Chapter 6

251 12 3
                                    

Menangisah jika kau ingin menangis dan lakukan hal yang terbaik esoknya
-Do do sol sol la la sol

Happy reading!

"Beritau apa, Pa?"

Spontan Stella dan Harry langsung menoleh ke sumber suara tersebut.

Mereka berdua melihat Irene yang sedang mengernyit heran di ambang pintu dapur.

"Apa yang papa sama mama nyembunyiin di belakang Irene?"

"A-ah, gak ada apa-apa, Nak" ucap Stella gelagapan.

"Irene butuh apa? biar mama yang ke kamar kamu" tawar Stella mengalihkan pembicaraan.

Irene hanya menggeleng-nggelengkan kepala lalu ia berlalu dari sana dengan isi kepala yang penuh tanda tanya.

Saat Stella melihat Irene masuk dan menutup pintu kamarnya Stella menoleh ke arah suaminya yang sedang menatapnya juga.

Saat ini mereka berdua sedang berada di ambang kebingungan.

***

Saat ini Irene sedang berada di kamarnya, setelah dari dapur, ia membuka buku diary miliknya.

Ia menulis semua kejadian hari ini.

Irene sangat bingung apa yang harus dikatakan orang tuanya kepadanya?

kenapa harus diam-diam?

Memikirkan hal itu membuat Irene tambah pusing.

Irene menutup buku diary-nya lalu merebahkan tubuhnya di kasur.

Hari ini ia sangat bahagia.

Ini adalah pertama kalinya ia dikejutkan ulang tahun seperti ini, tahun-tahun lalu ia tidak pernah di beri kejutan seperti ini, karena kedua orang tuanya sangat sibuk.

Ia merasa hari ini sangat lah bahagia.
kebahagiannya hanya lah kecil, cukup diucapkan oleh kedua orang tuanya ia merasa senang, ia tak peduli dengan teman-temannya.

Ia tak merasa kecewa ketika teman-temannya tidak ada yang mengucapkan selamat kepadanya.

Pada dasarnya ia tidak mempunyai teman di sekolah. ia dihindari karena di sekolah Irene sangat 'judes'.

Maka dari itu banyak anak yang takut dengan Irene, tapi Irene tak memperdulikan hal itu, selama ia merasa nyaman tak masalah.

Di sekolah Irene tentu saja seperti sekolah lain, ada cinta-cinta monyet dari anak SMA pada umumnya.

Seperti Irene, dia disukai oleh banyak cowok di sekolahnya, hanya cowok saja yang berani mendekati Irene, dulu sebelum ada Corona, banyak lelaki datang ke kelas Irene hanya ingin menyatakan cintanya, dan ditolak mentah-mentah oleh Irene.

Irene sampai jengah setiap hari di depan loker sekolahnya selalu saja ada bunga atau pun semacamnya.

Hingga suatu hari saat pulang sekolah ia lupa mengunci lokernya karena terburu-buru, lalu esoknya ia kembali dan membuka lokernya, penuh dengan bunga dan coklat di dalamnya hingga penuh.

COVID-19[END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang