Sebelum membaca alangkah baiknya klik bintang 🌟 yang berada di pojok bawah ;)
Tinggalkan komentar juga diakhir
Terima kasih dan Selamat membaca ❣️
— oOo —
"Jian, Jian, Jian," panggil Luby sembari menepuk-nepuk bahu Jian yang sedang menulis catatan.
"Kenapa?" tanya Jian.
"Ada cowok yang ngajak aku kenalan," ucap Luby sembari tersenyum.
"Hm? Siapa? Kenalan dari mana?"
"Dari instagram. Kamu mau lihat fotonya gak?," ucap Luby semangat.
Jian jadi ingat salah satu adegan yang ada di dalam novelnya, saat Luby patah hati karena lelaki tersebut.
"Kayanya lo gak usah deket ataupun kenalan sama laki-laki itu deh," suruh Jian.
"Kenapa? Kok aku gak boleh kenalan?" Luby memasang wajah tidak bersemangat lagi karena respon Jian seperti itu.
"Cowok itu gak baik. Dia udah punya cewek lain. Dia tuh cuma mau jadiin lo selingkuhannya doang," Jian menjeda kalimatnya sambil berpikir, "Mending lo sama Austin sana, banyak yang setuju," kekeh Jian sembari mengingat komentar pembaca dengan keuwuan Luby dan Austin.
Luby mengerutkan kedua alisnya, "Maksud kamu apaan sih. Lagian kenapa bawa-bawa Austin. Ngobrol aja gak pernah."
"Kamu juga belum lihat fotonya, dari mana kamu tau kalo cowok itu udah punya pacar?" tanya Luby.
Jian langsung terdiam. Bisa-bisanya dia keceplosan memberi tau apa yang akan terjadi kedepannya.
"Kok kamu diam?" tanya Luby. Jian hanya menggeleng.
"Pokoknya aku mau coba pdkt dulu sama dia, hehe," kekeh Luby semangat lagi.
"Jangan Lub— aw," ucapan Jian terpotong karena tiba-tiba kepala Jian lagi-lagi terasa pusing.
"Kamu kenapa?! Sakit lagi kepalanya?!" tanya Luby panik sembari dijawab anggukan kecil oleh Jian.
Jian memegangi kepalanya yang terasa pusing.
Kenapa gue sering banget ngerasa pusing, batin Jian.
"Ke UKS yu," ajak Luby namun Jian tidak kuat berjalan. Jangankan berjalan, untuk berdiri dari kursi aja ia tidak bisa. Kepalanya terasa sangat pusing. Pandang Jian mulai kabur, pendengarannya pun mulai berdengung. Kemudian semuanya hitam. Jian pingsan lagi.
°°°
Mata Jian perlahan perlahan. Jian melihat sekeliling dan menemukan Dava yang berada di sampingnya sedang duduk sembari menatapnya dengan dingin.
Ngapain dia ada disini, batin Jian.
"Lo emang lemah banget ya? Bentar-bentar pingsan. Bentar-bentar sesek nafas. Lo tau gak, kalo lo itu sering ngerepotin orang. Emangnya gak pake tenaga gotong-gotong lo ke sini," omel Dava tanpa jeda, "Sakit apa sih lo. Ngerepotin orang terus kerjaannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
JlANLAND [END] PRE-ORDER!
Teen FictionKetika Jian terbangun, Jian sudah berada di tempat yang berbeda. Tempat yang sangat Jian kenal dalam imajinasinya sendiri. Jian berada di dalam dunia novel yang ia ciptakan sendiri. Alur cerita dalam novelnya juga mulai berubah. Bagaimana caranya ag...