Gourmet Food Supplier

32

Asal Usul Soup Dumplings

Para pelanggan yang telah makan Soup Dumplings memuji hidangan tersebut tetapi nenek yang dibawa oleh kakek tampak sangat tidak puas.

Dengan ekspresi tidak sabar di wajahnya yang ramah, sang nenek berkata sambil menarik kakek, “Sayang, jangan buang waktu kita di sini lagi. Jika dia tidak menawarkannya, maka kita tidak makan. ”

"Sudahlah. Biar saya tanya lagi, ”Kakek mengira istrinya tidak suka lingkungan yang bising dan ramai, lalu dia menepuk tangannya yang sedang menggenggam pakaiannya dan berkata dengan lembut.

"Aku tidak bermaksud begitu," sang nenek buru-buru membantah. Dia tahu dari ekspresi wajah suaminya bahwa dia telah salah paham terhadapnya.

“Anda tahu, pemuda ini tidak terlihat seperti seorang pebisnis. Bagaimana dia bisa berbisnis seperti itu? Menurutku makanannya tidak begitu enak. Ayo pergi."

Begitu mendengar itu, kakek tahu istrinya sudah kehilangan kesabaran. Dia pasti merasa tidak senang dan sedang dalam mood yang buruk karena mereka telah datang ke sini dua kali tetapi masih gagal makan Soup Dumpling. Dia kemudian memberi jaminan kepada istrinya, bersumpah dengan setia.

“Tuan muda ini pasti memiliki keterampilan kuliner yang luar biasa. Roti kukus yang saya makan di pagi hari itu sempurna. Kulitnya sangat tipis dan transparan bahkan kuah yang gurih dan isian yang padat di dalamnya pun dapat terlihat. Selain itu, kulitnya cukup kuat untuk diambil dengan sumpit, tetapi akan mudah pecah setelah Anda memberikan tusukan lembut. Kuahnya juga luar biasa enak. "

"Bagaimana menurut anda? Haruskah kita menunggu sebentar? ”

Nenek yang berdiri di sampingnya memperhatikan wajahnya memerah ketika dia menggambarkan pangsitnya. Dia bahkan tanpa sadar menelan ludahnya saat mendeskripsikan kuahnya. Dia tahu lebih baik dari orang lain betapa suaminya sangat peduli dengan citra dan sikapnya.

“Lihat dirimu. Anda berbicara seolah-olah Anda makan buah ginseng. Oke, oke, saya akan menunggu, ”sang nenek mengompromikan dengan enggan.

“Ini jauh lebih enak dari buah ginseng yang tidak berasa itu,” jawab kakek sambil tersenyum.

"Tuan Muda, bagaimana kalau menyediakan dua porsi untuk saya dan istri saya?" sang kakek mulai membujuk lagi.

"Maaf, saya benar-benar tidak bisa," Yuan Zhou menolak dengan tegas, tanpa ragu sedikit pun.

Di antara harapan Yuan Zhou bahwa banyak orang akan memesan Soup Dumplings. Setelah mendengar penjelasan rinci mereka, bahkan dia sendiri ingin memilikinya. Pengenalan bahan oleh sistem masih tertinggal di benaknya. Dengan bahan-bahan kelas atas itu, Soup Dumpling dijamin enak.

Sistem itu berbunyi, "Daging diambil dari babi Xiang yang punah di Gunung Wuzhi."

“Babi Xiang dari Gunung Wuzhi berasal dari daerah Gunung Wuzhi di Pulau Hainan. Ini adalah 'salah satu ras babi primitif tertua di Cina'. Sebenarnya, ia juga memiliki nama bagus lainnya, yaitu 'Babi Asmara'. Hewan ini merupakan keturunan antara babi peliharaan dan babi hutan. Moncongnya selalu menempel di tanah saat berjalan, oleh karena itu jika dilihat dari belakang, babi ini sepertinya memiliki 5 kaki. Disebut juga 'Babi Lima Kaki' karena orang salah mengira moncongnya sebagai kaki lain.

“Sistem ini menggunakan metode paling ilmiah saat memberi makan babi. Itu diberi makan dengan spirulina platensis, melati, daun murbei kertas dan serangga. Dengan cara ini, persentase daging tanpa lemak akan lebih tinggi; tekstur daging menjadi lebih kokoh, lebih enak dan lebih empuk; kolesterol hampir tidak ada dan juga mengeluarkan aroma yang bersih dan manis. "

“Sejak lahir hingga disembelih, masa pemberian makannya dua kali lebih lama dari babi biasa. Babi Xiang juga mendengarkan musik dan berolahraga setiap hari. Dibiarkan bebas berkeliaran di perkebunan buah-buahan dan memiliki tempat khusus untuk membuang limbahnya. Karena dibiarkan bebas berkeliaran, babi mampu menyerap sepenuhnya unsur selenium dari tanah dan air, sehingga dagingnya mengandung unsur selenium yang melimpah, disertai kandungan lisin yang tinggi dan 3 jenis asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. demikian juga.