03. Keluarga

278 18 0
                                    

Keluarga






Jangan lupa bintangnya dipencet ya
Happy reading!

▫▫▫▫




"Menurut lo, keluarga kita aneh nggak?"

Lelaki dengan keringat membasahi separuh kaos itu berlari mendahului lawan bicaranya. Ditangannya ada bola oranye yang siap ia lemparkan di tengah lingkaran besi yang menggantung di papan berjalan depannya.

Kakinya melakukan lonjakan bersamaan dengan bola yang melayang lalu membentur tangan lain yang menghalangi di tengah perjalanan bulatan oranye itu.

"HEHH! JANUAR!"

Yang dipanggil hanya tergelak renyah ditengah larinya, tangannya asik memantulkan bola ditangannya.

"Jawab lah, Le. Butuh tukar pikiran ini" ucapnya dengan nafas terengah.

Mereka berhadapan dengan ancang - ancang mereka sendiri. Januar dengan bola basketnya dan Alden dengan tangan melebar siap meghadang Januar.

"Tukar pikiran atau tukar gibahan"

Januar berdiri tegak dengan tatapan malasnya, bola ditangannya melayang membentur papan ring dihadapannya

"Emang gue Bang Haikal apa" cibirnya kesal lalu mendudukan diri di tengah lapangan.

"Kenapa sih?" Tanya Alden tetap pada pendiriannya, asik dengan permainannya.

"Kakak yang nggak pernah sedeket abang ke kita?" tebaknya.

Alden mengapit bola di tangannya, lalu ikut duduk disamping Januar. Suasana lapangan komplek sore hari menjadi hal favorit bagi mereka. Terutama ketika semburat oranye terlukis di cakrawala. Peningnya kepala pasca menjadi budak pendidikan lenyap bersama dengan titik peluh yang menetes dalam permainan one by one mereka.

"Bukannya itu hal yang harus kita tanyakan ke diri kita ya, Le?"

Lelaki berkulit putih bersih itu langsung terdiam mendengar jawaban celetukam Januar. Benar, bukannya itu pertanyaan yang harus dilayangkan kepada diri mereka sendiri ya?

"Kenapa kita nggak sedeket itu sama kakak?" Gumam Alden mengambang, Januar memilih diam, mencoba mencari hal lain yang perlu ia utarakan pada kembarannya itu.

"Padahal dulu waktu sebelum kakak ikut ayah kita sedeket itu ya, Le"

Alden mengangguk, tidak menampik ucapan Januar. Dalam dirinya pun masih menggantung banyak pertanyaan mengenai hubungan aneh mereka dengan kakak perempuan mereka. Atau lebih tepatnya hubungan keempat abangnya dengan kakaknya. Ia pikir pikir aneh saat mereka berlima seperti memiliki lingkaran sendiri yang membuat mereka merenggang dengan sendirinya.

Alden maupun Januar tidak pernah mengerti peran seperti apa yang kelima kakaknya tengah mainkan. Terlihat begitu baik ketika dihadapan ibu, tetapi berkebalikan ketika ibu meninggalkan rumah.

Pertanyaannya, mau jadi apa keluarga mereka jika ibu sudah tiada.

"Kalo ibu nggak ada, gimana ya"

AbimanyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang