•27• Tell Me The Truth

162 37 14
                                    

Halooo guyssss.....
Sebelomnya gue bener bener mau minta maaf karena baru up cerita ini setelah berbulan-bulan. Lagi ada kesibukan dari akhir bulan lalu, ini masih proses juga sih.. biasa semester akhir, sampe akhirnya lupa dan ga sempet buat update cerita ini. Makasih banyak ya udah baca cerita ini dan sekali lagi maaf karena sudah menunggu lama🙏

☘️☘️☘️☘️☘️

Saat ini telah menunjukkan pukul 10 malam. Itu artinya sudah lima jam setelah Taeyeon kembali ke rumahnya dan langsung mengunci pintu kamarnya tanpa mengatakan apapun pada keluarga angkatnya. Lima jam itu pula Taeyeon terus mengeluarkan air matanya.

Lima jam yang lalu, keluarga angkatnya melihat Taeyeon tiba-tiba memasuki rumah dengan wajah yang sangat memerah dan air mata yang tidak berhenti mengalir dari kelompok matanya.

Seluruh anggota keluarga yang ada di rumah itu sangat bingung, pagi tadi Taeyeon meminta izin untuk menemui keluarga kandungnya, namun sore tadi perempuan itu tiba-tiba kembali ke rumah itu seorang diri dengan keadaan yang sangat hancur.

Hal itu membuat keluarganya sangat bingung dan sampai saat ini pun Taeyeon tidak keluar dari kamarnya sama sekali. Perempuan itu mengurung diri di kamarnya dan mengunci pintu kamarnya dari dalam sehingga membuat keluarganya tidak dapat masuk ke dalam. Hal itu membuat seluruh keluarganya semakin khawatir. Taeyeon tidak keluar kamarnya sama sekali, bahkan hanya untuk pergi ke kamar mandi atau makan.

"Hikkss... Hiksss... Pany-ah... Hikss...."

Hancur. Mungkin satu kata itu yang dapat menggambarkan kondisi Taeyeon saat ini.

Perempuan itu hanya dapat meringkuk di atas ranjangnya dengan kondisi kamar yang cukup berantakan dan sangat gelap. Sejak masuk ke dalam kamar itu, Taeyeon tidak menyalakan lampu kamarnya dan melakukan apapun. Ia hanya masuk ke dalam dan mengunci kamarnya kemudian meringkuk di atas ranjang.

Baju yang dikenakannya dan selimut yang ada di bawahnya pun telah basah karena terkena air mata perempuan itu.

Kepalanya terasa semakin berdenyut-denyut karena ia tak dapat menghentikan tangisannya. Bayangkan ia telah menangis lebih dari 5 jam sejak ia berada di pemakaman.

Hatinya terasa sangat hancur, harapannya untuk dapat hidup bahagia bersama Tiffany lagi telah musnah.

Sejak 5 jam yang lalu pula, Tiffany terus mengamati Taeyeon dari sudut ruangan tanpa dapat melakukan apapun.

Hatinya juga sangat hancur melihat orang yang sangat dicintainya seperti itu. Tiffany dapat mendengar suara pintu yang terus digedor-gedor oleh keluarga yang ada di rumah itu, tapi Taeyeon tetap berada di dalam posisinya.

Taeyeon tak berusaha menjawab sedikit pun setidaknya untuk tak membuat keluarganya khawatir, namun perempuan itu tidak memperdulikannya. Saat ini di otak Taeyeon hanya ada tentang Tiffany.

Wanita yang sedang mengamatinya dari sudut ruangan itu pun semakin tidak tahan, ia tidak dapat membiarkan Taeyeon seperti itu sendirian, apalagi perempuan itu baru saja pulih. Tiffany sangat takut jika keadaan Taeyeon semakin memburuk.

Tidak hanya fisik Taeyeon yang memburuk, mental Taeyeon juga dapat terganggu jika perempuan itu terus seperti itu.

Wanita itu mendekati Taeyeon sangat perlahan, namun perempuan itu tak dapat menyadarinya. Taeyeon masih meringkuk dengan menutup seluruh wajahnya dengan kedua tangannya.

"Taetae..."

Jantung Taeyeon berdetak sangat kencang ketika ia kembali mendengar suara itu. Tapi Taeyeon tetap tak bergeming sedikitpun. Tangisannya semakin pecah ketika mendengar suara itu. Sebelumnya Taeyeon sangat senang ketika ia dapat mendengar suara Tiffany, namun entah mengapa saat ini ia justru merasa sangat hancur ketika mendengar suara Tiffany yang menyapanya. Wanita itu menaiki ranjang milik Taeyeon dan memeluk tubuh mungil Taeyeon.

The (Un)seenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang