Sebelum membaca alangkah baiknya klik bintang 🌟 yang berada di pojok bawah ;)
Tinggalkan komentar juga diakhir
Terima kasih dan Selamat membaca ❣️
-oOo-
Saat diluar Jian berpapasan dengan Samuel yang baru saja mau masuk ke dalam apartment Dava. Mata Jian tidak sengaja melihat bunga yang sedang ditenteng oleh Samuel dengan paperbag. Pikiran untuk mencurigai Samuel mulai terlintas di dalam otaknya lagi.
"Sam, tunggu dulu," suruh Jian pada Samuel yang sudah setengah membuka pintu apartment yang Dava tempati.
-
Samuel menghentikan gerakan tangannya yang membuka pintu, walaupun pintunya sudah terbuka setengah.
"Akhirnya dateng juga makanan gue!" teriak Eman dari dalam.
Jian menaruh plastik sampah yang ia bawa tadi di samping pintu apartemennya, kemudian berjalan ke arah Samuel.
Samuel kembali menutup pintu yang ia buka. Dirinya tidak jadi masuk ke dalam.
"Lah kenapa ditutup lagi?" gumam Eman bertanya.
"Ada apa?" tanya Samuel kepada Jian.
Jian melirik bungkusan bunga yang Samuel bawa berkali-kali. "Itu bunganya buat apaan?" tanya Jian to the point sambil menunjuk bunga tersebut.
"Oh, ini buat-"
"Sam, kenapa nggak masuk?" tanya Eman setelah membuka pintu sehingga membuat Samuel menghentikan ucapannya. "Cacing-cacing dalam perut gue udah bergetar minta diisi nih."
Eman melirik Jian yang ada di hadapannya. "Eh ada Jian," ucapnya berhenti sejenak. "Ngapain? Mau ikut gabung makan juga? Sini-sini masuk, nanti jatah Austin buat lo," lanjutnya.
"Nggak. Gue cuma mau bua-"
"Udah ayo masuk," ucap Eman menarik Jian masuk ke dalam apartment Dava. Samuel juga menyusul masuk.
"Anggep aja punya sendiri," ucap Eman.
Austin yang masih bermain ps melirik ke arah Jian sebentar sambil menyapanya. "Hai, Jian."
"Duduk, duduk," Eman menyuruh Jian duduk. Jian pun menurut, ia duduk di sofa.
"Makanannya gue taruh sini ya," ucap Samuel sambil menaruh makanannya di meja.
"Tin, jatah lo kasih ke Jian satu ya?" tanya Eman pada Austin.
Austin memberhentikan kegiatannya yang bermain game ps. "Kok punya gue?"
"Kan lo beli 3 bebek."
"Nggak usah, gue udah-"
"Tuh, kata Jian gak usah," Austin memotong ucapan Jian. "Lo maunya makan pake ayam kan, Jian?" tanya Austin pada Jian.
Jian menggeleng. "Gue gak m-"
"Kok kamu disini?" tanya Dava yang keluar dari kamar. Ia baru saja selesai mandi. Rambutnya yang masih terlihat basah membuat Jian terdiam melihatnya.
Tampan. ucap batin Jian tanpa sadar.
"Idih kamu..." ledek Eman yang geli mendengar Dava berbicara seperti itu kepada Jian.
"Gue- bukan, maksudnya aku ditarik Eman kesini," ucap Jian.
Dava melirik Eman dengan tatapan tajam. "Gue cuma mau nawarin Jian makan bareng doang kok," ucap Eman mengerti tatapan yang Dava berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JlANLAND [END] PRE-ORDER!
Novela JuvenilKetika Jian terbangun, Jian sudah berada di tempat yang berbeda. Tempat yang sangat Jian kenal dalam imajinasinya sendiri. Jian berada di dalam dunia novel yang ia ciptakan sendiri. Alur cerita dalam novelnya juga mulai berubah. Bagaimana caranya ag...