Hari ini adalah hari Minggu. Di hari Minggu seperti ini, seluruh penghuni yang ada di sebuah rumah sederhana itu berada di dalam rumah. Mereka tak melakukan aktivitas yang menyibukkan seperti yang terjadi di hari biasa, termasuk Taeyeon.
Sejak anak tertua keluarga itu bekerja di pusat kota, intensitas mereka dapat berkumpul bersama menjadi berkurang karena adik Taeyeon pergi ke sekolah sangat pagi dan Taeyeon bekerja hingga malam hari.
Sedangkan ayah Taeyeon memiliki pekerjaan yang waktunya tidak pernah menetap. Hanya ada ibu Taeyeon yang selalu tinggal di rumah kecuali ketika wanita paruh baya itu berbelanja bahan makanan yang akan dimasak dan dijualnya.
Pagi itu, keempat orang itu kini tengah duduk bersama di ruang tengah. Mereka tengah asik bercengkrama bersama, membicarakan, dan menceritakan berbagai hal.
"Eomma, Appa, aku ingin menceritakan tentang kejadian saat aku di sekolah beberapa hari kemarin!" Jinah, atau yang lebih suka dipanggil dengan Ryujin tiba-tiba mengangkat tangan kanannya dengan wajah yang berseri-seri.
Hal itu membuat ketiga orang yang ada di depannya menoleh padanya. Mereka bertiga menunggu cerita yang akan keluar dari bibir Ryujin karena ia merasa ada sesuatu yang aneh dengan gadis tersebut.
"Mwo?" Tanya ibu Taeyeon pada putrinya.
"Wae? Memangnya apa yang terjadi?" Taeyeon juga ikut bertanya kepada adiknya. Gadis itu mulai menceritakan suatu hal kepada mereka.
"Kemarin, aku melihat seorang kakak SMA yang sangat tampan saat ada event di sekolah. Aww! Dia bahkan terlihat seperti malaikat!"
Taeyeon hanya melihat adiknya dengan datar, ini sudah kesekian kalinya gadis itu membicarakan seorang pria tampan yang dilihatnya. Ketika membicarakan hal itu, gadis itu akan heboh sendiri, berbanding terbalik dengan Taeyeon.
"Ada berapa banyak lagi laki-laki tampan yang akan kau lihat dan ceritakan? Huh?!" Perempuan yang berusia beberapa tahun lebih tua dari gadis itu mencibirnya pelan. Mendengar cibiran kakaknya, gadis itu mengalihkan pandangannya.
"Huh... Ne.. sepertinya selalu kamu yang membicarakan tentang pria tampan yang kau lihat, lalu bagaimana denganmu Taeyeon? Apa kau tidak tertarik untuk mencari laki-laki? Apa tidak ada seorang laki-laki yang menarik perhatian mu?"
Pria paruh baya itu memberikan pertanyaan berkali-kali ketika ia baru ingat jika selama ini hanya Ryujin yang sering membicarakan tentang laki-laki, entah itu temannya atau kakak kelasnya, bahkan laki-laki asing yang pernah dilihatnya. Berbeda dengan Taeyeon, perempuan itu tidak pernah menceritakan atau membicarakan tentang laki-laki manapun.
Pertanyaan ayah Taeyeon membuat ketiga orang itu menoleh dan menatap Taeyeon. Mendapatkan perhatian seperti itu dari seluruh keluarganya membuat perempuan itu sangat bingung dan salah tingkah.
"A-anio Appa, aku masih ingin fokus bekerja saja, aku masih belum tertarik mencari laki-laki apalagi aku sendiri pun masih tidak jelas... Jadi hmm... Yeahh... Mungkin nanti."
Taeyeon menggelengkan kepalanya dan menjawab pertanyaan ayahnya sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya yang tidak gatal. Perempuan itu juga mengendikkan bahunya dan tersenyum aneh ketika mengakhiri kalimatnya.
Mendengar jawaban itu, orang tua Taeyeon pun tersadar dengan apa yang perempuan itu katakan. Tak seharusnya mereka membahas tentang hal yang menyinggung perasaan perempuan itu.
"Gwenchana Tae... Kau tidak perlu memaksakan dirimu, tapi jika kau memang telah menemukan laki-laki pujaanmu bilang saja pada kami, ya?"
Wanita paruh baya yang duduk di sebelah Taeyeon menepuk pundak perempuan itu. Taeyeon memberikan senyumnya, walaupun ia saat ini tidak memiliki pujaan hatinya, tapi setidaknya ia memiliki sebuah keluarga yang sangat menyayanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The (Un)seen
УжасыAku dapat melihatmu, tapi mengapa mereka tidak bisa??!!! Aku bahkan tidak memiliki kemampuan sixth sense dan aku juga bukan merupakan anak indigo. But, you're too real for me! SO, WHO ARE YOU?!