16. PROTEKTIF

5.7K 553 18
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya klik bintang 🌟 yang berada di pojok bawah ;)

Tinggalkan komentar juga diakhir

Terima kasih dan Selamat membaca ❣️

–oOo–

Jian berjalan masuk ke dalam kelas. Ia melihat Luby sudah duduk di samping tempatnya sembari memainkan ponsel. Ia juga melihat setangkai bunga dan sepucuk kartu yang berada di atas mejanya.

Jian mendekati tempatnya dan duduk di bangkunya. Ia mengambil kartu yang berada diatas setangkai bunga tersebut dan membaca isinya ;

"Lo bener penasaran kan siapa gue?"

“Luby,” panggil Jian. “Waktu lo dateng, lo liat siapa yang taruh bunga ini di meja gue?” tanyanya sambil menunjuk bunganya.

“Hm? Gak tuh, aku gak tau, dari tadi udah ada disitu,” ucap Luby. “Mungkin dari Dava kali,” ucapnya lagi.

“Dava?” ucap Jian tidak yakin. “Kayanya bukan,” lanjutnya.

“Terus dari siapa lagi kalo bukan dari Dava?” tanyanya sembari menatap Jian sebentar.

Luby berhenti memainkan ponselnya lalu menatap Jian kembali sembari memasang ekspresi histeris, seperti tau sang pengirimnya. “Jangan bilang itu bunga dari Bayu!” tebaknya.

“Bayu?”

“Bisa jadi loh. Kamu tau kan Bayu bahkan terang-terangan kalo dia suka sama kamu,” ucap Luby sambil berbisik di kuping Jian.

Jian juga tau kalau Bayu memang menyukainya. Tapi Bayu juga bukan tipe orang yang semisterius seperti ini. Cowok itu lebih memilih mengatakannya langsung seperti tempo lalu.

Luby memukul pundak Jian berkali-kali membuat Jian berusaha menghindari pukulan Luby. “Sakit, Luby.”

Oh my good, Jian. Kamu dapet bunga dari Bayu,” ucapnya histeris sendiri, sedangkan Jian sendiri biasa saja. Ia juga tidak yakin kalau bunga itu dari Bayu.

“Yakin lo?” tanya Jian.

Luby menganggukkan kepalanya dengan yakin dan menyatukan kedua tangannya di dagu. “Ternyata Bayu romantis juga ke kamu ya Jian.”

Jian tambah bingung, siapa sebenarnya yang mengirim bunga-bunga ini. Makin banyak orang yang ia curigai dan ia belum satupun menemukan petunjuk. Pengirim bunga itu sangat bermain dengan rapih.

Mungkin sekarang Bayu masuk kedalam kandidat orang yang ia curigai.

°°°

Jian menelusuri koridor mencari Bayu. Tadi Jian sudah mencari dikelas Sosial 3 tapi ia tidak menemukan Bayu disana. Ucapan Luby membuat Jian berfikir apakah bunga tersebut memang dari Bayu atau bukan.

“Nyari siapa?” tanya Dava yang melihat Jian celingak-celinguk di lorong sekolah. Jian menengok ke belakang dan mendapati Dava dan ketiga temannya yang berjalan ke arahnya.

Jian juga sempat menatap mata Samuel sebentar, tentu saja Jian masih merasa curiga dengan Samuel.

“Nyari siapa?” tanyanya lagi.

“Bayu.” jawab Jian tanpa basa-basi.

“Eh buset udah pindah hati aja lo. Dulu aja ngejar-ngejar Dava, giliran udah dapet malah diajak putus. Terus kemaren ngelihatin Sam mulu. Sekarang malah nyariin Bayu,” ucap Austin sembari menggeleng-gelengkan pelan kepalanya.

“Lo udah nyerah ya ngedeketin Sam,” timpal Eman. “Dapetin Sam emang susah ya? Makan hati, soalnya irit ngomong gini. Cewek-cewek lain juga banyak kok yang suka sama Sam, tapi kaga berani ngedeketin,” ucapnya lagi.

JlANLAND [END] PRE-ORDER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang