9• I'm a...

252 43 21
                                    

"Tenanglah... Aku dapat membereskannya, Yul!"

Jessica melipat kedua tangannya dan berjalan perlahan menuju Taeyeon sambil memberikan tatapan mata yang sangat menusuk.

"Ada apa kau ke sini?! Kenapa tidak mengetuk pintu hah?! Tidak punya sopan santun?!" Taeyeon merasa kesulitan menelan salivanya sendiri ketika melihat tatapan Jessica yang sangat 'tidak manusiawi'.

"A-ani, mi-nianhamnida, sa-ya ingin melaporkan jika orang ini sering mengganggu saya ketika bekerja."

Taeyeon saat ini sangat gugup, dia berbicara terbata-bata kepada atasannya itu. Ia tahu jika situasi yang tercipta saat ini sangat membuatnya terancam. Namun Taeyeon hanya dapat mengatakan apa yang ingin ia katakan sejak awal.

Wanita itu hanya dapat memberikan informasi yang sesungguhnya dan alasan mengapa ia tiba-tiba membuka pintu ruangan milik atasannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dengan tergesa-gesa.

"Apa yang kau katakan?!"

Jessica sangat bingung ketika melihat Taeyeon yang menunjuk-nunjuk ke sebelah kanan perempuan itu seolah-olah di sebelah perempuan itu ada orang lain. Bahkan perempuan itu masih menggenggam lengan wanita yang berada di sebelahnya.

Namun saat ini wanita yang ditunjuk oleh Taeyeon itu tidak dapat terlihat oleh siapapun yang ada di ruangan itu kecuali Taeyeon. Jessica hanya dapat melihat Taeyeon yang telah mengganggu kesenangannya dengan kekasihnya, Yuri.

"Kau datang kemari dengan tiba-tiba dan sekarang kau sedang mengada-ada?! Aku tidak suka bercanda Taeyeon-ssi! Apa yang telah kau lakukan itu sangat mengganggu kami berdua!" Belum sempat Taeyeon memberikan penjelasan lagi, Jessica kembali menghardiknya. Ia semakin takut dan pusing, sedangkan ia melihat Tiffany hanya diam dan tak mengatakan apapun.

Saat ini ia sangat berharap agar Tiffany dapat mengakui kesalahannya atau membantunya. Namun, wanita itu hanya diam datar, pandangannya lurus ke depan, tidak ada lagi raut wajah ketakutan, kecemasan, atau rasa khawatir lagi.

Justru saat ini Taeyeon yang merasakan perasaan-perasaan itu. Apa Tiffany marah kepadanya karena ia tak mendengarkan perkataan wanita itu tadi? Tapi bukankah yang marah itu seharusnya dirinya?!

"Lalu apa yang telah kau lihat tadi?!" Jessica tidak memperdulikan apa yang Taeyeon katakan tadi walaupun perempuan itu mengatakan hal yang aneh, namun yang terpenting baginya saat ini adalah rahasianya dengan kekasih wanitanya.

"Ma-maafkan saya! Sa-saya tidak akan mengatakannya kepada siapapun!"

Mengetahui maksud Jessica, perempuan itu membulatkan matanya dan langsung membungkukkan badannya berkali-kali di depan wanita yang memiliki wajah yang sangat dingin itu.

Jessica berjalan semakin dekat dengan Taeyeon sambil terus melipat kedua tangannya di depan dadanya. Wanita itu terus berjalan melewati Taeyeon menuju arah pintu ruangannya yang masih sedikit terbuka.

Jessica menutup pintu ruangan dengan sangat keras membuat Taeyeon hanya dapat menahan nafasnya dan mematung.

"Kau mau mati, hah?!"

Jessica kembali berjalan menemui perempuan itu dan menatapnya sangat tajam, kali ini wanita itu berbicara tepat di samping telinga Taeyeon. Taeyeon hanya mampu memejamkan matanya ketika mendengar ancaman Jessica.

"Ma-ma-af, Ma-ma-af-kan sa-ya!"

Taeyeon berusaha meminta maaf kepada wanita itu berkali-kali. Taeyeon hanya mampu memejamkan matanya dan menahan nafasnya karena posisi Jessica saat ini hanya berada beberapa senti dari wajahnya.

Yuri duduk di depan meja Jessica sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya dan terus mengamati Taeyeon.

"Hei! Apa tujuanmu datang kemari tadi?!" Jessica menoleh ke belakang ketika mendengar suara kekasihnya yang sedang bertanya kepada pegawainya itu.

The (Un)seenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang