Sebelum membaca alangkah baiknya klik bintang 🌟 yang berada di pojok bawah ;)
Tinggalkan komentar juga diakhir
Terima kasih dan Selamat membaca ❣
–oOo–
Setelah bel berbunyi seluruh murid bergegas membereskan peralatan sekolahnya untuk pulang. Begitupun dengan Jian yang langsung berjalan keluar kelas setelah membereskan peralatannya dengan buru-buru.
“Jian,” panggilan dari Luby tidak dihiraukannya. “Jian, tungguin aku,” Luby sekali memanggil nama Jian lagi sambil mengejar Jian yang berada didepannya.
“Jian tunggu! Dengerin aku dulu,” ucap Luby yang kali ini berhasil menghentikan langkah Jian dengan memegang lengan temannya itu.
Tangan Luby langsung dihempaskan oleh Jian. Pandangannya juga tidak ada niatan sama sekali untuk menatap mata Luby. Kepercayaan yang ia percayakan kepada Luby malah dihancurkan sendiri oleh temannya itu. Saat ini Jian tidak ingin berbicara dulu dengan Luby.
“Jian maafin aku ya. Aku tahu aku salah, aku bener-bener minta maaf. Aku nggak tahu apa lagi yang harus aku ucapin selain minta maaf ke kamu,” ucap Luby panjang lebar.
Jian tetap tidak merespon Luby yang meminta maaf, namun ia masih mendengarkan Luby yang berbicara dengannya.
“Aku terpaksa ngelakuin ini, aku nggak tahu harus ngapain lagi,” ucap Luby. “Maafin aku ya,” lanjutnya.
Jian menghela nafas kemudian menatap Luby yang sedang menatapnya juga dengan penuh rasa bersalah. “Maafin aku ya Jian.”
“Lo tahu apa rasanya dibohongin sama temen yang paling deket sama lo?” ucap Jian mulai merespon. “Apalagi gue udah cerita semuanya ke dia, tapi dia malah pura-pura gak tahu dan pura-pura bego ngerasa gak ngelakuin apa-apa.” lanjutnya. Luby hanya terdiam saat Jian berbicara. Luby tahu bahwa dirinya sangat salah sudah berbohong kepada Jian.
“Gue cerita semuanya ke lo. Bahkan gue sampai nuduh orang lain yang nggak bersalah atas kelakuan yang ternyata lo lakuin itu. Gue kira lo bakal bantu gue untuk nemuin jalan keluar dari masalah yang gue hadapi, tapi ternyata lo malah jadi orang yang ngelakuin itu semua.”
“Jian, aku bener-bener minta maaf. Aku tahu aku salah. Apa yang bisa aku lakuin supaya kamu mau maafin aku?”
“Gue perlu waktu, Luby. Gue kecewa sama lo dan gue gak semudah itu buat jadi orang yang maafin semua kebohongan lo,” ucap Jian lalu pergi.
Ketika Luby hendak mengikutinya, Jian berhenti melangkah. “Jangan ikutin gue atau gue akan lebih susah untuk maafin lo,” ucap Jian pergi tanpa melihat ke arah Luby sekalipun.
“Jian mana?” tanya Dava pada Luby setelah beberapa menit Jian meninggalkan Luby sendiri di koridor. Luby melirik keempat cowok itu.
“Tumben banget gak bareng Jian, biasanya berduaan terus udah kek sepaket,” ucap Eman pada Luby
“Tadi ke depan duluan,” jawab Luby.
“Kalau gitu gue nyamper Jian duluan,” ucap Dava pamit kepada ketiga temannya itu dan juga kepada Luby.
“Yoi, salamin ke Jian!” teriak Austin ke Dava yang semakin menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
JlANLAND [END] PRE-ORDER!
Novela JuvenilKetika Jian terbangun, Jian sudah berada di tempat yang berbeda. Tempat yang sangat Jian kenal dalam imajinasinya sendiri. Jian berada di dalam dunia novel yang ia ciptakan sendiri. Alur cerita dalam novelnya juga mulai berubah. Bagaimana caranya ag...