Saat ini Taeyeon telah berada di sekitar rumah besar yang pernah ia kunjungi sekali sebelumnya. Bola matanya memeriksa sekitar rumah itu yang lagi-lagi sepi, apalagi di malam hari seperti ini.
Taeyeon merasa sangat gugup, baru pertama kalinya ia melakukan tindak kejahatan seperti ini. Sekarang jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 11.00 malam.
Perempuan itu mengenakan kaos dan celana berwarna hitam, ia juga mengenakan topi berwarna hitam untuk menutupi sebagian wajahnya. Taeyeon meremas kedua tangannya, ia benar-benar gugup. Ini semua adalah ide gila milik Tiffany. Wanita itu menyuruhnya untuk mengambil diary milik wanita itu secara diam-diam.
Tiffany berasalan jika Taeyeon bukanlah maling karena pemiliknya sendiri yang memintanya melakukan hal itu yang itu artinya Taeyeon telah memiliki izin untuk mengambil buku itu dari pemiliknya.
Taeyeon hanya pernah datang ke rumah ini satu kali. Tentu saja ia masih tidak hafal bagaimana kondisi setiap sudut di rumah ini. Yang Taeyeon ketahui, di sisi pintu gerbang terdapat sebuah pos penjagaan yang dijaga ketat oleh security. Tak jauh dari pos penjagaan security itu, terdapat beberapa anjing yang diikat. Sedangkan hampir seluruh sisi rumah itu dilindungi oleh dinding yang tebal dan tinggi.
Melihat kondisi rumah itu yang dijaga ketat saja membuatnya sangat gugup, belum lagi jika mungkin nanti ada orang yang memergokinya, bisa-bisa ia berakhir di dalam penjara hanya karena wanita menyebalkan itu.
"Tae! Ayo cepatlah bergerak! Kau bisa lewat belakang. Di belakang rumah ini ada sebuah jalan kecil yang dapat kamu lewati."
Taeyeon mengerutkan keningnya, dia sangat bingung bagaimana bisa Tiffany dapat mengetahui hal itu, apakah sebelumnya hantu itu telah mengamati setiap sudut yang ada di rumah itu. Ia juga terkejut jika Tiffany ternyata mengikutinya.
"A-apa kau serius?!" Taeyeon terlihat sedikit ragu dengan informasi yang diberikan oleh Tiffany. Wanita itu hanya menganggukkan kepalanya dengan cepat.
Tak ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi karena ia juga takut jika akan ketahuan, Taeyeon segera berlari dengan berusaha menghilangkan bunyi langkah kakinya agar tidak ada yang mendengar langkah kakinya.
Taeyeon berlari cukup jauh untuk mengitari rumah itu karena rumah itu cukuplah besar dan luas. Hingga dua menit kemudian Taeyeon telah sampai di belakang rumah itu. Perempuan itu mencoba mencari sebuah pintu yang dikatakan oleh Tiffany tadi.
Taeyeon terus mengedarkan pandangannya hingga ia menemukan sebuah benda persegi panjang namun letaknya sedikit terperosok ke dalam. Ada sebuah parit tak terlalu besar yang mengelilingi belakang rumah itu dan menghalangi langkah kakinya untuk menghampiri pintu itu. Namun ia sedikit beruntung jika parit itu terbuat secara alami dari rumput-rumput.
Taeyeon berusaha mencari jalan untuk melewati parit itu namun tidak ada. Satu-satunya jalan menuju pintu itu adalah dengan melompati parit tersebut. Taeyeon melihat sekelilingnya, namun ia tak menemukan keberadaan Tiffany.
"Fany-ah... Kau di mana?"
Taeyeon menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sosok itu yang tidak terlihat lagi. "Fany-ah..."
Taeyeon memanggil wanita itu sekali lagi hingga ia mendengar sebuah suara dari belakang tubuhnya. "Wae?"
Taeyeon memutar tubuhnya ke belakang dan berjalan menghampiri Tiffany ketika ia melihat sosok Tiffany kini berdiri tidak jauh darinya.
"Bagaimana bisa aku melewatinya? Ada parit di belakang rumah ini!" Wanita itu berjalan ke depan dan melihat parit yang dilihat Taeyeon tadi.
"Hmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The (Un)seen
TerrorAku dapat melihatmu, tapi mengapa mereka tidak bisa??!!! Aku bahkan tidak memiliki kemampuan sixth sense dan aku juga bukan merupakan anak indigo. But, you're too real for me! SO, WHO ARE YOU?!