanya, menggerakkan bibirnya dengan sangat perlahan seakan bibir istrinya ini adalah benda berharga yang rapuh.

Tangannya menarik tangan sang istri untuk melingkar di lehernya dan Chilea pun menurut, saling memejamkan mata menikmati sensasi masing-masing.

Rasanya tidak berubah sama sekali bahkan semakin membuat candu bagaikan alkohol yang ingin terus dicicipi.

Tangan Arsenio yang melingkar di pinggang istrinya perlahan naik ke atas, membuka mantel yang Chilea kenakan lalu menekan tengkuk istrinya, guna memperdalam ciuman mereka.

Kini bibirnya beralih ke leher jenjang milik Chilea, perempuan itu hanya bisa meremas rambut suaminya merasa disetiap sentuhan yang Arsenio berikan kepadanya.

Dan perlahan ia mengubah posisi dengan tubuh mungil istrinya yang berada dibawah kungkungan sampai sebuah suara histeris terdengar oleh indera pendengaran keduanya.

"ASTAGHFIRULLAH, MATA DEDEQ TERNODAI!"

Refleks Chilea mendorong tubuh suaminya hingga laki-laki itu jatuh dengan bokong yang mendarat terlebih dahulu.

Chilea berdiri, merapikan penampilannya yang acak-acakan. Lalu,bmaniknya yang indah itu menangkap seorang gadis cantik memakai dress motif bunga di atas lutut tengah di ambang pintu dengan kedua mata yang ditutupi oleh tangannya.

Istri Arsenio itu melirik suaminya dengan menggeram.

"Ada apa?" tanyanya ketus lalu berdiri.

Gadis itu berjalan menghampiri Arsenio, kemudian memeluk Arsenio dengan santai. "Aku merindukanmu," ungkapnya dengan suara imut.

Siapa gadis itu? Kenapa dia memeluk suami Chilea? Dan Arsenio pun tidak menolaknya sama sekali.

"Aku tidak merindukanmu, sana pergi!" balasnya dengan cuek.

Mendengar usiran dari Arsenio gadis itu memasang wajah cemberut, melipatkan tangannya di dada. "Hish, kamu nyebelin! Lica udah jauh-jauh datang dari Jerman kesini cuman mau liat kamu."

Kamu?

K.A.M.U

Woah, Chilea merasa hubungan keduanya begitu sudah sangat jauh.

Arsenio tertawa kecil, lalu menarik tubuh mungil Hyuna ke dalam pelukannya. "Aku bercanda, kapan datang kesini? Enggak kabarin dulu."

Apa-apaan ini? Dunia serasa milik berdua yahh.

"Dua hari yang lalu saat kamu pergi ke Perancis," jawabnya dengan tersenyum manis yang membuat kedua matanya menghilang.

Hyuna menoleh ke arah Chilea. "Woah, apakah ini Archelia? Istrimu?" tanyanya.

Arsenio mengangguk.

"Woah, hallo. Aku Hazelica Asya Oswald, adik perempuan suamimu."

Ahh, gadis itu adik suaminya. Chilea pikir tadi selingkuhan atau gadis kecil yang genit, atau mungkin sugar baby (?)

"Maaf, aku tidak datang ke pernikahan kalian dan maaf telah mengganggu kegiatan kalian tadi," ucapnya dengan tangan yang menggaruk tengkuknya.

Arsenio mendengus. "Sangat menggangu, kenapa kau datang di saat yang tidak tepat?"

Lica berkaca pinggang, seperti menantang kakaknya. "Salahmu sendiri yang mau ena-ena kok di kantor, nggak modal banget sih. Nyewa hotel kek atau di rumah, emang pas di Perancis nggak cukup apa sampe harus di siang bolong kayak gini."

Wow, savage.

"Anak kecil diam saja," balas Arsenio dengan malas.

Loca beralih menatap Chilea, kemudian merangkul istri Arsenio itu. "Kak, jika kau lelah dengan pria itu. Lebih baik kau tinggalkan dan ceraikan dia, oke?"

"Apa yang kau katakan?! Keluar sana!"







~ To Be Continue ~


See you next chapter!!!

[END] [S1&2] MY POSSESSIVE HUSBAND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang