Chapter 10

188 9 0
                                    

Ketika sudah sadar akan arti sesuatu, semuanya pasti sudah terlalu terlambat.
-The king: Eternal monarch.

Happy reading!

"Anda mengidap kardiovaskular atau bisa disebut penyakit jantung."

Kardiovaskular?

Jantung?

Irene menggeleng-gelengkan kepala yang masih tidak percaya, ujian apalagi ini?

"Sebaiknya anda memberitau kedua orang tua anda terlebih dahulu." saran dokter tersebut.

Apakah ia harus memberitau kedua orangtuanya?

Tidak! itu sangat tidak memungkinkan.

"B-baik dok."

"Jika sesak lagi segera ke rumah sakit dan saya kasih resep obat lalu silahkan anda ambil di apotik dekat kantor administrasi, dan juga mohon tenang, ini hanya kardiovaskular ringan jadi resikonya hanya kecil" ucap dokter.

"B-baik dok." tak lama Irene langsung keluar lalu duduk dengan lemas di kursi depan ruangan.

Kenapa semua ini terjadi padanya? kenapa tuhan selalu memberinya ujian yang ia pikir tidak mampu mengerjakannya?

Setelah ini apa yang harus ia lakukan?

Banyak pertanyaan yang ada di pikiran Irene saat ini.

Setelah banyak berpikir yang membuatnya tambah pusing, ia langsung ke apotik untuk mengambil obat dan ke administrasi.

***

02.30

Irene saat ini masih membuka matanya, ia tidak bisa tidur, tadi saat sampai rumah untung saja orang tuanya tidak bangun dan mencarinya jika bangun dan mencarinya ia harus menjawab apa?

Irene selalu kepikiran apa yang terjadi di masa depan nanti, jika penyakit ini tidak bisa sembuh bagaimana perasaan kedua orang tuanya?

Sudah cukup Irene merepotkan keduanya, ia merasa benar-benar bersalah.

Dengan itu ia ingin sukses dan membanggakan kedua orang tuanya. tetapi kedatangan tamu tak di undang datang apakah bisa?

Irene selalu berusaha berpikir positif, apapun yang terjadi.

Irene menenggelamkan wajahnya di bantal untuk merendam tangisannya, ia sudah tak kuat dengan semua ini, ia takut tak bisa melawan.

Ia takut tidak bisa mengerjakan ujian dari Tuhan. benar-benar takut.

Apakah disini ada yang mau berbaik hati untuk menenangkan Irene? saat ini Irene merasa benar-benar sendiri.

Ternyata begini rasanya berjuang sendiri.

***

07.00

Pagi ini, pagi yang seharusnya menyegarkan bagi semua orang tapi tidak dengan Irene, saat ini ia bersiap-siap untuk online class.

Sejak bangun tadi ia merasa tidak punya tenaga, seperti tidak punya semangat hidup.

Pagi ini juga, ia memutuskan untuk keluar kamar untuk sarapan pagi. awalnya ia gugup untuk keluar kamar, ia berusaha untuk tetap semangat, ia juga mengoleskan sedikit liptint agar mengurangi efek pucat.

Irene menarik nafas panjangnya lalu membuka pintu, saat membuka pintu ia menghirup bau makanan buatan mamanya yang sangat menyengat.

Ia merindukan bau masakan di pagi hari seperti ini, lalu ia pergi menuju dapur dan melihat papanya sedang menata makanan di meja makan bersama mamanya.

"Eh? Irene keluar kamar kamu ternyata." ucap Stella dengan hangat.

Stella menarik kursi untuk anaknya dengan senyuman hangat.

Irene awalnya gugup dengan papanya, pasalnya Harry daritadi tak bicara sama sekalipun dan tak tersenyum sama sekali. Irene berpikir mungkin pagi ini suasana hati papanya buruk.

Suasana sarapan bagi ini sangat hening, hanya dentuman sendok yang berbunyi.

Saat Irene mau berdiri untuk mencuci piringnya tiba-tiba sebuah panggilan menghentikannya.

"Irene." panggil Harry

Irene menoleh, lalu ia duduk kembali.

"Soal kemarin..."

"Ah, anggap aja gak terjadi apa-apa pa, Irene gapapa kok." potong Irene, sebab Irene sudah tau arah pembicaraan papanya.

Harry hendak bicara tetapi di potong lagi oleh Irene.

"Yaudah, Irene ada kelas habis gini, Irene ke kamar dulu ya." Irene berdiri lalu berlalu dari sana.

Saat sampai kamar, ia mengunci pintu kamarnya, lalu ia ke laci meja belajarnya lalu mengambil obat yang diberikan oleh dokter.

Sebelum meminum obat tersebut ia mengamati obat tersebut, ia berharap dengan obat ini ia bisa lebih baik.

"Irene"

To Be Continued

Jangan lupa tekan tombol bintang dipojok bawah kiri yaa^^
Jika ada kesalahan tolong komen biar saya revisi.
Maaf di chapter ini lebih pendek
See you next chapter!

COVID-19[END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang