Sebelum membaca alangkah baiknya klik bintang 🌟 yang berada di pojok bawah ;)
Tinggalkan komentar juga diakhir
Terima kasih dan Selamat membaca ❣️
-oOo-
Seseorang mendekati Jian dari belakang sambil mengikuti arah pandang Jian yang melihat serius ke arah kelasnya.
"Lihat apaan?" tanya Dava.
Jian tersentak kaget karena Dava tiba-tiba saja berada disampingnya, entah ia tidak mendengar langkah kaki Dava karena terlalu serius atau memang Dava yang tidak mengeluarkan suara sama sekali saat menghampirinya.
"Bikin kaget aja, sejak kapan disini?" tanya Jian.
"Barusan. Tumben nggak masuk ke kelas."
"Nanti," mata Jian kembali fokus menatap ke arah kelasnya.
Selang beberapa detik orang yang selalu Jian curigai sebagai pengirim bunga selama ini -Samuel- masuk ke dalam kelasnya.
"Gue ke kelas duluan ya," pamit Jian pada Dava.
"Jian, tunggu dulu," panggil Dava membuat Jian memberhentikan langkahnya.
"Apa?"
"Tadi ngomong apa?"
Jian lupa bahwa ia dan Dava sudah resmi berpacaran, dan mereka juga sepakat menggunakan panggilan 'aku-kamu' selama berpacaran. Sebenarnya Jian tidak terlalu menyukai panggilan seperti itu, tapi apa boleh buat ia harus mencoba membiasakannya.
"Aku ke kelas duluan ya," ucap Jian sambil tersenyum mengulangi ucapan sebelumnya yang salah.
Setelah itu Jian langsung berlari ke dalam kelas, ia kan menciduk Samuel yang selama ini ia curigai.
"Samuel," panggil Jian dan tepat sekali Samuel sedang berdiri di dekat tempat duduknya.
Samuel membalikan badannya menghadap Jian, "Kenapa?"
"Lo ngapain disini?" ucap Jian yang sudah bertekad untuk bertanya langsung kepada Samuel. Jian ingin semua ini selesai secepatnya.
"Gue mau-"
"Ah gue tau lo mau ngapain," Jian memotong ucapan Samuel membuat Samuel mengangkat sebelah alisnya.
"Lo kan selama ini yang selalu taruh bunga itu di meja gue?" tanya Jian sambil memeriksa kolong mejanya, namun tidak ada satupun bunga disana.
"Bunga?" bingung Samuel.
"Pasti lo belum sempet taruh bunganya kan karena ketahuan sama gue?" ucapnya penuh percaya diri. "Coba sini gue lihat isi tas lo," Jian hendak meraih tas Samuel, namun Samuel langsung memundurkan badannya.
"Mau ngapain?" tanya Samuel.
"Gue mau lihat isi tas lo, cepet."
"Ngapain lihat isi tas gue?"
"Pati bunganya ada di dalam tas lo ini kan. Sini bentaran doang," paksa Jian.
"Bunga apaan."
"Lo takut ketahuan kan kalau lo yang taruh bunga-bunga itu setiap hari."
Samuel mengerutkan keningnya karena tidak mengerti apa yang Jian katakan.
Jian menggapai tas Samuel, lalu memaksa mengambil tas Samuel. "Bentar ya Sam."
Kali ini Samuel membiarkan Jian memeriksa apa yang ada di dalam tasnya. Sebenarnya apa yang Jian cari dalam tasnya miliknya itu.
Jian mulai membuka resleting tas milik Samuel. "Pasti ada, pasti ada," gumam Jian.
KAMU SEDANG MEMBACA
JlANLAND [END] PRE-ORDER!
Teen FictionKetika Jian terbangun, Jian sudah berada di tempat yang berbeda. Tempat yang sangat Jian kenal dalam imajinasinya sendiri. Jian berada di dalam dunia novel yang ia ciptakan sendiri. Alur cerita dalam novelnya juga mulai berubah. Bagaimana caranya ag...