Chapter 4

375 11 0
                                    

Tubuh tidak bisa berbohong, saat terluka tubuh akan menangis, namun hati bisa berbohong, saat terluka hati mampu terdiam.
-It's okay to not be okay

Happy Reading!

"Jeno pingin bisa bicara..."

Harry benar-benar terkejut sekaligus sakit hati setelah mengetahui permintaan Jeno.

Hatinya seolah tergores dengan pisau.

Apa yang harus ia lakukan?

Harry bingung mau menjawab apa. bukankah aneh jika orang bisu meminta ingin berbicara lagi? kesempatan agar bisa bicara sangatlah kecil.

Harry terkekeh.

"Nanti kalau Jeno besar, Jeno pasti bisa bicara lagi, jadi Jeno jangan khawatir dan tunggu Jeno sampai besar ya" ucap Harry sembari mengelus rambut Jeno yang benar-benar lembut.

"Tapi beneran, kan nanti kalau Jeno besar bisa bicara lagi? Ayah gak bohong kan?"

"Dengerin kata Ayah ya, Jeno gapapa kok punya keinginan pingin bicara lagi, tapi Jeno harus bersyukur, Jeno masih bisa melihat, jalan-jalan dan lari-lari..." Harry menjeda kalimatnya

"Coba liat kesana" ucap Harry sambil menunjuk seorang anak kecil yang duduk di kursi roda sembari membaca buku.

"Dia gabisa jalan kayak Jeno, dia juga gabisa bicara kayak Jeno, Jeno harus bersyukur bisa jalan dan bermain bebas ke sana-sini."

"Jadi Jeno harus berdoa kepada Tuhan agar Jeno bisa dikabulin permintaan Jeno kedepannya." ucap Harry sembari membenarkan baju Jeno yang sedikit berantakan.

Jeno mengangguk-anggukan kepalanya.

"Jadi Jeno harus minta sama Tuhan ya biar Jeno bisa bicara lagi?"

Harry tersenyum dan mengangguk.

Flashback Off

"Dia lucu, Papa seneng kalau liat dia senyum itu sampai matanya gak keliatan. Dia manis." ucap Harry dengan tatapan menuju langit.

"Sekarang dia dimana?"

Pertanyaan Irene membuat Harry menghentikan jalannya.

Harry menoleh ke Irene yang sedang menatapnya.

Harry menghela nafas.

"Dia di adopsi sama keluarga kaya. dia awalnya gak mau di adopsi, Katanya gak mau pisah sama papa, tapi gimana lagi? Pihak sekolah juga setuju diambil keluarga yang membutuhkannya." jawab Harry sambil melanjutkan jalannya.

Irene ber-oh ria setelah mendengar jawaban papanya.

"Ya, nggak papa, mungkin sekarang hidup dia lebih baik..." ujar Irene.

"Disini enak ya..." gumam Irene yang dapat di dengar Harry.

Harry tersenyum.

Harry senang melihat anaknya yang bahagia.

Walaupun sederhana tetapi sebagai Ayah, Harry senang melihat anaknya bahagia dalam hal-hal kecil.

COVID-19[END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang