4. SIAPA YANG BERUBAH

12.8K 1.3K 22
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya klik bintang 🌟 yang berada di pojok bawah ;)

Tinggalkan komentar juga di akhir

Terima kasih dan selamat membaca

- oOo -

Pagi ini Jian sudah siap dan rapih untuk berangkat ke sekolah. Walaupun sebenarnya Jian tidak memiliki gairah pergi ke sekolah karena ia malas mengulang kembali pelajaran sekolah yang sudah ia lalui di dunia aslinya.

Jian juga harus berjalan kaki ke sekolah. Biasanya Jian berangkat dengan menaiki bus, namun dirinya tidak tau dimana Jian menyimpan kartu busnya. Jian akan mencari kartu busnya nanti. Saat ini ia harus berhemat karena sekarang ia sedang menjalani kehidupnya sebagai Jian Cornelez bukan sebagai Jian Sanders.

Jian Cornelez mempunyai keluarga yang cukup berantakan. Ibunya selalu pergi di malam hari, lalu pulang di pagi hari, pasca bercerai dengan Ayahnya. Jian Cornelez lebih merasa hidup seperti seorang diri walaupun masih mempunyai seorang Ibu.

Berbeda dengan Jian Sanders yang hidupnya berkecukupan. Jian juga tinggal bersama dengan kakaknya. Jerom Sanders. Walaupun kedua orang tua Jian sudah tidak ada karena mengalami kecelakan pesawat sewaktu perjalanan berbisnis. Namun, ia masih mempunyai seorang kakak yang sangat sayang padanya.

Jian sudah berjalan sekitar satu jam setengah dari rumahnya menuju ke sekolah. Tinggal melewati beberapa gang lagi, Jian akan sampai ke sekolah. Jian benar-benar tidak terbiasa dengan ini.

Suara kelakson memecahkan lamunan Jian yang berjalan lurus melihat ke depan. Jian menengok ke arah sumber suara melihat seorang berhenti disampingnya menggunakan motor. Jian menilai penampilan orang yang sedang duduk di atas motor tersebut. Lelaki yang baru ia lihat hari ini, Tapi jika lelaki tersebut sama dengan apa yang ada di dalam imajinasinya. Jian bisa menebak bahwa lelaki tersebut adalah Bayu Magara.

"Mau bareng gak?" tawar Bayu.

"Gak usah, tinggal berapa gang lagi. bentar lagi juga nyampe."

"Lumayan Jian jalan dari sini kan capek."

Iya emang capek. Gue udah jalan hampir dua jam, batin Jian.

"Gapapa, gak us⎯"

Tin-! Tin-!

Suara kelakson mobil membuat Jian dan Bayu menoleh ke belakang memperlihatkan kepala Dava yang keluar dari kaca pintu mobil. Hari ini Dava mengendarai mobil, bukan motor. Tangan Dava melambai menyuruh Bayu untuk tidak menghalangi jalan.

Bayu tidak memperhiraukan Dava. Sebenarnya Bayu tidak menghalangi jalan. Posisi Bayu sedang berada di samping tempat pejalan kaki. Bukan berada ditengah-tengah jalan raya. Jadi kenapa dirinya harus menyingkir karena menghalangi jalan.

Tin-! Tin-! Tin-!

"Woi minggir. Jangan di pinggir jalan. Bukannya pergi sana," teriak Dava pada Bayu.

Jian yang merasa risih karena Dava, ia pun menyuruh Bayu pergi tanpa perlu mempedulikan Jian. Bayu menurut lalu pergi bersama dengan motornya.

Dava memajukan mobilnya kearah samping Jian dan menyetir dengan pelan agar menyamai langkah kaki Jian. "Bikin macet aja," ucap Dava.

Macet? Macet apaan. Padahal tidak ada satupun motor atau mobil yang berada di belakang mobil milik Dava.

Jian memilih tidak menggubris ucapan Dava dan berjalan duluan menuju sekolah. Walaupun Jian tau kalau Dava pasti akan sampai duluan dengan mobilnya itu.

JlANLAND [END] PRE-ORDER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang