Part 32. Awal Baru bersama Ali

102 38 78
                                    

[UTAMAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA!]

Happy reading...

*****

"Mah ... Pah ... Cia berangkat dulu. Udah ditungguin sama Ali. Assalamu'alaikum!" Cia berteriak saat melewati ruang makan yang terdapat keluarganya sedang sarapan pagi tanpa dirinya.

Dita dan Tito saling menatap satu sama lain. Meminta penjelasan maksud dari ucapan Cia. Namun, mereka berdua langsung mengedikkan bahunya tidak tahu.

"Apa tadi katanya Pah? Berangkat sama Ali? Mamah gak salah denger nih?" tanya Dita yang masih belum percaya.

"Sama Fia kali. Mana mungkin Cia berangkat sekolah sama Ali," jawab Tito membalas ucapan Dita. Pria itu kurang percaya kalau Cia dan Ali berangkat bersama. Mengingat sikap mereka yang selalu bertengkar setiap bertemu. Lalu Tito menyeruput kopi hitam buatan Dita.

"Masa sih? Tadi kok aku dengernya Ali ya?"

Reza menghela napasnya mendengar perdebatan kecil antara orangtuanya. "Kak Cia beneran berangkat bareng bang Ali kok."

"Kok bisa?" tanya Dita dan Tito bersamaan. Reza menghela napasnya lebih dulu sebelum bercerita.

"Kemarin malem, Reza denger kak Cia ketawa-ketawa sendiri di kamarnya. Mungkin gara-gara udah baikan kali sama bang Ali."

"Kamu yakin Za, kakak kamu udah baikan sama Ali? Kamu kan cuma denger Cia ketawa-ketawa doang. Belum tentu Cia ketawa gara-gara udah baikan sama Ali."

"Kalo gak percaya, liat aja tuh di luar," ujar Reza mengusulkan. Dita yang mendengarnya sontak langsung berdiri dan menarik tangan Tito agar ikut dengannya.

"Ayok Pah liat. Mamah penasaran nih."

"Enggah ah. Mamah aja sana."

"Ihh ayok Pah, Mamah penasaran nih." Dita memaksa Tito agar ikut dengannya untuk melihat apakah benar Cia berangkat dengan Ali atau tidak.

"Mereka pasti udah pergi Mah."

"Ihh ayok liat dulu makanya." Tito menghela napasnya pelan. Lalu bangkit dari duduknya dan dengan terpaksa ikut dengan Dita. Menolak seperti apapun, Dita akan terus memaksanya.

*****

"Ayok!" ujar Cia dengan semangat setelah keluar dari rumahnya dan bertemu dengan Ali yang sudah stand by duduk di atas motornya.

Ali mengerutkan keningnya, menyadari perubahan sikap Cia yang nampak ceria. "Semangat banget kayaknya." Ali tersenyum melihat tingkah Cia.

"Masa sih?" Cia mengulum senyumnya berusaha untuk tidak salah tingkah.

Ali langsung memicingkan matanya pada Cia. "Gue tau. Lo pasti udah gak sabar kan berangkat bareng gue?" ujar Ali menggoda Cia sambil mengacungkan jari telunjuk padanya.

Cia menepis jari Ali yang berada di depan wajahnya. "Ihh apaan si. Jangan mulai deh, baru juga kemarin lo bilang gak akan ngeselin lagi."

Wajah Ali langsung memerah karena Cia mengingatkan kembali pada kejadian itu. "Jangan bahas itu lagi," ujar Ali tanpa menoleh pada Cia.

"Kenapa? Malu ya ...," goda Cia sambil menusuk-nusuk pipi Ali dengan telunjuknya.

"Udah ayok naik." Cia tertawa saat Ali mengalihkan pembicaraannya. Cia yakin, Ali sedang malu saat ini. Ali yang biasanya selalu memasang tampang watadosnya dan kalau bicara tidak pernah serius, dengan tiba-tiba kemarin cowok itu rela memasang raut wajah seriusnya demi berbaikan dengan Cia.

ALICIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang