Chapter 15

193 9 0
                                    

"Jangan bersaing dengan masa lalumu, berharaplah pada hal-hal besar di masa depanmu dan cintailah dirimu saat ini."
-Master sun

Happy reading!

Sudah 1 minggu lamanya Irene tetap demam. masih terbaring lemah di ranjang kamarnya.

Berbagai upaya kedua orang tuanya untuk menyembuhkan anaknya tetapi selalu tak ampuh.

Irene tersadar bahwa tindakan ia selama ini salah, jadi, ia akan memberitahu kedua orang tanya hari ini.

Ya, hari ini.

Stella masuk ke kamar putrinya, terlihat Irene memejamkan matanya.

Tetapi ia tak tidur hanya memejamkan matanya saja.

Dan Stella tau akan hal itu.

"Nak, mama sama papa mau pergi dulu ya, kamu nggak papa kan papa sama mama tinggalin kamu sendiri?" ucap Stella sambil mengelus kepala putrinya.

Irene hanya bisa mengangguk, sangat disayangkan jika kedua orang tuanya pergi saat ini, padahal ia berencana untuk memberitau saat ini juga.

Tetapi melihat kondisi seperti ini, terlihat waktu yang tidak tepat.

Tetapi nanti bisa, bukan?

"Nanti kalau ada apa-apa langsung telepon mama, kalau nggak ya papa, kalau ada orang ngetuk pintu jangan langsung suruh masuk ya."

Irene tersenyum lalu mengangguk.

"Yaudah mama berangkat dulu ya sayang." Stella mencium pucuk kepala putrinya lalu keluar kamar.

Irene hanya bisa menghela nafas, padahal sudah dari tadi pagi jantung nya berdebar kencang.

Selepas mandi sore, ia merasa badannya semakin sakit semua, flu nya yang semakin parah dan sesak nafas menyerangnya.

Uhuk! uhuk!

Irene tekejut dirinya terbatuk, di ruangan hening ini tak ada angin tak ada apa tiba-tiba dirinya batuk?

Irene mengubah posisi menjadi duduk lalu meminum air untuk meredakan batuknya.

Irene terdiam sejenak memikirkan sesuatu, mata nya membulat saat suatu pikiran terlintas di pikirannya

Lalu ia berdiri dan ia pergi ke meja belajarnya dan membuka laptop.

Gejala covid.

Irene mengetikkan kata-kata itu di Google.

Demam?

Batuk kering?

Flu?

Sesak nafas?

Kelelahan?

Irene menutup mulutnya dengan tangannya, ia terkejut.

Apakah ia terkena virus corona?

Ah, nggak mungkin

Biasanya aku ya gini kok.

Pikirnya seolah menenangkan diri.

Uhuk! uhuk!

Irene terus terbatuk dan dadanya semakin nyeri, ia langsung membuka laci dan mengambil obat nyerinya.

COVID-19[END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang